Twenty Five ; Akhir dan awal

6K 519 49
                                    


Mark masuk ke kemar Haechan, disana sudah ada Haechan yang sedang duduk di atas kasur bersampingan dengan Renjun.

"Gimana, enak gak?" Tanya Mark dari belakang.

"Enak, gue sih easy going dengernya." Jawab Haechan menaruh earphone nya di meja.

"Easy listening kali," kata Renjun meralat Haechan.

Haechan membalas dengan cengiran.

Mark yang melihat mereka berdua tersenyum bahagia, merasa harus benar- benar merelakan Haechan sekarang.

Ia bukan miliknya lagi. 'Dari awal emang bukan punya gue sih... haha.' Mark dalam hati.

"Kalo menurut lo gimana, Ren?" Tanya Mark menatap Renjun.

Renjun mengangguk sambil menjawab. "Enak kok, gampang diinget. Gue suka."

Haechan cemberut. "Suka?!"

"Suka liriknya Chan, cemburuan amat lo ah." Balas Renjun cepat dengan muka yang sabar.

"Hahaha, santai Chan. Renjun gak bakal kemana- mana kok." Kata Mark tertawa.

Haechan menggaruk kepalanya kasar. "Ahh iya juga, yaudah gue ambil minum dulu ya."

Haechan permisi keluar, membuat es di dapur.

Sekarang tinggal Mark dan Renjun di kamar Haechan. Tidak ada suara, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing- masing.

Sampai pada akhirnya...

"Eh Jun," panggil Mark kecil.

"Sorry ya, waktu itu gue sempet gak sopan sama lo,"
"Yang waktu lo jenguk Haechan."

Renjun terkejut. Ia tak menyangka Mark bisa berbicara seperti ini.

"Gue suka sama Haechan, Jun..."

Renjun makin kaget. Ini dia suka sama Haechan kemapa confess nya ke Renjun sialan.

"Eh Mark, i- ini kenapa bilang ke g—"

"Tapi udah enggak kok, gue mau mundur aja ahh. Dia nya suka banget sih sama lo, susah kalo saingannya lo, Jun. Hahahah." Tawa Mark dengan mukanya yang sepertinya tidak baik- baik saja.

Renjun tersenyum tipis. "Gue juga minta maaf ya Mark, tentang omongan gue waktu itu..."

Mark menggeleng. "Santai aja, gue juga yang nyulut si hehe."

"Hahaha iya ih lo gangguin gue sama dia."

Mark kaget. "Oh gitu, gue bilangin Haechan ah nanti."

Renjun panik. "Eh— eh jangan dong anjir, ini kan rahasia!!"

"Duh lo nih orangnya panikan banget ya,"
"Padahal pas di panggung santai banget."

Renjun menyantaikan mukanya. "Hff, lo juga ternyata baik ya, padahal muka lo serem banget."

"Masa sih? Ganteng gini dibilang serem." Mark memegangi mukanya.

"Lo tuh jarang senyum, Mark."

"Hah? Gue? Gue senyum kok, nihhh." Ia tersenyum sambil memegangi pipinya.

"Nah bagus, lo gitu terus dah, biar punya pacar."

Mark tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Gak ahh, gue mau sendiri aja dulu."

"Move ya bOSs hahaha."

Haechan datang sambil memegangi nampan berisi gelas dan es yang cukup banyak.

Stuck || 🐻🦊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang