12 : What do i want!?

6.1K 1.1K 104
                                    

○🏀○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○🏀○

Jaemin mencoba mengatur nafasnya yang terburu, matanya tertuju pada sosok lelaki mungil yang masih berlari dengan semangat menuju ring di seberangnya. Tenaganya sudah benar-benar habis, bagaimana tidak! Mereka sudah bermain selama 2 jam setengah tanpa istirahat.

Pemuda bersurai merah muda itu mengalihkan pandangannya pada anggota teamnya yang keadaannya tak jauh berbeda dengannya, semuanya kelelahan.

"Injun Hyung! Istirahat dulu!"

"SHUT UP!"

Minhyung tersentak mendengar bentakan Injun pada anggota termuda mereka, ada yang tidak beres. Injun memang keras kepala dan kasar, tapi ia tak pernah membentak. Ia selalu berucap sumpah serapah dengan nada tajam atau bahkan datar, jarang sekali lelaki mungil itu menaikkan nadanya.

Pemuda kelahiran Kanada itu berlari mendekati Injun, yang tentu langsung mendapat gelengan tak setuju dari anggota yang melihat aksi Minhyung. Jaemin menepuk dahinya saat melihat aksi nekat Hyungnya itu.

Kenapa ia mengajukan diri masuk ke dalam kandang singa lapar!?

Chenle dan Jisung pun saling menatap sebelum mengangguk dan berlari keluar lapangan indoor, "Kita beli minum dulu, ya!!" Teriak Chenle, Jeno membelalak melihat kedua adik kelasnya yang berlari keluar, "Ikut! Bye, Jaemin." Ujar Jeno lalu menyusul kedua adik kelasnya.

Jaemin baru saja ingin membuka suara, namun tiga manusia kurang ajar itu sudah hilang entah kemana. Sehingga hanya menyisakan Jaemin, Minhyung, dan Injun yang sedang dalam mode galaknya.

"Injun." Panggil Minhyung, namun Injun tak mengubrisnya dan terus mendribble bola basketnya. Yang lebih tua menghela nafasnya, sebelum bergerak untuk merebut bola yang berada dalam genggaman Injun.

Tapi, begitu bola berada di tangan Minhyung, ia justru terkejut, kenapa mudah sekali merebut bola dari Injun?

Pemuda kelahiran Agustus itu melempar bolanya ke arah Jaemin dan menarik Injun untuk duduk di pinggir lapangan. Sedangkan lelaki berparas bak kelinci yang baru saja menerima bola itu, membuang nafasnya lega, ia pikir Injun akan menghajar Minhyung saat itu juga.

"Kamu kenapa?" Tanya sang kakak kelas. Injun hanya memalingkan wajahnya, menghindari kontak mata dengan sang kakak kelas.

"Kenapa apanya?" Balas Injun malah balik bertanya.

Minhyung mengangkat alisnya sebelah, merasa tebakannya benar, "Hwang Injun, what's wrong?" Panggilnya. Namun, Injun masih tak menjawab lagi.

Love? -HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang