⑅˖10: Jadi Sahabat Gue, Mau?🎻

31 16 20
                                    

"Kamu perlu belajar untuk tidak ikut campur pada urusan orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu perlu belajar untuk tidak ikut campur pada urusan orang. Kamu harusnya tahu, itu tidak baik."

-Hey, Geisa!

🎻♡

"Lihat, nih. Cakep banget, 'kan?"

"Jelas, dong! Masa depan gue!"

"Enggak usah halu lo, jelas-jelas dia imam gue!"

"Ye ... emang dia mau sama lo?"

Keributan di kelas mengawali pagi yang sebelumnya tenang. Geisa meletakkan kepalanya di meja, beralaskan tangan terlipat. Siswi-siswi di ruangan ini sibuk membahas seseorang yang populer belakangan ini. Siapa dan kenapa, Geisa tidak mau memikirkannya. Ia lapar bukan main, tetapi Salsa tidak kunjung kembali dari kantin. Awas saja kalau sampai lupa, tidak akan termaafkan.

Anggi pun tidak terlihat batang hidungnya. Ke mana anak itu pergi, Geisa juga tidak tahu. Ia seperti sendirian di kelasnya. Punggungnya ditegakkan saat terasa sakit, pasti karena terlalu malas bergerak.

Geisa memutar tubuhnya, mendapati Mora berkutat dengan alat tulis. Gadis itu berkacamata padahal sebelumnya tidak. Apa yang dia lakukan sampai matanya minus?

"Hai, Mor."

Mora mendongak. Bukan Geisa yang memanggilnya, tetapi seorang siswa 'si mata empat'. Dia Yohan, siswa absen terakhir di kelas. Geisa dahulu sempat berpikir kalau Yohan menyukai Mora, tetapi sampai saat ini tidak ada bukti kuat. Dia dan Mora cukup dekat karena semasa SMP mereka bertetangga, mungkin itu yang membuat mereka tidak canggung.

"Hai, Han. Kenapa?"

Tidak ada yang istimewa. Mereka hanya berbincang seputar pelajaran, Geisa tidak berniat untuk menguping lebih jauh. Dia kembali memandang bangkunya dan Salsa kembali dengan senyum lebar. Gadis itu duduk di sebelah Geisa sebab kursinya dipakai Yohan. Salsa menyenggol lengan Geisa, bertanya kenapa cowok itu bersama Mora.

Geisa menghendikkan bahu. Ia membuka snack yang dibawa Salsa sedangkan gadis itu berbisik mengenai sejoli di belakang mereka. Salsa juga curiga jika mereka menjalin hubungan. Mana ada tetangga sedekat itu, soalnya Salsa tidak dekat dengan tetangganya. Dia selalu terkena lemparan sandal setiap lewat di halaman si tetangga.

Geisa tersenyum paksa. Salsa apes seperti itu karena senantiasa mengambil buah-buahan di sana tanpa permisi. Jika ia menjawab begitu, maka Salsa akan mengatakan bahwa itu kesalahan pemilik buah segar tadi. Mereka seharusnya tidak menanam kalau tidak mau Salsa curi. Geisa memilih angkat tangan, ucapan temannya terlalu sering mengepulkan asap di kepala.

Hey, Geisa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang