Eighteen ; Night

4K 554 53
                                    

7 PM

Beberapa anggota osis masih di sekolah. Setelah beberapa kali rapat dan melakukan gladi bersih. Akhirnya, besok pagi acara pensi fix di mulai.

"Hoaam, ngantuk banget anjeng." celetuk Chenle sambil meregangkan badannya pegal.

"Yaudah lo pulang aja, Le." kata Renjun menjawab sambil berjalan ke arahnya.

Chenle menegakkan badannya lagi. "E— eh gak gitu, Jun. Gue masih kuat kok."

"Yaudah, bantuin gue buka aqua dah sini." tarik Renjun ke Chenle, lalu membawanya ke tumpukan dus yang cukup banyak.

Chenle mengerutkan bibirnya. "Jujur aja nih, Jun. Gue capek."

"Jujur aja nih, Le. Gue udah suruh lo balik tadi."

"Ya masa gue ninggalin lo sendiri si, Jun. Pacar macem apa gue begitu."

"Yang bukan pacar aja gampang ninggalin gue, Le. Gimana pacar coba." balas Renjun sambil sibuk membukakan kardus di tangannya.

Chenle diam sambil melihat Renjun sebentar. "Sabar ya bro. Dunia ini emang keras, yang lembek mah iman gue."

Renjun langsung tertawa. "Goblok, kenapa gitu doang gue ketawa anjir."

"Lagi galau berarti, Jun."

"Galau bibir bibirmu?!"

"Dih gak cayaan."

"Bahasa apa coba, cayaan."

"Bahasa kalbu."

Renjun tertawa lagi. Chenle benar- benar membuat Renjun senang. Saat sudah lelah begini, Chenle memang orang yang tepat untuk membalikkan energinya.

"Kak Renjun. Aku izin pulang ya, jadwal yang tadi udah aku print. Terus aku taruh meja kakak." kata salah satu m adik kelasnya.

Renjun membalikkan badannya. "Oh udah ya? Iya kamu pulang aja, cewek gak baik pulang malem hehe."

"Iya kak, maaf ya aku izin duluan."

"Hah, gapapa kok. Malahan makasih loh, kamu udah bantu sampe malem gini." Renjun tersenyum tipis.

Tiba- tiba.

"Ati- ati dek, di modusin Renjun." celetuk Haechan yang sudah berdiri di ujung pintu.

Renjun langsung terperangah. "Boong dek, jangan dengerin dia, orang gila."

"Emm- aku pulang sekarang ya kak. Assalamualaikum." kata perempuan itu lalu pergi dengan buru- buru.

"Waalaikumsalam." jawab kecil sambil menggaruk lehernya.

Haechan tertawa puas, lalu masuk ke ruangan osis yang masih banyak orang.

"Nih." Haechan memberi susu lagi. Kali ini rasa stroberi.

"Ck, lo ngapain masih di sekolah?" Renjun malah bertanya dengan bete.

"Ngecek."

"Hah?"

"Ngecek lo, takut kenapa- napa." jawab Haechan sambil menaruh susu kotaknya di tangan Renjun dengan sedikit paksa.

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang