⑅˖7: Ada Apa dengan Kepsek?🎻

35 19 20
                                    

"Semua itu merumitkan, kalau dipikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua itu merumitkan, kalau dipikirkan."

—Hey, Geisa!

🎻♡

"Gei."

"Gei."

"GEI, NOMOR WA LO!"

Gadis itu asik membuka bungkus permen karet, lalu meremas kemasannya dan membuangnya sembarang arah. Seolah tidak menganggap keberadaan cowok di sebelahnya. Nada suara seperti merengek itu membuatnya kesal saja.

Tangannya beralih ke saku, menarik headset yang kini terpasang di telinga kanannya. Alasan utama tidak memilih telinga kiri, karena Laksa tengah duduk di samping kanannya—lebih tepatnya mengganggu ketenangan sejak dua belas menit yang lalu.

"Gei, minta nomor WhatsApp lo," kata Laksa memohon. Cowok itu memandang Geisa sembari tersenyum lebar.

You make me feel so

"Mmmh ...."

"Jadi, lo mau ngasih?" tanya Laksa girang sendiri.

Sumeul naeswigo baeteo like

"Mmmh ...."

"YES!" Laksa melonjak senang, seperti anak kecil yang mendapat kesempatan untuk membeli mainan favoritnya.

Gyeonggyereul neomeoseo like

"Mmmh ...."

"Oh, iya-iya. Gue kesenangan." Laksa terbahak, mendengar ucapannya sendiri. Ia bergegas mengeluarkan ponselnya.

"Oke, nomor lo berapa?" Laksa tersenyum sembari menatap benda pipih di tangan dan Geisa secara bergantian.

Nae pume neol ana like

"Mmmh ...."

Senyum Laksa menghilang. Ia menatap Geisa bingung. "Mmmh? Nomor lo 'mmmh?' Oke, gue anggap lo canda, tapi ini nggak lucu. Nomor telepon berapa?"

Dareun saenggageun hajima

"Mmmh ...."

Laksa semakin menyadari bahwa Geisa sangat aneh. Ia sampai mengecek tanggal, sepertinya tidak ada yang salah. Namun, kenapa gadis itu menjawabnya dengan mata terpejam? Apa dia sakit?

Hey, Geisa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang