🦩🦩🦩
Namjoon memimpin rapat penting yang dihadiri beberapa diantara mereka saja, dan kali ini Jeongguk ikut andil dalam rencana besar kali ini. Kalau dikalkulasi dari penghasilannya akan sangat cukup untuk membeli tiga pulau untuk Jeongguk. Karena cita-citanya adalah tinggal dipulau tepecil bersama keluarga kecilnya nanti bersama Taehyung.
Kali ini misi besar-besaran akan dilakukan di akhir tahun, tepatnya tanggal 30 Desember, hari dimana Taehyung ulang tahun. Dan saat itu mereka akan beraksi dimana orang-orang pastinya akan sibuk dengan kegiatan akhir tahun mereka.
Penyeludupan senjata ke Iran, sesuai permintaan, dan juga narkoba ratusan kilogram dari hasil racikan tangan anak buah Namjoon. Tak ada satupun yang mengetahui dimana tempat pembuatannya kecuali Jimin, Yoongi dan Hoseok. Namjoon bahkan tidak memberitahukan tempat pembuatan barang haram itu pada anaknya. Katanya akan tiba saatnya nanti. Kalau untuk gudang penyimpanan senjata dia bisa memberitahukan pada Jeongguk.
Kali ini Jeongguk dipercaya ikut andil dalam misi. Mereka punya tugas masing-masing. Jika Jimin adalah penyedia racun, atau bahkan bom untuk diledakkan kapan saja, maka Yoongi ditugaskan sebagai sniper dan Hosoek adalah perantara untuk mencapai kata sepakat tentang harga yang harus mereka bayar atas barang yang mereka jual.
Hosoek sudah lama menjadi perantara untuk menegosiasi, dan biasanya dia memikat orang dengan senyumannya. Entah bagaimana dia bertindak yang pasti dia selalu berhasil.
Dan tugas Jeongguk disini ditunjuk sebagai pengamanan, dia wajib mengamankan barang senilai milyaran rupiah hingga sampai ke tempat tujuan. Ayahnya berani memberinya tugas yang berat dan tentu dia menyanggupinya.
"Boleh bawah mobilku sendiri gak yah?"
"Yang benar saja bocah. Mobil jelekmu gak akan berguna nantinya"
Yoongi benar, dari sekian banyak mobil Jeongguk, tidak ada satupun yang bisa diandalkan saat misi nanti. Kalau soal kecepatan jangan ditanya, memang semua mobilnya rata-rata dibeli karena kecepatannya dan bodynya yang bagus.
"Tapi mobil saya cepet om"
"Iya cepet. Cepet juga buat kamu mati" Mulut Yoongi memang tajam dan terpercaya.
"Benar nak. Pakai mobil biasanya aja. Oh iya kapan Taehyung balik dari liburannya?"
"Besok yah, tapi lusanya dia pergi lagi ada pemotretan, dia balik tepat saat tgl 30. Dia akan marah jika aku tidak ada di hari ulangtahunnya nanti"
"Kenapa tidak kau ajak saja?" Tanya Jimin
"Gak. Dia gak boleh ikut, aku gak mau dia terluka"
Jeongguk tentu tidak akan membiarkan kekasihnya ikut dalam misi bahaya itu. Misi kali ini cukup beresiko, yang pertama resiko meninggal dan yang kedua ditanggap polisi. Biar Jeongguk saja yang mengalami keduanya, jangan kekasihnya.
Taehyung adalah seorang model. Daya tarik model selain paras cantik adalah ditubuhnya. Jika terluka maka akan dipertanyakan nanti, dan karirnya bisa saja kelar. Biarkan Taehyung menjalani hidup biasa seperti yang lainnya. Selama ini dia membiarkan kekasihnya mengikuti misi kecil-kecilan karena Jeongguk yakin bisa menjaganya dari bahaya apapun. Dan dia berhasil. Tapi untuk misi yang akan datang dia tidak akan membawa Taehyung didalamnya.
"Baiklah budak Taehyung, terserahmu saja"
"Apa kau memberitahunya soal misi ini?"
"No ayah, aku tidak mau ambil resiko. Entar dia ngelarang aku ikut dan maunya cuddle aja berdua dirumah selama kalian bekerja kan gak enak saya kalian semua yang jomblo"
Setelahnya dia keluar dari ruangan karena tidak ada lagi yang perlu dibahas, semuanya sudah jelas.
Hosoek menatap Namjoon "Joon, ini firasat saya atau kau memang belum sepenuhnya mempercayai Taehyung"
Namjoon mengangguk. Dia tidak mengelak sedikitpun. Walau Taehyung sudah lama dia anggap sebagai keluarganya dan beberapa kali mengikuti misi bareng Jeongguk, entah kenapa dia belum sepenuhnya mempercayai Taehyung.
Ada rasa takut dalam dirinya, yang dia sendiri pun tidak tau itu apa persisnya. Namun dari semua ketakutan yang dia miliki adalah sebagai besarnya berkaitan dengan Jeongguk dan Taehyung.
Takut jika saja Taehyung mengkhianatinya nanti, takut kalau Jeongguk terlalu terbuka dengan pacarnya maka akan berakibat fatal untuk mereka semua yang ada di rumah ini. Makanya hingga detik inipun Taehyung tidak pernah masuk keruang rapat rahasia yang kini mereka gunakan. Jika ada Taehyung maka ruangan yang digunakan adalah ruangan pertama dan ruangan kerja biasa Namjoon. Bukan ruangan yang ditutupi lemari gede ini.
"Itu hanya perasaanmu aja Joon. Taehyung tidak seperti itu. Kami sebenarnya sudah beberapa kali membawanya bersama tanpa persetujuanmu"
Namjoon sedikit kaget. Misi Hosoek jauh diatas Jeongguk dimana resikonya tiga kali lipat untuk meninggal. Itu artinya Namjoon tidak perlu khawatir, buktinya selama ini semuanya aman terkendali bahkan dari polisi-polisi bodoh diluar sana.
"Kalau tidak mengingat kalian miskin, saat ini juga ku tendang dari rumah ini. Bisa-bisanya kalian membawanya tanpa ijinku. Bagaimana kalau calon menantuku terluka?"
"Anak sama bapa sama-sama budak Taehyung. Miris"
"Ngaca Yoon, kau yang setiap pagi membangunkannya agar kau bisa melihat muka gemesnya setelah bangun tidur kan?" Muka Yoongi memerah.
Memang betul Yoongi tiap pagi bangun dengan cepat agar bisa membangunkan Taehyung, walau Jeongguk sedang memeluk kekasihnya itu Yoongi tidak peduli. Walau dia harus menggunakan cara ilegal membuka kamar Jeongguk demi lihat Taehyung setelah bangun pagi.
"Ya aku akui, dia segemes itu"
Kalau Hosoek lebih seringnya memberikan semua jajan yang Taehyung inginkan setiap harinya. Bahkan tak jarang dia datang ke lokasi pemotretan Taehyung untuk memastikan dia makan dengan baik.
Jimin pun sama budaknya dengan mereka. Semenjak mereka berdua jadi sahabat dekat, dia memberikan apapun yang Taehyung mau. Apapun.
•jassint•
Chapter ini aneh gak?
Aku kurang puas dengan penulisannya. Kalau ada yang bingung tanya ya.Malu bertanya sesat dimana??
Mungkin nanti kedepannya materi per-mafia-an-ku akan diupgrade wkwkwk🙇♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT
Fiksi Penggemar"Jangan cemberut gitu ah, gantengnya berkurang nanti" mencolek dagu Jeongguk. "Sudah hampir tiga bulan berlalu, apa kau masih belum mau memaafkanku? Ini demi kebaikan bangsa dan negara loh sayang"