Belakangan ini ada yang aneh dari sosok Raka, menurut Ecan. Raka jadi lebih pendiam. Bukan, Raka memang pendiam mungkin seperti Raka sedang menghindar darinya.
Ecan jadi berpikir, apa keadaan di rumah Raka semakin memburuk? Ecan terlihat khawatir. Raka memilih duduk di bangku paling belakang sambil memasangkan headset dikedua telinganya sambil memandang luar jendela.
Juna masih setia menggambar di belakang buku tulisnya sambil mengemut permen kaki yang sudah jadi favoritnya.
Ecan melihat Juna yang fokus menggambar. "Euy, Jun"
"Naon"
"Si Raka gak kenapa-kenapa kan?"
Juna mengangkat wajahnya. Lalu ia menatap Raka dibelakang.
"Maneh khawatir ya?"
Ecan hanya diam.
"Kenapa gak tanyain aja langsung ke dianya langsung?"
Ecan menggelengkan kepalanya, "kayaknya, Raka lagi gak mau diajak ngobrol mungkin dia lagi mau sorangan"
"Heg atuh"
"Malem ngopi kuy, jeung Nana"
"Ck. Mentang-mentang geus baikan jeung eta jelma"
"Ehhh, Jun emang maneh gak kangen kitu kita berlima?"
"Kangen sih"
"Matakna! Nanti kita nongki di belahan jiwa"
"Harrrr naha"
Sedangkan Raka memilih keluar dari kelasnya sambil melepaskan headset di telinganya. Ecan hanya melihat Raka pergi begitu saja.
Ecan semakin mengkhawatirkan Raka.
Ecan mematikan ponselnya, sehabis dirinya mengirim chat berisi izin kepada Rey untuk nongkrong malam ini di kafe.
Belum ada balasan dari Rey, mungkin Rey masih sibuk belajar, pikir Ecan. Ecan pun mengenakan hoodie hitamnya dan mengambil kunci motor di atas meja.
"Ibu, Aa nongki dulu yaa" kata Ecan sambil mengecup puncak tangan ibunya
"Udah sholat isya belum, A?" Kata ibu sambil masih fokus pada laptopnya
"Udah bu!! Ecan berangkat, melekum"
Nggak lama Ecan sampai ditempat kafe dengan nama 'belahan jiwa' dengan logo mirip sepatu kappa
Terlihat Juna, Jeno dan Nana sudah berada disana. Ecan pun langsung bergabung dengan mereka
"Anjir ih seneng banget urang bisa nongki barengan lagi sama si monyet Nana" kata Ecan
"Anying teh" kata Nana sambil menyeruput kopi hitamnya
"Jangan kerasukan deui nyak, Na" kata Juna sambil ngacakin rambut Nana
"Emang urang kesurupan naon hah!" Kata Nana sambil menghempaskan tangan Juna
"Tobat ya, Na" kata Jeno sambil tertawa
"Mararonkey yah kalian" kata Nana
"Eh, Raka belum kesini?" Tanya Jeno
"Udah aing chat padahal" kata Juna sambil memeriksa ponselnya.
"Kunaon si Raka, Can?" Tanya Nana
Semuanya pun memandang kearah Ecan seakan menunggu jawaban dari Ecan yang merupakan oknum yang dekat dengan Raka.
"Teuing, keur kumincir kali si Raka teh" kata Ecan santai sambil merebut kopi Juna
"Anjir meuli sorangan atuh, gobs" kata Juna ngamuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari dan Malam • Lee Haechan
FanficHanya tentang planet-planet yang mengitari matahari. Jadi, ini bercerita tentang Haikal si Cowok sebebas matahari dan teman-temannya