Fourteen ; Terus gue apa

4.9K 663 64
                                    

Esok harinya, Haechan sudah masuk sekolah dan berangkat sendiri tanpa Mark. Kejadian semalam membuat kepalanya pening. Masalahnya, ia baru saja bilang ingin mengejar Renjun. Tapi sekarang, ia juga tengah di kejar oleh Mark.

"Sialan, Mark sialan! Sialan anj—"

"Chan?" panggil Renjun pelan.

Haechan memberhentikan suaranya sambil menatap Renjun sayu.

"Ren..." Haechan mendekatkan badannya.

Renjun mulai panik. Sekarang ia tengah di depan kelas yang agak sepi namun sudah ada sedikit temannya yang di dalam kelas.

"Gue boleh meluk lo gak?" tanya Haechan melas.

Renjun yang mendengarnya langsung deg- degan setengah mati. Renjun bingung, Haechan ini kenapa.

Tanpa babibu lagi, Haechan langsung memeluk Renjun di depannya.Renjun yang belum menjawab, hanya diam sambil menerka kelakuan Haechan.

"Chan? Kenapa?" tanya Renjun di sela- sela pelukannya.

"Gue harus gimana, Ren?"

"Gimana apanya? Gue gak ngerti."

Haechan melepas pelukannya. "Ren, gue sayang sama lo."

"Iya.... terus?"

"Lo sayang gak sama gue?"

Renjun kaget. Apa- apaan dengan Haechan yang pagi ini sudah ngelantur seperti orang mabuk.

"Lo sadar gak sih Chan sama omongan lo?"

"Sadar Ren."
"Gue nanya, lo sayang gak sama gue?"

"Kayaknya lo kurang tidur, Chan. Semalem Mark nginep lagi pasti. Terus lo begad—"

"Mark suka sama gue."

Renjun diam. Detak jantungnya serasa berhenti karena tak bisa mendengar apa yang Haechan katakan tadi.

Renjun pikir, ucapan yang semalam cuma main- main. Ternyata sudah menjadi kenyataan langsung esok harinya.

Renjun menarik nafas perlahan sambil menenangkan dirinya. "Wa- Wahh bagus dong Chan. Terus gimana? Kalian sekarang jadian dong? Gapapa kali Chan—"

"Apaansi Ren."

Haechan yang tadinya lemas, sudah kuat kembali karena ia hanya ingin Renjun. Tapi ia tak tau bagaimana merespon Mark nanti.

"Sorry." Renjun menuduk lemas. Sekarang Haechan sudah milk Mark atau bagaimana? Apa Mark hanya mengutarakan perasaannya saja? Atau Haechan belum menerima Mar—

"Gue—"
"Gue gak suka sama cowok anjir." ucap Haechan lalu pergi masuk ke dalam kelas.

"Lah, terus gue apa anjir?" Batin Renjun kesal melihat Haechan masuk ke dalam kelas meninggalkannya.

Haechan duduk dengan lemas sambil menaruh kepalanya di atas meja. Jeno yang sudah duduk di sebelahnya menyenggol pelan.

"Bangun woi, masih pagi." kata Jeno bercanda, membuat Haechan mengangkat kepalanya lagi.

"Hngg."

"Dih bocah malah ngedesah."

Lalu, tak lama Haechan hanya berbaring di meja sambil bingung apa yang harus ia katakan pada Mark nanti. Jika Mark masuk hari ini, mungkin Haechan harus pulang dan tak bertemu Mark beberapa hari.

"Arghhhh bangsat."

Renjun datang ke kelas sambil membawa kertas tugasnya. Lalu duduk di depan Haechan, "Chan...."

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang