🦩🦩🦩
Sudah satu Minggu Jeongguk ditinggal kekasihnya untuk pemotretan di luar kota. Taehyung hanya mengabarinya jika dia ada waktu kosong. Selebihnya Jeongguk hanya harus banyak berdoa agar Taehyung segera pulang. Dia rindu akan kekasihnya yang semakin cantik.
Terakhir mereka bertemu adalah saat mengantar Taehyung ke salah satu stasiun televisi. Sungguh Taehyung terlihat sangat cantik. Jeongguk menjerit didalam mobil saat Taehyung tersenyum meladeni candaan host diacara tersebut.
"Cantik"
Sudah ratusan kali Jimin mendengar pujian itu dari Jeongguk yang kini menyenderkan tubuhnya dibahu Jimin.
Taehyung memang secantik itu, jadi tidak salah kalau semua orang dirumah ini begitu mengidolakannya. Tak jarang mereka dapat ceramah dari Jeongguk agar berhenti memuja pacarnya itu.
Jeongguk menaruh hp ditelinganya, hanya nada sambung tak kunjung diangkat. Namun dia tidak menyerah dengan mudahnya. Jika semua orang was-was untuk beberapa jam kedepan, maka Jeongguk was-was takut Taehyung marah karena dia tidak bisa menghadiri acara ulang tahunnya.
Baru saja Jeongguk senang karena akhirnya Taehyung mengangkat telponnya "Halo, say__"
Jeongguk mempoutkan bibirnya seperti bayi, kembali menyender dibahu Jimi "Dia sesibuk itu ya Jim?"
BRAK
Namjoon yang sejak tadi mengoceh tentang strategi yang akan mereka gunakan, kini mengamuk parah. Menatap Jeongguk tajam, membuat anaknya menciut. Padahal dia lagi sedih, makin nambah sedihnya, namun kali ini sedihnya karena takut dengan tatapan membunuh sang ayah.
"Kau harus menyerahkan nyawa ketangan polisi jika kau gagal. Dan kemungkinan terbesarnya adalah kau akan membusuk dan mati dipenjara. Jadi Jeon Jeongguk kau masih punya pilihan beberapa jam kedepan. Pikirkan baik-baik, dan jangan menyusahkan mereka jika ikut andil dalamnya"
Jeongguk meletakkan hpnya dimeja, menegakkan tubuhnya. Mengambil beberapa lembar yang mereka jadikan sebagai acuan dimisi beberapa jam mendatang.
Penyelundupan ratusan senjata api ilegal berbagai macam jenis. Senjata api ilegal tersebut akan diserahkan kepada kelompok kriminal bersenjata di Suriah. Aksi jual beli senjata sejatinya sudah biasa untuk Namjoon, namun kali ini adalah misi terbesar. Karena didalamnya akan melibatkan keluarganya terutama anaknya yang masih mudah. Jeongguk harus dilatih agar terbiasa jika suatu saat nanti Namjoon menyerahkan tanggung jawab itu padanya.
Bukan hanya senjata api ilegal kali ini beberapa jenis narkoba sesuai kesepakatan mereka jalankan dalam satu misi. Narkoba berjenis amphetamine seberat 15 ton yang diperkirakan berisi 84 juta tablet dengan nilai 1,12 miliar dolar AS (Rp16 triliun).
Siapa yang tidak tergiur dengan harga fantastis ini, maka mereka akan mengambil resiko itu apapun yang terjadi.
"Maaf ayah"
Hanya itu yang bisa Jeongguk katakan pada ayahnya. Dia seharusnya serius dalam hal ini, dia seharusnya tidak egois memikirkan nasib percintaannya saja, karena nyawa keluarganya juga terancam jika dia melakukan kesalahan nantinya.
"Bagaimana persiapanmu Jim?"
Sudah seminggu belakangan Jimin menyiapkan 'Asam super (HSbF6) gabungan asam fluorida dengan antimon pentafluorida (SbF5). Bisa juga HF dengan asam sulfat (asam keras) membentuk asam super fluorosulfonic acid (FSO3H)'. Kedua senyawa asam super itu sangat berbahaya bagi manusia apabila terkena kontak langsung. Bahkan daging dan tulang dapat larut dalam waktu cepat (sumber REPUBLIKA.co.id)
"95%, sore ini semuanya akan rampung, saya jamin" Jimin menjawab dengan yakin
"Hoseok?"
"Tenang, pihak Suriah sudah tidak sabaran mendapatkan barang-barang kita, tapi sepertinya jalur laut tidak aman untuk misi kali ini, kepolisian Suriah sudah mengetahui strategi kita, jadi plan B terpaksa harus dijalankan dengan resiko jauh lebih besar"
"Bagaimana bisa?"
Hosoek menggeleng, hanya itu yang dia tahu, selebihnya tidak. Mereka hanya berkomunikasi lewat telpon, namun mata-mata di Suriah pun mengatakan hal yang sama jika pihak kepolisian sudah mengetahui rencana besar mereka. Mereka pun tidak bisa menunda lagi, karena kesepakatan tetaplah kesepakatan, mereka pun sejak awal sudah tahu bahwa nyawa adalah taruhannya.
"Tenang Joon. Saya sudah menambah pasukan 4x lipat dari yang sebelumnya. Dan dijamin semuanya lolos seleksi, melebihi bocah itu"
Jeongguk tidak terima selalu dikatakan bocah oleh Yoongi, tangannya dengan cepat menodong pistol didepan jidat Yoongi. Yoongi hanya tersenyum sinis.
"Nice move, kid"
Jeongguk melirik kebawah, pistol Yoongi akan menghancurkan masa depannya.
"But, make sure your cock is safe jika tidak ingin mengecewakan Taehyung"
Jeongguk menurunkan pistolnya, meletakkannya kembali didalam sepatutnya, kemanapun dia pergi Namjoon selalu membekalinya dengan benda kecil itu.
"Ok, karena plan A sudah gagal bahkan sebelum kita mencoba, plan B adalah rencana utamanya. Kita masih punya plan C jika plan B pun gagal. So prepare yourself well"
Namjoon mengakhiri pertemuan itu, dia mempersilakan semuanya keluar. Tapi entah kenapa mereka tidak beranjak sama sekali. Yoongi yang biasanya akan tidur kapanpun dan di manapun dia melebarkan tangannya, meminta pelukan hangat dari siapa saja yang ingin memeluknya sebelum dipanggil malaikat maut. Mereka semua melebur dalam satu pelukan, kecuali Namjoon yang tersenyum menatapnya.
"We'll be fine, I promise"
•jassint•
🥵
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT
Fanfic"Jangan cemberut gitu ah, gantengnya berkurang nanti" mencolek dagu Jeongguk. "Sudah hampir tiga bulan berlalu, apa kau masih belum mau memaafkanku? Ini demi kebaikan bangsa dan negara loh sayang"