Masih di hari yang sama, Haechan sedang berbincang bersama Jeno yang tengah melawak namun tak lucu sama sekali. Kali ini, sepertinya Jeno benar- benar harus ikut les privat lawak.
"Chan, gue kan pergi ke ragunan."
"Terus."
"Terus, gue liat ada kera chan. Tapi kera nya malah diem aja. Lo tau gak kenapa?"
"Kagak." balas Haechan sambil menganggukkan kepalanya.
"Ternyata keranya keramik. Hahahaha." Lanjut Jeno sambil tersenyum puas dengan lawakannya itu.
Haechan diam.
"Kok lo gak ketawa si?"
"Hah? Hahahahaha."
"Itu srius nge- lawak? lempeng amat kayak muka lo." ujar Jaemin menoleh ke meja belakangnya.
"Bacot." balas Jeno lalu menyikukan tangannya seolah marah dengan teman- temannya.
Tiba- tiba.
"PERHATIAN!" teriak Renjun dari depan kelas.
"Iya Ren, gue perhatiin kok." kata Haechan menggoda Renjun, sambil mengangkat kedua alisnya.
"Demi APA CHAN?!l ucap Jeno yang memecah tatapan mereka.
"Demi lo lah." kata Haechan menatap dalam ke mata Renjun yang mematung.
Renjun menggoyangkan kepalanya, ia menyadarkan perasaan itu dengan cepat dan tegas. Setelah melupakan perkataan haechan, ia kembali fokus pada apa yang ia mau lakukan.
"EH DENGERIN NIH ADA PENGUMUMAN." Renjun kembali mengheningkan kelasnya.
"Ekhem. Bismillah, gini guys lo pada tau kan beberapa minggu lagi bakal ada acara pensi? Gue mau minta partisipasi kalian buat tampil wakilin kelas."
"Nih posternya gue tarok depan. Tolong ya Ini lo baca aja, trus rumbukin siapa yang ikutan." tunjuk Renjun kepada poster yang di tempelnya.
"PakeRen, izin nanya." kata Chenle anak ambis tapi suka nangis.
"Iya kenapa?"
"Ada hadiahnya gak?"
"Ada lah, selagi sekolah punya lo apa si yang gak ada."
"Oiya hehe, kalo gitu gue ikut dah."
"Oke, ikut tampil kan?"
"Ikut bantu bungkusin hadiahnya hehe."
Renjun langsung memelototi Chenle dengan cepat, ia menyabarkan dirinya kembali sambil mengatur moodnya.
"PakeRen, izin bertanya." Haechan dengan semangat mengangkat tangannya.
"Ck, apaan?" decak Renjun dengan malas.
Haechan menarik nafas panjang dan berdehem sebentar.
"Cowok idaman lo kayak apa? Gue mau memaksakan diri." akhir Haechan cengengesan.
HAECHAN BANGSAT kira- kira begitulah mimik wajah Renjun yang seolah berkata dari mata tajamnya.
"Wah ada yang baru nih." saut teman kelasnya yang berbisik- bisik dengan yang lainnya.
"Apenih? apenih? APEnih?!"
"Jangan sampe masuk FB, nanti mak gue liat terus disebar ke WA keluarga di kata tanda- tanda anak dakjal."
Haechan tersenyum tengil sambil menatap mata Renjun dengan dalam. Renjun yang tengah memegang beberapa lembar poster lain, langsung menekan telapak tangannya dengan kasar.
"Ada pertanyaan lagi gak?" tanya Renjun yang langsung mengabaikan Haechan.
"Lo belom jawab pertanyaan gue, Ren."
"Pertanyaan lo Out Of Topic,"
"Yaudah jawab aja si? Sama- sama pertanyaan ini."
"Ck, yang jelas tipe gue bukan yang kayak lo." akhir Renjun dengan dingin. Lalu mengakhiri sesi itu dan keluar kelasnya untuk menyebar poster lainnya.
"CIH, AWAS AJA LO NELEN LUDAH LO SENDIRII."
"Yang ngegas gini biasanya dapet nih." ujar Jeno tertawa menatap Haechan berwajah kesal.
Teman se-kelasnya langsung menatap Haechan bingung. Apa kali ini, Haechan benar- benar ingin mengejar Renjun yang sangat membenci nya?
"Wah chan, gede juga ya tekad lo." ucap Teman belakangnya dengan menaruh tangannya di pundak Haechan.
"Iya dongg, tekad gue kan se gede toket lo." balas Haechan sambil menurunkan tangan wanita itu dan pergi keluar kelas.
Perempuan itu langsung saja menakol kepala Haechan dengan enteng.
"Chan, ini beneran sia ngejar Renjun?" Tanya Jaemin yang ikut menatap Haechan bingung.
"Serius lah,"
"Serius mainin perasaan dia hahaha."-gimana🐻🦊 buruan next-
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck || 🐻🦊
FanfictionLo tau nelen apa yang paling bangsat? Nelen ludah sendiri anjing -Haechan this is bxb if u don't like something like that, don't be shy to ignore it 🐻🦊