"Perasaan bukan segalanya."
—Hey, Geisa!
🎻♡
"Kejadian apa?"
Geisa terdiam. Hari itu, tidak ada yang aneh sampai seseorang memanggilnya. Ia tidak mengira jika pemilik suara adalah orang gila. Gerakan seribu bayangan pun dikerahkan sekuat daya. Namun, hal kurang baik seperti tidak merestui. Ia menabrak orang yang entah mengapa berdiri di jalan yang dilaluinya.
Tidak disangka, orang itu ternyata mantan Geisa di zaman SMP. Sungguh pertemuan tidak berkesan, reuni tidak terbayangkan. Ia pun terpaksa meminta bantuan, beruntung si cowok mengiyakan. Menyuruh dirinya bersembunyi di balik punggung tegap itu.
Geisa menurut dan cowok itu dengan baik mengusir orang gila tadi. Ia tersadar kalau si dia adalah Laskar, sahabat merangkap menjadi kekasih semasa itu. Tanpa berterimakasih, ia meninggalkan Laskar yang mungkin mencarinya. Berharap dalam hati agar dia tidak mengenalinya.
"Kejadian apa?" desak Laksa.
Geisa menggeleng. "Kejadian biasa doang."
Laksa tidak sepenuhnya percaya pada perkataan Geisa. Dia memilih melupakannya dan menyerahkan plastik makanan tadi. Si gadis menerima dengan semingrah. Bibir melengkung menatap camilan per camilan ringan. Dalam beberapa saat, ia menghabiskan banyak bungkus.
"Kenyang?"
Geisa mengangguk-angguk. Terdapat hikmah dari air akuarium Salsa, yakni pengisi perut. Ia menjadi tidak terlalu nelangsa. Seraya mengunyah, ia berpikir mengenai Laskar. Apa saat itu dia ingat sama gue? Nggak mungkin banget dia mau-mau aja nolongin orang nggak dikenal.
"Oke, maafin gue karena ninggalin lo."
Enam kata yang menyebalkan sekali. Geisa sampai tersedak dan mengira salah dengar. Dahinya mengerut sembari menyeruput teh kemasan. "Lo enggak berniat nyuap gue, 'kan?"
"Enggak, lah. Lo makan sendiri, pakai tangan sendiri. Artinya gue enggak nyuapin lo," ujar Laksa percaya diri. "Atau lo pengen gue suapin?"
Geisa memasak mimik tidak suka. "Siapa yang bahas suap-suapan, sih? Maksud gue, lo enggak berniat sogok gue buat maafin lo dengan makanan ini, 'kan?" Kepalanya menunjuk kemasan berserak di lantai.
Laksa tersenyum miring. "Tentu saja, enggak, makanannya gratis asalkan lo mau maafin gue."
Geisa mendesis tidak percaya. "Sama aja, Bambang! Nggak ikhlas banget, sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Geisa!
Teen Fiction"Lo egois." "Dan lo penipu." Geisa hanya siswi SMA Garbera yang menginginkan kehidupan damai. Akan tetapi, sejak cowok songong menjungkirbalikkan keadaan hingga hal tak terduga menjadi mengejarnya, kedamaian itu sirna. Apalagi saat laki-laki itu ber...