27 : My Boy

5.3K 809 180
                                    

○🏀○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○🏀○

Pemuda mungil yang masih berseragam sekolah itu menyandarkan dirinya pada dinding di sebelah gerbang utama sebuah gedung sekolah. Ah, ia tengah menunggu pemuda tan yang katannya ingin belajar bersama untuk ujian kelulusan.

Bagaimana dengan status mereka? Haha, masih teman. Memang apa yang kalian harapkan dari sepasang pemuda yang menahan diri masing-masing? Tapi, bisa dikatakan hubungan mereka berkembang sangat baik sejauh ini, Haechan benar-benar memperlakukan Injun dengan penuh perhatian, dan Injun juga menjaga jaraknya dari anak-anak Dream yang selalu melakukan skinship berlebih.

Mereka menghargai keinginan masing-masing.

"Injun-ah!!!"

Kepala Injun seketika terangkat saat mendengar namanya terpanggil, senyum senangnya tak bisa ia sembunyikan saat pengelihatannya menangkap sosok sang pemuda tan yang masih memakai seragam tengah berlari ke arahnya dengan riangnya.

Ia memperhatikan wajah Haechan yang seakan memancarkan cahaya hangat, Injun bahkan dapat merasakan perasaan nyaman saat melihat senyum lebar yang terpajang pada wajah sang pujaan hati. Lelaki itu terlihat seperti mentari.

Injun baru saja ingin menanyakan mengapa pemuda itu datang terlambat, tapi belum sempat ia menyuarakan pertanyaannya. Ia membelalak panik saat pemuda tan itu tak kunjung menurunkan laju berlarinya saat jarak mereka sudah sangat dekat.

GREP

Sebuah pelukan hangat menerjang tubuh mungil itu hingga kepalanya hampir terantuk dinding di belakangnya, untung saja Haechan langsung meletakkan tangannya pada bagian belakang kepala injun.

Pemuda mungil itu berusaha memproses apa yang baru saja terjadi, perlahan detak jantungnya mulai memompa keras, menyebarkan semburat merah pada kedua pipi pucatnya.

"C-chan?!" Panggil Injun panik.

Ia dapat merasakan Haechan menyamankan posisi pada bahu sempitnya, "Hmm?" Dehamnya lembut.

"Jangan peluk kayak gini, ini di depan sekolah, loh."

"Berarti kalau udah di rumahku, boleh?" Tanya Haechan dengan enteng, membuat wajah Injun semakin memerah padam, "Jantung kamu detak kenceng banget." Lanjut Haechan membuat Injun menggigit bibir bawahnya, menahan malu.

Ia ingin mendorong Haechan, namun, lelaki itu memeluknya seakan tak ada hari esok. Kenapa ia sangat kuat?! Bahkan Injun yang berolahraga di gym saja tak bisa sekuat ini memeluk seseorang.

Injun memutar bola matanya jengah, ia sudah tak ada tenaga, tenaganya sudah dikonsumsi oleh jantungnya untuk berdetak sangat cepat. Injun menyandarkan kepalanya pada kepala Haechan yang bertumpu pada bahunya, lalu menghela nafasnya.

Love? -HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang