Twenty Two ; tuntas

3.6K 476 22
                                    

Semuanya tuntas. Pentas senin tahun ini benar- benar meriah. Dari bintang tamu, siswa siswi yang tampil, sampai para penonton yang tak kalah gokil dari semuanya.

Renjun sedang berdiri di belakang panggung. Ia menatap semua anggota osis sambil tersenyum puas. Acaranya benar- benar sukses. Ia sangat senang kali ini.

"Makasih semuanya, dari waktu, pikiran, tenaga, semuanya. Makasih ya, kerja keras kalian bener- bener buat gue terkesan. Gak gue doang, semuanya yang udah hadir juga ngeliat itu kok." kata Renjun berkata sedikit sebelum evaluasi.

"Iya nih, gue gak nyangka. Anggota osis sekarang aktif banget ya bun. Semoga seterusnya bakal terus gini. Eh engga, lebih dari ini." kata Chenle ikutan.

"Iya nih, tepuk tangan kek elah. Sepi banget." celetuk anggota lain.

Semua orang langsung meriuh kembali. Dari kelas sepuluh yang baru saja mempunyai pengalaman baru dan kelas sebelas yang cukup senang dengan mereka yang sudah bekerja keras untuk event besar kali ini.

Beberapa menit kemudian. Semua anggota osis langsung masuk ke ruangan untuk mengadakan evaluasi.

"Ren.." panggil Haechan dari belakang.

Haechan menunggu Renjun dari setelah kelarnya pensi. Tapi, ternyata Renjun masih sibuk hingga kelarnya acara.

"Hmm?"

"Masih lama?" tanya Haechan menunggu.

"Iya Chan. Paling maghrib udah kok ini." Renjun menjawab seadanya.

Haechan terlihat gerah dan lelah. Renjun langsung mengelap keringan di wajah Haechan dengan tangannya.

"Kalo mau pulang sekarang gapapa, duluan aja. Pasti capek kan tadi abis manggung." kata Renjun perhatian ea.

Haechan menggeleng sambil tersenyum tipis. "Nungguin aja."

Renjun cemberut. "Tapi kan capek, nanti sakit gimana?"

"Ada pacar ini."

"Oh punya pacar buat dijadiin babu ya."

"Itu bukan babu, cinta." Haechan memegangi pipi Renjun. "Budak."

"Anying."

Haechan menggeleng. "No No, jangan ngomong kasar sayang."

"Apasih ah geli, lepas buruan."

Haechan malah menarik Renjun ke dekatnya. "Aku mau pulang ke rumah kamu, boleh?"

Renjun melotot. Lalu menghadap ke Haechan. "Gila. Jangan sekarang."

"Ih maunya sekarang."

"Ihhh, gak bisa."

"Bodoamat, nanti gue balik ke—"

"RENJOONNNNN, MULAI EVAL WOII." teriak Chenle, dari jendela ruang osis yang ia buka.

Renjun menoleh cepat, lalu pergi meninggalkan Haechan yang masih butuh jawaban.

"Pokoknya jangan hari ini!!" kata Renjun sedikit keras dari kejauhan.

Haechan tertawa kecil. "Ah asu, padahal gue udah siap."

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang