🦩🦩🦩
Disinilah Taehyung duduk memikirkan cara apa yang harus dia gunakan untuk mengemis kata maaf dari keluarga Jeon terutama Jeongguk yang sudah dia siksa mati-matian.
Hoseok tidak kaget dengan kehadiran Taehyung didepannya. Jimin sudah menceritakannya semalam. Dia melayani Taehyung seperti pelanggan pada umumnya.
"Silahkan, dan selamat datang kembali"
Taehyung tersenyum kecut. Hoseok memang terlihat biasa saja, tapi nada bicaranya tidak lagi seperti dulu. Ya iyalah, keluarga Jeon mana mungkin bisa semudah itu memaafkannya.
Dia dikagetkan dengan satu wanita cantik yang mendekat dan dengan ancang-ancang menggodanya. Tidak terima kasih, dia tidak dalam mood bagus untuk menyentuh orang.
Merasa tidak direspon wanita itu meninggalkan Taehyung dengan umpatan kasar yang terdengar jelas ditelinga Taehyung.
Siapa peduli?
Tujuan utama Taehyung saat ini adalah mengemis maaf Jeon Jeongguk jika keduanya bertemu. Tapi sepertinya itu agak mustahil. Pemuda itu sempat bertemu tatap dengan Taehyung namun tatapannya sangat asing untuk Taehyung. Ah sepertinya dia benar-benar serius dengan kalimatnya dulu
'mari manjadi musuh selamanya'
"Ayo berpikir, ayo berpikir"
Taehyung memukul kepalanya sendiri. Dan dengan percaya diri dia berjalan mendekati Jeongguk yang sedang dikelilingi para pelacur itu. Dia tidak salah sebutkan? Bukankah itu sebutan yang cocok saat mereka menyodorkan badan dengan sukarela pada pria manapun.
"Boleh minta waktunya sebentar?"
Tanyanya dengan sopan, dia menganggap bahwa keduanya adalah orang asing, dia harus memulai semuanya dari awal.
Namun sayangnya Jeongguk menolaknya dengan tangannya yang seakan mengusir Taehyung agar menjauh dari hadapannya.
"Sebentar saja"
Taehyung bisa melihat gesture tubuh Jeongguk yang mulai menegang menahan amarahnya. Dia bahkan mengepal kedua tangannya siap memukul. Rahangnya mengeras dan tatapannya menusuk Taehyung begitu dalam. Taehyung bisa melihat kebencian didalamnya yang teramat sangat.
Dengan sendirinya Taehyung menyingkir dari hadapan Jeongguk. Ah ini sedikit memalukan, apalagi ditolak didepan para pelacur yang ingin sekali Taehyung lempar kedasar jurang.
Jeongguk meramas bokong salah satu dari mereka yang membuat suara gadis itu terdengar begitu erotis. Dan itu terjadi didepan mata Taehyung. Ah mungkin lain kali dia meminta maaf, karena entah kenapa Taehyung merasa Jeongguk sengaja melakukannya didepan Taehyung agar dia segera menyingkir.
Dia kembali ketempat minum dimana Hoseok sepertinya menaruh iba padanya karena sudah jelas dia melihat Taehyung ditolak Jeongguk tanpa suara.
Taehyung sudah terbiasa dengan minuman keras akhir-akhir ini, makanya dia meminta lagi dan lagi pada Hoseok agar gelasnya tidak dibiarkan kosong.
Jeongguk benar-benar tidak pedulikan keberadaan Taehyung sama sekali. Dia sudah bersumpah untuk tidak lagi mengenal nama itu.
Jika biasanya dia melarang keras untuk berciuman didepan umum, entah kenapa saat dia yang memulai lebih dulu.
Memakan bibir wanita itu dengan kasar, dia hanya mengikut saat wanita itu malah menuntunnya ke depan meja Hosoek bekerja.
Tangan Jeongguk tidak tinggal diam, bokong sexy itu menjadi sasaran utamanya. Matanya sempat bertemu dengan Taehyung yang tepat disampingnya, namun bagi Jeongguk Taehyung adalah orang asing.
Wanita itu meminta Hosoek untuk menuangkannya minuman, dan Hosoek hanya menurut. Setelah memasukkan minuman itu dia kembali meladeni Jeongguk yang tidak biasa bergairah didepan umum begini.
Mata Hosoek menatap Taehyung sejenak. Dia tahu betul arti tatapan Taehyung pada adiknya yang tidak tahu malu bercumbu secara terang-terangan seperti ini. Wah dia benar-benar sudah berubah.
Namun Hosoek juga tidak bisa menyalahkan Jeongguk yang tidak punya hati begini. Kalau diingat-ingat waktu yang sudah lalu maka semuanya berakhir karena ulah Taehyung itu sendiri, maka sekarang Hosoek harusnya mengucapkan..
"Selamat menikmati"
Taehyung tidak tahu ucapan Hosoek itu, selamat untuk menikmati minuman atau menikmati pemandangan didepan mata Taehyung kini.
Jikapun keduanya maka Taehyung akan menikmatinya walau bagaimanapun toh sudah terjadi.
Taehyung mengambil kunci mobilnya, tadi dia sudah bayar di awal. Dia keluar club bersamaan dengan berakhirnya kegiatan Jeongguk dengan wanitanya.
Taehyung, jalannya terseok-seok menyeret kakinya, dia mabuk berat. Dan dia mendengar langkah terburu-buru mendekatinya sebelum tubuhnya ambruk ke tanah.
Tangan kekar melingkari pinggangnya "Pak, saya anter yah pak"
Taehyung yang masih setengah sadar kenal betul siapa pria paruh baya yang menopang tubuhnya kini. Supir rumah Jeon yang sudah bekerja semenjak Jeongguk kecil. Setidaknya itulah secuil ingatan Taehyung saat ini, sehingga dia tidak perlu khawatir jika saja ada yang memanfaatkan keadaan mabuknya kini.
Taehyung tertidur pulas dimobil. Supir yang mengantarnya bingung kemana dia akan membawanya. Dia bahkan belum sempat menanyakan alamat pemuda yang tidak sadarkan diri di kursi belakang.
Setelah mendapat sebuah perintah dari ujung sana saat dia menghubungi seseorang yang dia segani. Akhirnya dia memilih membawa Taehyung ke rumah tuannya.
Dia tahu betul siapa pemuda yang kini dia bawa. Sebetulnya dia takut jika saja kejadian dulu terulang kembali. Tapi perintah adalah perintah.
Maka siapa dia yang berani menolak perintah tuan Namjoon untuk membawa Taehyung kerumahnya.
Pak supir memarkirkan mobilnya digarasi, setelahnya membawa pemuda itu kedalam rumah.
"Tuan, dia dibawa kemana?"
Namjoon tersenyum mendapati seorang polisi yang dulu begitu gigih mengejarnya hingga kelubang semut sekalipun, kini kembali dihadapannya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Namjoon ingat betul bagian tubuh mana dari anaknya Jeon Jeongguk yang masih membekas akibat ulah Kim Taehyung. Maka bukankan sekarang adalah saat yang tepat untuk membalas semuanya?
Namjoon tidak butuh ijin dari siapapun untuk bertindak bukan?
Dia menatap sebuah ruangan gelap yang sudah lama tidak digunakan. Tempat yang memang sengaja dibuat khusus untuk seorang seperti Kim Taehyung.
"Bawa dia ketempat seharusnya"
•jassint•
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT
Fanfiction"Jangan cemberut gitu ah, gantengnya berkurang nanti" mencolek dagu Jeongguk. "Sudah hampir tiga bulan berlalu, apa kau masih belum mau memaafkanku? Ini demi kebaikan bangsa dan negara loh sayang"