18; Rey

484 109 9
                                    

Rey menatap dirinya di pantualan cermin toilet rumah sakit. Dirinya memikirkan hubungan antara Ecan dan Nadira.

Rey seakan tau, pasti ada perasaan yang tidak biasa diantara mereka. Ada perasaan sedih dan cemburu dalam benak Rey. Ia memeras seragamnya untuk menahan emosinya. Karena, baik Nadira maupun Ecan tidak ada yang harus disalahkan.

Rey pun keluar dari toilet dengan langkah yang lemah. Sampai ia sudah dekat di kamar inap Ecan, dirinya bisa melihat Raka yang sedang memanggil perawat.

Rey langsung mengerti dan langsung berlari mencari perawat.

Setelah 30 menit, di luar ruangan. Semuanya duduk di kursi sambil menunggu dokter dan perawat keluar

Pesanan mcd yang dibeli oleh Jeno, Nana dan Juna pun sudah dingin. Seakan semua sudah tidak ada selera makan.

Tiba-tiba, Nadira datang dengan napas terengah-engah. Kelihatan dirinya buru-buru datang kemari.

Rey melihatnya.

Nadira langsung berjalan kearah Raka.

Raka menepuk pundak Nadira untuk menenangkan Nadira, bahwa Ecan akan baik-baik saja.

Rey masih setia memperhatikan gerak-gerik Nadira. Sampai dimana Jeno menyadari bahwa tangan Rey bergemetar. Rey pun menundukkan kepalanya untuk menahan tangannya yang bergemetar

Jeno mendekati Rey. Rey menoleh ke arah Jeno

"Ecan pasti baik-baik aja." Ucap Jeno mencoba menenangkan Rey.

Rey tersenyum tipis dan kembali menunduk.

Sampai dimana, dokter dan perawat keluar dari dalam ruangan dan berbincang dengan ibu nya Ecan.

Nadira masih terdiam di depan pintu.

Rey mengerti, pasti Nadira ingin masuk dan menemui Ecan. Rey pun mendekati Nadira.

"Masuk gih" kata Rey sambil tersenyum

"Eh?" Kata Nadira bingung

"Biarin Nadira sendiri yang masuk ya guys" kata Rey yang sambil pergi entah kemana.

Juna pun memberi kode ke Nadira untuk masuk ke dalam. Nadira pun paham dan langsung masuk ke dalam.

Rey menghela napasnya berkali-kali sambil berjalan tanpa arah.

"Apa yang gue pikirin sih?"

Tiba-tiba, Rey melihat Ibu nya Ecan yang terlihat sedang memeluk Cipa sambil menangis.

Rey yang khawatir langsung menghampiri mereka.

"Ibu? Kenapa bu?" Cemas Rey sambil jongkok dihadapan Ibu

Ibu mengusap air matanya dan melepas pelukannya Cipa.

"Rey.."

Rey mengelus halus pundak ibu untuk menenangkannya.

"Rey... ibu harus gimana?"

Rey pun kaget bukan main.

Sedangkan Nadira saat ini sudah berada di dalam kamar inapnya Ecan. Ecan masih terbaring lemah dengan banyaknha infusan.

Nadira menahan tangisannya dengan mengepal kedua tangannya kuat.

"Ecan sembuh dong... hidup gue jadi sepi nih" rintih Nadira

"Setelah lo sakit, gak ada yang menarik lagi di sekolah. Kadang, gue ngerasa udah males ke sekolah karena gak ada lo disana..."

"Can, tau gak... gue udah gak jadi ketos lagi.. gue ngundurin diri sebelum periode gue habis... gue gak kuat"

Matahari dan Malam • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang