Three : Gila

8.3K 1.1K 89
                                    

Hari demi hari berlalu, dan benar hari ini hari idaman semua murid sebelum weekend. Jumat,

"Jun, poster aman kan?" tanya Mark memastikan lagi.

"Aman kok, eh lo sama band lo aman juga kan?" tanya Renjun merespon balik.

"Emm—"

Renjun menanti deheman Mark.

"Rahasia hahaha." sambung Mark cepat, menjahili Renjun.

"Ck, dahlah gue serahin itu di lo. Gue mau rapat lagi." kata Renjun meninggalkan Mark di balkon sekolah.

Renjun berjalan kembali ke ruang osis dengan mata yang sibuk melihat kertas di tangannya.

Tiba- tiba,

"Ren, bales dm gue." bisik seseorang melewatinya sebentar.

Renjun berhenti dan mengangkat kepalanya.

"Masih marah sama gue?" tanya Haechan serius.

Semenjak hari senin kemarin, Renjun makin acuh pada Haechan. Haechan yang siap siaga menjahili Renjun, jadi tak tenang kenapa Renjun hanya diam dan menyuekinya.

"Minggir," kata Renjun cuek. Lalu bergerak ke sisi kanan Haechan.

Haechan yang melihat itu, langsung memblokir jalan Renjun, dengan memindahkan tubuhnya mengikuti arah Renjun.

"Ck, gue lagi buru- buru."

"Gue juga,"

"Yaudah minggir."

"Gabisa."
"Soalnya orang yang gue buru- buruin lagi ngambek sama gue."

Mendengar itu dari mulut Haechan, tak membuat jiwa Renjun melting. Ia malah memutar balik badannya ke arah Mark yang masih menengger di balkon sekolah.

"AH GAK SERU LO, REN." teriak Haechan melihat Renjun memunggunginya pergi.

"Hmm, kayaknya harus gue mulai sekarang." ucap seseorang dalam keheningan sambil menaikkan ujung bibirnya.



~~~

"Gitu aja gimana? Dana kan juga belom turun, mendingan sekarang fokus di jualan kita dulu ya, terus sama sponsor, juga jangan terlalu banyak ngarep dana sekolah." kata Renjun memimpin rapat untuk acara penting tahunan.

"Gini nih kalo proposal di buat telat. Gue bilang kan jauh- jauh hari siapin ginian. Sekarang liat kan? Jadi ke teter gini, ancur tahunan lo." saut Jaehyun, mantan ketua osis tahun lalu.

"Sorry kak, buat komentar di bolehin nanti abis acaranya kelar."

"Belagu lo, tanpa gue juga lo semua bakal kesusahan. Gak usah sok gitu ya jing."

"Kak plis gak usah ngegas—"

"Bacot, lo semua gak ada hormat- hormatnya ya sama gue"

"Sorry lagi nih kak, saya pemimpin rapatnya."

"TERUS? GUE HARUS BILANG WOW GITU?!"

"Sarap," Renjun berkata pelan.

Dengan emosi yang sudah penuh, hampir Jaehyun memajukan dirinya ke Renjun yang santai melihat sikap Jaehyun dari jauh. Untung saja ada Doyoung yang tiba- tiba memanggil Jaehyun untuk ikut kelas tambahan.

Setelah itu, barulah semua orang di dalam ruangan menarik nafas panjang. Rasanya ingin cepat- cepat mengakhiri jabatan ini, apalagi Renjun. Ia ingin cepat- cepat Kakak kelasnya lulus saja.

"Udah ya, gue tutup. Nanti hasil rapatnya tolong share ke grup." kata Renjun menyudahi rapat ini dan meminta tolong pada Chenle yang sudah mencatat semuanya.

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang