Six ; Minggu

6.1K 874 59
                                    

Minggu ini Renjun berniat ke Cafe Sarah, sebelum itu ia ingin pergi ke supermarket dekat rumahnya yang biasa ia datangi.

Renjun mengambil beberapa air botolan dan snack untuk camilan nanti. Ketika sedang berjalan menuju kasir, tiba- tiba ia bertemu seseorang yang sering lewat di hadapannya.

"Mark," panggil Renjun sambil menengok ke muka Mark.

Mark menoleh. "Eh! Renjun, ngapain nih bro?"

Renjun menaikkan alisnya. "Nyari susu nih buat anak gue."

"Pfftt, salam dah ya buat istri lo."

Renjun tertawa kecil sambil menaruh belanjanya di meja kasir.

"Mark ayo—" Haechan. Ia tak melihat ada Renjun di dalam supermarket itu. Karena ia tengah berdiri di ujung pintu, tak lama langsung masuk menghampiri mereka.

"Eh ada neng Renjun." goda Haechan tiba- tiba.

"Ck, Chan udah ah jangan godain gitu." kata Mark menarik mundur Haechan dari dekat Renjun.

"Gue kan lagi berusaha, harusnya lo dukung lahh." balas Haechan sambil memajukan badannya lagi.

"Usaha bapak lo?! Mending lo usahanya sama sebelah lo." jawab Renjun yang sudah siap meninggalkan tempatnya.

Haechan menoleh ke Mark. Lalu bergidik ngeri, "Sama Mark maksut lo? Kaga lah yakali."

"Dih, dasar cowok gak peka." balas Renjun lalu pergi dari situ.

Sehabis kepergian Renjun. Mark dan Haechan hening seketika, Mark yang gagap dan bingung harus bagaimana. Lalu, Haechan yang memikirkan perkataan Renjun barusan.

"Chan, gak usah lo pikirin." tepuk Mark pelan.

Haechan langsung sadar dari lamunannya. "Hah— iya iya."

Haechan keluar duluan. Lalu menunggu Mark di motornya.

"Sialan." Batin Haechan dalam- dalam.




~~~

Renjun datang bersama belanjaan kecilnya. Di cafe Sarah, ada sebuah balkon yang kosong dan lega untuk tempat rapat osis nya.  Oleh karna itu, ia meminta para panitia untuk langsung ke atas sekalian membahas dana dan beberapa kekurangan lainnya di sana.

"Samlekom!!!" kata Chenle tiba-tiba yang baru saja datang dengan beberapa kresek besar di kedua tangannya.

Renjun yang baru menapakkan bokongnya di lantai, langsung menepuk jidat pelan.

"Waalaikumsalam."
"Itu kantong apaaan lagi lo bawa kesini, Le?" tanya Renjun mendatangi Chenle.

"Makanan lah. Nanti kalo bawanya duit, lo pada malah pingsan lagi."

"Gila lo, Le."
"Beginian aja cepet lo." kata Renjun sambil mengambil dua kresek itu.

"Eh Jun bentar."

Renjun membalikkan badannya.

"Ini dari Haechan." kata Chenle sambil memberi minuman dingin berwarna merah muda.

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang