"Bersikaplah sesuai kemampuan,
bukan kemauan."—Hey, Geisa!
🎻♡
"Gue nggak mau."
Bukannya Geisa terlalu percaya diri karena mengira cowok itu akan menembaknya sebab seperti yang Laksa pernah katakan sebelumnya, 'tidak ada yang gratis di dunia ini'. Tidak ada gelagat tanpa menimbulkan dugaan.
"Apa salahnya?" tanya Laksa balik, "gue nggak minta lo ngerampok bank, masa sahabatan aja aneh?"
Geisa tidak menjawab, memilih mengalihkan pandangan. Malas sekali berurusan dengan penggemar-penggemar cowok itu. Masa depan kadang sukar ditebak. Sejujurnya, Laksa memang tidak mengecewakan untuk tampang.
Akan tetapi, sahabat cowok terdengar seperti angin segar untuk hal yang lama sekali ia tinggalkan. Hatinya bimbang. Bukan sepenuhnya menolak. Waktu yang tercipta masih cukup dini untuk bergerak, terlalu mendadak untuk pertemanan yang entah bagaimana ujungnya.
Kenapa Geisa harus mau menjadi teman dekat yang selalu ada, pendengar curhatan, dan kerumitan lain hanya untuk cowok sok care itu? Laksa bisa memilih orang lain. Namun, ia tidak bisa menanyakannya.
"Kenapa lo mau kita sahabatan? Lo bukannya punya temen? Mereka lebih dari cukup," kata Geisa akhirnya tanpa menatap lawan bicara.
"Lo tau dari mana gue punya temen lain?"
"Orang modelan lo nggak mungkin nggak punya temen," jawab Geisa seadanya.
"Ya ... gue emang punya temen, mereka sahabat gue, sahabat sesama cowok dan ... gue belum punya sahabat cewek, itu kenapa gue nawarin ke lo," jelas Laksa tanpa dipinta.
"Alasan yang aneh ... tapi gue ngerti." Geisa berdiri dari kursi panjang dan memandang tajam cowok itu.
"Lo butuh sandaran sebentar, buat jawab semua pertanyaan di otak lo. Lo butuh teman curhat, buat numpahin ego lo. Gue tau, lo manusia biasa ... tapi lo salah orang."
Geisa meninggalkan Laksa yang terdiam. Gadis itu melirik tangannya, mendapati jam santai hampir habis. Guru akan segera memasuki kelas, jangan sampai terlambat! Berhenti memikirkan Laksa. Cowok itu terlalu egois dengan memikirkan dirinya sendiri.
"Kenapa dia tahu kalau gue butuh temen curhat?" Laksa menatap Geisa yang semakin jauh.
🎻♡
"Hayo!"
"Eh, Mama!" Salsa berhasil menangkap ponselnya yang hampir terjatuh ke lantai.
Geisa terbahak. "Lo kenapa kaget gitu? Nyembunyiin sesuatu ya?"
Salsa cemberut. "Enggak ada. Gue mah nggak punya rahasia."
Geisa memanyunkan bibirnya, mustahil manusia hidup tanpa rahasia apalagi seorang Salsa. Ia mengedarkan pandangan, tidak menemukan yang dicarinya. "Ooh, oke. Mana Anggi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Geisa!
Teen Fiction"Lo egois." "Dan lo penipu." Geisa hanya siswi SMA Garbera yang menginginkan kehidupan damai. Akan tetapi, sejak cowok songong menjungkirbalikkan keadaan hingga hal tak terduga menjadi mengejarnya, kedamaian itu sirna. Apalagi saat laki-laki itu ber...