Di hari yang sama, Haechan dan Jaemin disusul dengan Jeno berjalan ke Aula. Katanya sih untuk dengerin jadwal sama arahan osisnya.
Jujur Haechan males banget, tapi kalo osisnya Renjun gapapa deh.
"Chan, Mark kok malah cek drum gue si?" tanya Jeno yang baru tau hal tadi.
"Lah mana gue tau. Orang Jaemin yang bilang tadi,"
Jaemin menoleh. "Lah lah, apaan gue?"
"Gini ya Min. Kan tadi lo bilang ke Renjun kalo Mark ngecek Drum. Nah itu tu kenapa?" Haechan memperjelas pelan- pelan.
"Oalah ngomong dong."
"Ya emang siapa yang lagi solawatan sat?!" Haechan mengguncang bahu Jaemin yang sekarang sempoyongan.
Tiba- tiba.
"Guys!" panggil Mark dari kejauhan.
Merek bertiga berhenti, menyipitkan matanya dan langsung sadar kalau Mark sudah sampai duluan di sana.
"Mark, tad—" ucapan Jeno terpotong lagi.
"Mark entar anterin gue beli slime yuk. Buat hadiah sepupu gue nih." Haechan membujuk Mark.
Mark tersenyum. "Iyaa Chan, apasih yang enggak buat lo." akhir Mark menepuk kepala Haechan pelan.
Haechan memerah.
"Si kecil aktif ya bun." celetuk Jaemin menyenggol bahu Jeno.
Jeno yang ikut senyum dalam kebingungan ini hanya pasrah dan mengikuti Jaemin saja.
Asli, Haechan jadi gugup sendiri. Kenapa Mark jadi cowok begini sih?
Dari kejauhan, Renjun memperhatikan mereka. Seperti dugaannya, Haechan tidak cocok dengan Mark.
"Ren, udah semuanya nih. Mulai aja ya?" tanya Chenle sudah siap dengan mic nya.
"Iya Le, tolong ya."
Renjun menepuk bahu Chenle, membiarkan Chenle yang mengintruksikan ke yang lain. Lalu, Renjun akan mengurusi hal lain di ruang Osis.
Renjun mengebut perlengkapan lain untuk pensi yang tinggal seminggu lagi. Ia merasa waktunya akan cukup jika ia dan yang lain membagi tugas untuk hal ini.
Ketika Renjun berjalan ke luar aula, Haechan mendapati nya dan memikirkan Renjun tadi yang agaknya bermuka lelah.
"Mark, hari ini lo gak usah nginep ya." kata Haechan berbicara kecil ke Mark yang duduk disampingnya.
"Hah kenapa? Gapapa nih?" tanya Mark.
"Gapapa."
"Serius, berani emang lo ke dapur tengah malem?"
"Enggak hahaha."
"Yaudah gue nginep aja lagi si."
"Gak usah Mark, gue pengen uji nyali."
"Uji nyali kok di rumah sendiri? Ke rumah mantan lah."
"Anj—"
"Kurangin ngomong kasarnya, Haechan...."
Mark menatap Haechan intens. Sumpah kenapa Mark jadi begini sih? Haechan yang melihat tatapan itu dengan lembut mulai merasakan ada yang aneh di perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck || 🐻🦊
FanfictionLo tau nelen apa yang paling bangsat? Nelen ludah sendiri anjing -Haechan this is bxb if u don't like something like that, don't be shy to ignore it 🐻🦊