🦩🦩🦩
Keluarga Jeon tidak lagi memiliki bisnis seperti dulu. Namjoon sebagai ketuanya memutuskan hubungan dengan beberapa orang yang sempat mereka jadikan rekan bisnis ilegal.
Hasil dari penjualan senjata dan narkoba dimisi terakhir, mereka gunakan untuk bisnis yang lebih bermanfaat. Pabrik narkotika yang mereka jalankan sudah mereka oper ke orang lain, dan bayaran yang mereka dapat dari situ juga tak kalah besar dari misi terakhir mereka.
Seperti yang Jeongguk katakan mampu membeli beberapa pulau. Namun mimpi itu di kubur Jeongguk jauh-jauh karena impiannya tidak lagi untuk membeli pulau setelah kisah cintanya berakhir tragis.
Mungkin membeli hotel, membangun restoran, kasino dan beberapa club malam di sekitar kota Seoul adalah pilihan terbaiknya, karena hasil yang mereka dapatkan cukup untuk membayar ratusan karyawan yang masih setia dengan mereka.
Semua club malam mereka ramai didatangi para tamu. Begitu pula dengan restoran yang semakin besar yang dipimpin Hoseok. Sementara Namjoon tidak diperbolehkan untuk bekerja, dia hanya menerima hasil. Ketiganya begitu menyayangi pria jomblo itu, begitu pula dengan adik bontot mereka yang setiap hari kerjanya meladeni beberapa wanita diclub miliknya.
Jika keluarga Jeon begitu menikmati hidup mereka maka demikian juga dengan Taehyung yang dulu sempat punya hubungan dengan mereka.
Dia begitu sibuk dengan dunia polisinya. Dia tidak lagi turun ke lapangan, tidak lagi tertarik mengejar buronan dan penjahat lainnya. Dia sibuk berkutik depan laptopnya dikantor, menunggu dengan sabar hasil yang diberikan anak buahnya.
"Ini berkas yang anda inginkan pak"
Taemin, polisi yang baru bergabung dengan mereka beberapa bulan lalu, begitu semangat menjalankan apapun yang Taehyung perintahkan. Dia baru pindah dari Daegu, tempat asal orangtua Taehyung juga.
"Kerja bagus, kau boleh keluar"
Taehyung membuka satu persatu berkas yang Taemin berikan. Membacanya dengan teliti. Beberapa bulan terakhir dia menyuruh Taemin diam-diam menyelidiki kasus lama yang dilupakan begitu saja oleh atasannya sendiri. Dan dia tidak diperkenankan untuk turun tangan membuka kembali kasus itu.
Ada rasa kecewa saat mendengar keputusan atasannya yang menutup kasusnya begitu saja, dimana didalamnya menjadikan ayahnya yang menjadi korban.
Pukul enam sore, Taehyung kembali kerumahnya, namun sebelumnya dia mengunjungi seseorang yang mungkin melupakannya begitu saja. Memarkirkan mobilnya kemudian berjalan menuju seseorang yang yang sibuk tersenyum, cantik seperti dulu.
Sakit rasanya melihatnya seperti itu. Tubuhnya yang dulu begitu indah, dikagumi semua orang karena kecantikannya. Kini nampak sangat kurus, tersisa tulang yang dibaluti kulit yang semakin keriput namun masih halus dan juga lembut.
Air mata Taehyung turun begitu saja melewati pipinya. Ibunda tercintanya, ibundanya yang dulu menjadi model favoritnya, kini tersenyum indah entah apa alasan dibaliknya.
Sejak Taehyung memasuki bangku kuliah, ibundanya sudah berada disini, dirumah sakit jiwa seputaran kota Seoul.
Atau lebih tepatnya saat ayahnya terbunuh secara sadis dalam satu misi saat mengejar buronan yang menjadi targetnya. Itulah sebabnya dia membuka kembali kasus yang sama yang menjadi Namjoon sebagai target utamanya.
Dari laporan yang dia pelajari dahulu, bahwa Namjoon adalah orang yang sudah melenyapkan ayahnya, dia membunuhnya secara membabi buta saat ayahnya mengejarnya dengan pasukannya yang berakhir nyawanya meregang begitu saja. Dan dengan sadisnya menghadiahkan kepala ayahnya untuk ibundanya yang kini terindikasi gangguan jiwa sejak saat itu.
Namun sayang lagi-lagi dia gagal membawa Namjoon membusuk dipenjara, tapi tidak masalah setidaknya salah satu dari keluarganya merasakan amarahnya dua tahun kemarin yaitu Jeon Jeongguk, walau dia tidak punya cukup kuasa untuk memenggal kepalanya.
Jika saja waktu itu dia berhasil menangkap Namjoon, maka dia akan mengajukan permohonan diri untuk dijadikan sebagai prajurit yang menembak jantung Namjoon untuk dihukum mati, atau memenggal kepalanya.
Dia menyesal karena tidak berhasil membuat kepala Namjoon terpisah dari badannya.
"Kapan dia bisa sembuh dok?"
Tanyanya pada sang dokter yang sejak tadi menuntunnya untuk mendekati ruangan ibundanya, walau hanya bisa menatapnya dari luar. Karena ibunya akan memberontak jika melihat kedua anaknya. Menuduh Taehyung dan Seokjin lah yang sudah melenyapkan suaminya.
"Bersabarlah nak, kita sudah melakukan yang terbaik untuk kesembuhannya, banyak-banyak berdoa nak Tae"
Kalimat itu sudah Taehyung hafal, dokter yang merawat ibunya mengatakan hal yang sama sejak dulu. Dia tidak menyalakan mereka, mereka sudah melakukan yang mereka bisa semaksimal mungkin.
"Baiklah, saya titip ibu ya dok"
Dia berpamitan. Sebenarnya percuma dia datang kesini karena tidak bisa menyapa langsung ibunya, tapi tidak masalah, setidaknya rasa rindunya terobati. Seokjin juga sering mengunjungi ibundanya, namun mereka kembali dengan keadaan yang sama.
Taehyung kembali melihat laporan yang belum sempat dia baca hingga selesai. Dirumah nanti dia harus menyelesaikannya, untuk saat ini dia ingin fokus menyetir sebelum nyawanya menghilang dijalanan.
•jassint•
Bingung gak?😕
Semoga enggak ya
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT
Fanfiction"Jangan cemberut gitu ah, gantengnya berkurang nanti" mencolek dagu Jeongguk. "Sudah hampir tiga bulan berlalu, apa kau masih belum mau memaafkanku? Ini demi kebaikan bangsa dan negara loh sayang"