21; hari bahagia

380 83 4
                                    

Hari ini menjadi hari bahagia untuk semua yang ada di tempat ini. Ecan juga bisa merasakan rasanya berkumpul dengan orang-orang tersayangnnya. Itu sudah  membuat Nadira merasa bahagia. Nana menghampiri adiknya itu.

"Capek gak?"

Nadira menoleh ke Nana dan menggelengkan kepalanya.

"Gak nyangka, adek gue yang bikin rencana hebat kayak gini"

Nadira hanya terdiam. Nana memperhatikan Nadira dalam diam dan langsung memeluknya.

"Heh! Apaan nih!!" kata Nadira kaget dengan pelukan secara tiba-tibanya dari Nana

"Bukan Cuma mereka yang harus harmonis. Kita juga harus harmonis sebagai saudara, dik!"

"Ughhh lepas aahhh malu!"

"Nggak!" Nana malah semakin mempererat pelukannya

"Gue juga ikutan!" Juna ikutan memeluk Nana dan Nadira.

Jeno dan Raka pun ikut memeluki mereka.

"Akhirnya rencana kita sukses! Ya kan ketua?" Kata Juna sambil memgang kepala Nadira

Nadira yang merasa aneh, bingung harus bagaimana, "Hah?"

"Akhirnya rencana Nadira berhasil!" Teriak Jeno

"Kita berhasil!" teriak Raka

Nadira hanya bengong namun ia ikutan senang dan akhirnya tersenyum dan membalas pelukan dari mereka semua.

"Nadira yang dulu bukanlah yang sekarang" Kata Juna serius

"Betul, betul" saut Ecan yang tiba-tiba udah di dekat mereka

"Makasih ya, Nad!" kata Ecan sambil tersenyum lebar

Nadira kaget dan tersenyum bahagia, "Iya... sama-sama"

Hari sudah menunjukan pukul setengah 3 sore, mereka harus segera mengantar Ecan kembali ke rumah sakit, sesuai dengan arahan dokter yang menangani Ecan.

Kali ini Ecan diantar dengan mobil Raka bersama Ibu dan juga Cipa untuk kembali ke rumah sakit, ditemani Juna juga. Sedangkan sisanya, membersihkan kembali tempat yang sudah lumayan berantakan itu.

Nadira mengumpulkan sampah-sampah ke dalam karung untuk dibuang, di bantu juga oleh Rey. Sedangkan Jeno, Nana dan anak-anak yang lain mengangkat kursi dan meja untuk di taruh kembali ke mobil kolbak yang akan mengangkutnya ke desa terdekat.

"Nad, sebelah sini masih ada sampah"

"Oh iyaa." Nadira pun menghampiri Rey sambil membawa karung baru

"Ka, biar gue aja yang beresin disini. Ka Rey ke rumah sakit aja"

Rey menatap Nadira sebentar, "Nggak ah, gue belum ngelakuin apa-apa buat ngerayain ultah Ecan."

"Oh ya, Nad..."

Nadira hanya menoleh ke Rey

"Makasih ya, ini semua berkat lo. Ecan keliatan bahagia banget hari ini"

Nadira hanya tersenyum tipis, "Nggak juga kok, ini berkat semua dan ka Rey juga"

"Kalo ka Rey gak ada disini pasti dia nggak terlalu bahagia"

Rey hanya diam sambil masih mengambil sampah-sampah yang berserakan.

"Kira-kira mereka udah sampe rumah sakit belum yaa" kata Rey sambil mengeluarkan handphonenya

Nggak lama, Raka kembali ke tempat itu tanpa membawa mobilnya. Rey dan Nadira melihat Raka bingung.

"Lho Ka lo ngapain kesini?"

Matahari dan Malam • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang