○🏀○
Injun berjalan tertatih seraya berpegangan dengan Jisung yang sejak pemuda mungil itu menginjakkan kakinya di sekolah, lelaki jangkung itu langsung membantunya berjalan dengan raut panik khasnya yang tercetak jelas di wajahnya.
"Injun hyung kenapa selalu dipukulin, sih?" Tanya Jising bingung dengan kondisi kakak kelasnya yang selalu menjadi bulan-bulanan tim lawan.
Pemuda kelahiran Maret itu menggidikkan bahunya, "Mereka sebenernya naksir sama Hyung, Ji. Makanya mereka kasar biar bisa narik perhatian Hyung." Jelas Injun yang jelas-jelas sebuah kebohongan.
Namun dapat terlihat jelas Jisung menatapnya dengan tatapan berbinar seakan baru saja diberikan pencerahan.
"Jadi selama ini gara-gara itu!?"
Injun berusaha mati-matian menahan tawanya, ia mengangguk pelan sebagai jawaban pertanyaan Jisung. Pemuda jangkung itu mengeluarkan suara 'Heol' dari belah bibirnya, sepertinya Jisung benar-benar mempercayainya.
"Gampang diculik, nih."
Mereka berdua seketika menoleh pada sumber suara yang menyela pembicaraan mereka, nampak Jeno yang datang dengan sebuah gulungan kertas tebal di tangannya. Lelaki berparas bak samoyed itu memukul pelan kepala Injun dengan gulungan kertas itu lalu mencibir.
"Jangan suka bohongin orang, dosamu numpuk."
Injun yang menerima pukulan itu hanya mengaduh, "Sakit!" Keluh sang pemuda mungil, yang membuat Jisung panik seketika. Pemuda jangkung itu dengan cepat berdiri di depan Injun dan mengecek kepala sang kakak kelas dengan teliti, setelah selesai mengecek keadaan kakak kelasnya, ia berbalik menghadap pemuda bermata bak bulan sabit itu.
Plak
Jeno lantas mengaduh saat Jisung mendaratkan telapak tangan besarnya pada lengannya dengan keras, pemuda jangkung yang lebih muda darinya itu justru menatapnya galak.
"Jeno Hyung, Injun Hyung lagi sakit! Aku bilangin Jaem-"
Belum sempat Jisung menyelesaikan ucapannya, Injun lebih dulu pergi menaiki tangga dengan tertatih. Ia malas mendengar keributan Jeno dan Jisung di pagi hari. Kaki kanannya benar-benar tak bisa ia gunakan untuk beberapa minggu ke depan.
Sebenarnya saat ia ditendang itu seharusnya cederanya tak separah ini, tapi karena tempo lalu ia sempat jatuh dari sepeda Jaemin dan kakinya sudah cedera sejak itu, ditambah dengan pukulan dan tendangan bocah kurang ajar itu, semakin parah lah cederanya.
"Butuh bantuan nggak, Njun?"
Injun seketika menoleh dan mendapati gadis bersurai hitam pekat dengan beberapa helai berwarna biru, pemuda mungil itu tersenyum dan mengisyaratkan gadis itu untuk mendekat.
Gadis itu menaiki tangga dengan cepat untuk mensejajarkan dirinya dengan Injun, dan berjongkok di depan sang pemuda mungil. Injun yang terkejut pun reflek berucap, "Kamu ngapain, Jin!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love? -HyuckRen
Ciencia Ficción"Dek, nyasar?" "..." Kisah Lee Haechan yang jatuh cinta pada Ace dari Team basket musuh sekolahnya. [Klandestin series pt. 3]