Thirteen ; Triangle

4.6K 636 103
                                    

Renjun masih di rumah Haechan. Menemani Haechan yang ada dirumah sendiri, membuat Haechan senang sambil terus melihat Renjun tanpa henti.

Renjun menggigit bibir bawahnya. Ia ingin mengutarakan sesuatu yang penting untuk Haechan, tapi Renjun takut Haechan tak mau membalasnya.

"Chan," panggil Renjun kecil.

"Hmm?" balas Haechan sambil menatap Renjun dalam.

"Gue—"
"Gue minta maaf udah bohongin lo." kata Renjun terbata.

Haechan tersenyum kecil sambil mengelus kepala Renjun. "Lo gak bohongin gue, Ren."

Renjun mengangkat kepalanya.

"Itu mah gue yang bego, gak nyadar marga kalian sama haha." balas Haechan sambil tertawa kecil.

Renjun tersenyum. Lalu memasang wajah sewot sambil berkata. "Lo ngapa gak mau ngaku aja si, kalo kesel sama gue?!"

"Gimana gue mau ngaku kalo gue udah ngaku."

"Hah?"

"Gue gak pernah kesel sama lo, Ren. Gue malah seneng bisa ngejar- ngejar lo, ya walaupun gak bisa dapet sih." 

"Orang belom usaha malah bikin kesimpulan sendiri."

"Oh yaudah,"

Renjun makin bingung. Ia kesal kenapa Haechan jadi sok tarik ulur begini.

"Besok gue mau ngejar dia lagi." lanjut Haechan sambil melirik Renjun sekilas.

"Hah?"

"Siap- siap aja."

"Lo juga siap- siap ya."

Haechan melirik Renjun.

"Siap- siap ditolak."

Haechan kaget sambil menatap Renjun jengkel.

Renjun tertawa senang karena Haechan sekarang sudah—

"Dih kok gitu?" Haechan dengan berani mendekatkan wajahnya. Ia menghentikan tawa Renjun seketika.

Renjun was- was sambil menelan ludahnya yang jadi per tanda kegugupan tingkat nasional.

"Yakin lo?" Haechan melihat bibir Renjun, lalu dengan pelan mendekati wajah Renjun yang makin dekat dan semakin—

"HAECHAN!"

Mark melihat Haechan dan Renjun yang duduk di sofa dengan posisi yang sudah seperti ingin mencium satu sama lain.

"E—eh Mark, gue gak— anuu — ehmm— anjing mampus gue." Haechan kacau. Perkataannya sudah tak bisa dibantah oleh mata Mark yang seram.

Mark langsung menghampiri mereka.

Di sisi lain, Renjun tengah santai menyiapkan kata- kata yang akan ia keluarkan untuk mengklarifikasi kejadian tak terduga tadi.

"Chan,"

"Mark!"

Mark dan Renjun memanggil dengan seksama. Mereka langsung bertatapan tajam, serta tak mau kalah satu sama lain.

Haechan frustrasi.

"Eh Mark, yang lo liat tadi bukan apa- apa. Jangan mikir aneh- aneh." Haechan melerai tatapan mereka yang semakin menakutkan.

Mark menatap Haechan cepat. "Terus?"

"Ya maaf, tadi gue khilaf." jawab Haechan sembrono.

Mark tak habis pikir. Apa Haechan tak tau betapa kesalnya melihat yang ingin di cium tadi itu Renjun,bukan dirinya?

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang