30 : The ending i wished i got

7.5K 817 230
                                    

○🏀○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○🏀○

Injun meregangkan otot lengannya yang terasa kebas, ia baru saja selesai dengan kelas terakhirnya hari ini. Pemuda mungil itu menatap lelah pada tumpukan buku di atas mejanya, dan mengemas buku-bukunya ke dalam tas.

Hwang Injun kini telah berusia 23 tahun, dimana ia melanjutkan studinya di UNITE University, dengan mengambil jurusan psikologi. Sebenarnya ia berniat mengambil jurusan kedokteran hewan, tapi nilainya ternyata juga mencukupi untuk masuk ke pilihan pertamanya.

Pemuda mungil bersurai hitam itu memijat pangkal hidungnya pelan saat ia merasakan pening yang menghantam kepalanya, akhir-akhir ini ia tidak mendapat jam tidur yang baik akibat tugas dan praktek yang menumpuk.

"Injun sunbae!!" Sebuah panggilan keras menggema disepanjang lorong koridor, Merasa namanya terpanggil, lantas pemuda mungil itu menoleh pada sumber suara, dan mendapati seorang gadis yang tengah berlarian ke arahnya.

Nampak seorang gadis bersurai hitam, dengan beberapa helai yang berwarna hijau, berbalut kemeja putih lengan panjang dan celana jeans hitam berhenti dihadapannya. Gadis itu mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari dari lantai dua hingga ke pintu utama.

Lune, dia adalah adik kelasnya semasa SMA. Kalian ingat gadis berkacamata yang Injun tak sengaja tabrak? Gadis tu adalah Lune. Penampilannya memang sangat berbeda dari saat ia masih SMA, dan sifatnya juga... sangat berubah.

"Sunbae, hari ini sibuk, kah?" Tanya nya.

Injun mencoba mengingat-ingat bila ia memiliki kegiatan selepas ini, perlahan ia menggeleng ragu, "Kayaknya aku senggang, kenapa?"

Gadis itu lantas mengulas senyum sumeringah, "Nih." Ia menyodorkan dua lembar tiket pada sang senior, Injun mengerutkan alisnya dikala matanya tertuju pada penampilan tiket yang terlihat cukup mahal itu.

"Ini apa?"

"My Art Gallery! Ini buat penugasanku, Sunbae. Bisa datang, kan?? Aku harus habisin 100 tiket, kasihani aku sunbae..." rengeknya seakan ingin menangis.

Injun terkekeh mendengar keluhan sang adik tingkatnya, ia meraih tiket itu, dan menepuk pelan pucuk kepala sang gadis, "Berapa? Biar aku bayar."

Gadis itu membelalakkan matanya, lalu menggeleng keras, "Nggak! Buat sunbae gratis!!" Ucapnya seraya tersenyum simpul.

Ding!

Injun melirik sekilas layar ponselnya yang menunjukkan sebuah notifikasi chat, ia memasukkan tiket itu ke dalam tasnya, dan berpamitan pada sang junior.

"Thanks, Lune. Aku duluan, ya." Ucap Injun, gadis itu mengangguk, "Hati-hati, Sunbae!!"

Dan dengan begitu Injun bergegas keluar dari wilayah kampus, meninggalkan gadis itu menatapnya berjalan menuju gerbang, hingga hilang termakan jarak.

Love? -HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang