Nine ; Sorry

4.9K 731 111
                                    

Di jam pertama. Pak Siwon, alias guru seni budaya di sekolahnya ini sedang izin rapat. Jadi kelas ini dapat jamkos dua jam.

Haechan berbisik ke Jaemin masalah rasa merasa waktu lalu.

"Min." panggil Haechan dari belakang.

Jaemin menoleh sambil asik memukul- mukul meja. "Paan?"

"Gajadi."

"Mau gue gantiin tangan gue gak?"

Haechan melihat tangan Jaemin yang memukul meja keras.

Lalu Haechan menggeleng kasar dan menepuk bahu Jeno. "Jen, pacar lo waras?"

"Siapa?"

"Jaemin."

"Dih apa- apaan."

"Lah lo bukannya pacaran?"

Jaemin menoleh lagi. "Chan, pernah nelen tinta spidol gak?"

Haechan menggeleng lagi. "Pacar lo serem juga ya, Jen."

Jaemin langsung melempar penghapus di depannya ke pala Haechan.

Setelah itu Haechan hanya diam sambil mengelus kepalanya sakit. Sepetinya, Jaemin lagi datang tamu makanya emosian seperti Mark.

Renjun mencoba tenang dan konsentrasi menyalin catatan minggu kemarin yang ketinggalan. Namun, fokusnya terpecah dengan Jaemin yang menggendang di sebelahnya.

"Min. Bisa diem gak?"

"Gak bisa, Ren. Gue kan mau tampil rohis buat pensi lo."

"Ya— iya si tau. Tapi jangan gendangin meja juga dong, Min."

"Ah lo mah gimana si, Ren. Kemaren bilangnya suruh ada yang tampil, pas gue latihan buat tampil malah di larang."

"Eh enggak gitu, Min. Cuma kan kalo mukul biasanya ada alatnya Min, gak di me—"

"Au ah aing mah ngambek!"

"Lah—?"

"Aku teh pengen sebLAK!"

"Lah—?"

"Min, jangan ganggu Renjun ah." kata Haechan menepuk bahu Jaemin yang sudah konslet.

"Lah kenapa?"

"Ya dia jadi keganggu sama lo, Min."

Jaemin berdecih dengan berhenti memainkan pukulannya.

"Udah kayak pacaran beneran aja si lo, Chan."

"Hah?" Haechan mengangkat alisnya ke Jaemin yang juga kesal dengan Haechan sekarang.

"Inget Chan...."
"Lo kan cuma main- main doang sama Renjun."

Renjun diam sambil membeku setelah mendengar omongan Jaemin tadi. Percaya tak percaya. Jaemin ini suka di curhatin Haechan. Mungkin karna tetanggan dan akrab dari dulu. Jadi, apa yang keluar dari mulut Jaemin. Sudah di jamin terverifikasi betul kebenarannya.

Renjun diam- diam bangun ingin keluar.

Haechan menahan Renjun sambil memelas dengan sungguh- sungguh. "Ren— gak gitu Ren. Gue gak—"

Namun Renjun dengan cepat menghempaskan tangannya, dan keluar dari kelas.

"Ah bangsat." kata Haechan keras. Lalu mengejar Renjun yang mulai menjauh.

Haechan mengejar Renjun di koridor yang sepi. Arah balkon sekolah memang sepi dan gelap. Renjun berjalan cepat sambil menahan air matanya yang entah kenapa menggenangi matanya saat ini.

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang