⑅˖3: Menyanyi🎻

89 45 68
                                    


"Jika mampu, aku akan menghadirkan cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika mampu, aku akan menghadirkan cinta. Meskipun faktanya, apa yang kuinginkan tidak benar-benar akan ada."

-Hey, Geisa!

🎻♡

Hari ini, Geisa membawa motor sendiri. Alasannya hanya satu, agar hal seperti kemarin tidak terulang kembali. Ia akan pulang dengan gembira bersama Tasya-motor beat merah kesayangannya-dan tidak akan ada acara-acara diantar cowok sok care itu!

Geisa masih kesal, bisa-bisanya Laksa mengira dirinya akan bunuh diri saat itu. Lagi pula, ia juga tidak galau. Apa juga yang digalaukan? Gebetan saja tidak ada ditambah pacar atau julukan romantisnya 'kekasih'. Tidak, semua hal itu memusingkan!

Geisa berjalan riang menuju kelas, tetapi ketenangan seketika hangus dalam sekejap. Di depannya sesosok makhluk yang tidak ingin ditemui berdiri dengan senyum lebar, "hai, Gei!"

"Ngapain lo?" Harusnya Geisa tidak bertanya begitu apalagi kepada manusia sejenis Laksa!

"Nemuin lo," jawab Laksa lugas.

"Terus?" Geisa memincingkan matanya, curiga. Menemui seseorang itu tentu ada tujuannya dan Laksa patut dicurigai sebab pertemuan mereka terbilang belum lama alias cepat.

"Kenapa nemuin lo harus ada alasan?"

Kan! Sifat yang sangat Geisa tidak suka, meskipun ia juga kadang balik bertanya ketika seseorang bertanya padanya, "terserah!"

Geisa menyingkir dari hadapan Laksa, ia menghela napas panjang. Menyebalkan sekali, pagi yang seharusnya bisa dilalui dengan irama yang menenangkan bak lagu-lagu opera harus berakhir menjadi lirik rock! Semua ini karena Laksa, cowok yang baru hadir dan sok care itu!

"WOY, GEI! LO MAU KE MANA! GUE BELUM NGOMONG LAGI!"

Biarkan saja teriakan manusia satu itu, tidak penting dan anggap saja khayalan. Tenang, Geisa. Lalui hari dengan senyum dan jangan biarkan Laksa merusaknya!

🎻♡

"Lo berdua udah baikan?" tanya Geisa ketika sampai di kelas dan menemukan Anggi juga Salsa saling merangkul bahu.

"Udah, dong!" jawab Salsa yang dibalas anggukan Anggi.

"Iya, Gei. Gue salah karena udah bentak Salsa kemarin. Sorry, ya, Sal," kata Anggi sembari menunduk.

"Yoi. Gue juga minta maaf, Ngi. Udah maksa mulu kemarin." Keduanya terkekeh membuat Geisa menggeleng.

Sejenak hanya ada keheningan di antara ketiganya. Tidak ada yang mulai berbicara lagi.

Hey, Geisa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang