Hari yang ditunggu datang.
Hari selasa.
Kali ini Haechan berkesempatan melihat Renjun yang pasti akan memperhatikannya dari bawah panggung.
Sejak hari itu, Renjun jarang berbicara dengan Haechan. Alih- alih sibuk, Renjun malah menghindari perasaannya itu. Jika terlalu banyak berbicara dengan Haechan, Renjun takut perasannya semakin dalam kepadanya.
"Jun, sekarang band nya Haechan nih. Dia yang terakhir." ujar Chenle, mendekati Renjun yang melihat se lembaran jadwal di tangannya.
"Yaudah lo liat ya. Gue ke ruang osis dulu."
"Lah—lah, emang lo gak mau liat—"
"Oiya, besok kan hari terakhir. Bilangin Kak Jaehyun buat dateng liat gladi bersih."
"Eh Jun!! Bentar."
Tangan Chenle mencoba menarik jaket hitam Renjun. Tapi, Renjun dengan cepat berjalan pergi meninggalkan lapangan.
Beberapa langkah kakinya berjalan, Renjun berhenti sejenak melihat seseorang di hadapannya ini.
"Ren? Mau kemana?" tanya Haechan normal. Berjalan mendekati Renjun yang tak jauh dari depannya.
"Ruang osis."
"Tapi gue mau tampil, Ren."
Renjun memiringkan kepalanya, seakan bertanya "Terus!?"
"Liat gue sebentar?"
"Sorry Chan, gue lagi buru- buru nih." Renjun hendak berjalan menjauhi Haechan dengan memutar balik badannya.
"Ren..." Haechan menahan Renjun pergi.
"Buat yang kemarin, gue— gue minta maaf."Renjun tersenyum miris, lalu membalikkan badannya menatap Haechan lagi.
"Sampe kapan, Chan?"
"Hah?"
"Sampe kapan lo nyakitin perasaan gue?"
DEG!
"Jujur, gue udah capek."
"Gue gak maksut nyakitin perasaan lo, Ren. Tapi kalo gue emang nyakitin perasaan lo, gue minta maaf ya. Gue janji gak—"
"Santai aja, gue dah gak peduli." kata Renjun terakhir, lalu menarik tangannya kasar dari genggaman Haechan.
Renjun berjalan lagi.
"Ren bentar, gue belom selesai!" Haechan mengejar Renjun dan menghalangi arah jalannya.
"Ck, apa lagi sih?"
"Lo marah kenapa sih?"
"Gue gak marah."
"Terus sekarang apa? Lo ngindarin gue mulu itu gak marah?"
"Gue gak ngindarin lo. Gue cuma gak mau ketemu sama lo aja, Chan."
"Sama aja."
"Emang kenapa gak mau ketemu gue?""Bukan urusan lo."
"Urusan gue lah Ren, kan ada kaitannya sama gue. Makanya gue nanya."
"Chan serius deh, gue lagi males banget nih ngomong sama lo."
"Ren serius deh, gue lagi mau tau banget jawaban lo."
"Lo kenapa si Chan, gangguin gue mulu?"
"Gue gak gangguin lo Renjun."
Renjun memasang muka kesal. Ia semakin kesal karena Haechan benar- benar membuatnya menggantung di pohon toge.
"Menurut gue ini ngeganggu gue. Jujur aja, gue gak suka di giniin sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck || 🐻🦊
FanfictionLo tau nelen apa yang paling bangsat? Nelen ludah sendiri anjing -Haechan this is bxb if u don't like something like that, don't be shy to ignore it 🐻🦊