Nadira menatap Ecan kesal. Sedangkan Ecan hanya menggaruk kepalanya sambil bersiul, mengalihkan pandangannya ke lain arah.
"Kalo tau masuk angin jangan maksain sekolah lah!!!" Teriak Nadira
Ecan langsung memejamkan matanya, kaget.
"Ya atuh maap, Nad..."
"Muap maap!! Gue kan jadi panik! Gue takutnya lo nge prank lagi kayak kemarin! Taunya malah masuk angin! Cih!"
"Ya habis gimana, kerokan ibu nggak mempan tadi malem"
"YA MINUM PARACETAMOL LAH KUDA!!!" Nadira langsung menyodorokan obat dan gelas berisikan air putih ke Ecan
Ecab melihat obat dan gelas pemberian Nadira.
"Nuhun, Nad" Ecan kemudian meminum obatnya.
"Hehe, maap ya udah bikin lo panik" senyum Ecan
Nadira menatap Ecan, lalu ia meredakan marahnya saat melihat senyuman Ecan yang terlihat sorot matanya lemah.
"Yaudah, lo istitahat. Gue udah chat Juna biar dia nganterin lo pulang" Nadira bangkit dari duduknya berniat pulang
"Nad.."
Nadira menoleh kebelakang seraya menggendong tasnya. "Apa?"
Ecan menundukkan kepalanya.
"Gue boleh minta tolong nggak?"
Nadira mengerutkan dahinya.
Disisi lain, terlihat Rey sedang memasukan beberapa buku kedalam tasnya. Yuri mendekati Rey, berniat mengajaknya belajar bersama.
"Rey, jadi ke rumah gue?" Tanya Yuri
Rey belum menjawab, ia masih bengong menatap tasnya.
"Rey?"
Nggak lama, Nadira datang ke kelas Rey. Rey yang melihat kedatangan Nadira langsung menegakkan kepalanya.
"Kak Rey, ada yang mau saya omongin" ucap Nadira
"Ada apa?"
Nadira menatap sejenak Rey. Ah cantiknya, benak Nadira dalam hati. Nadira menghela napasnya pelan
"Ini, surat dari seseorang yang alay, jamet, bucin, kayak burung onta" kata Nadira menyodorkan secarik kertas robekan pada Rey
Rey menatap bingung Nadira, dan menerima kertasnya.
"Kalo gitu, saya pamit. Oh ya, dia ada di UKS..." ucap Nadira lalu ia meninggalkan kelas Rey
Rey membuka kertasnya. Ada tulisan disana
"Rey... ini Ecan... huhu :(
Maafin aku ya, Rey...
Aku tau aku salah><
Tapiii, aku kangen pisan sm kamu!T.T
Hayuk baikan! Yaaa???" – Ecan '3'Rey tertawa sejenak lalu ia menutup mulutnya malu, karena di lihat oleh Yuri.
"Gue ke UKS dulu.." kata Rey yang langsung berlari ke ruangan UKS
Disana terlihat Ecan sedang duduk menghadap ke jendela. Rey yang masih di tengah pintu UKS menatap sejenak Ecan
Rey berjalan mendekati Ecan. Ecan yang sadar ada suara langkah kaki pun menoleh ke belakang, dan mendapati Rey
"R-rey?!"
Rey hanya diam.
"Kamu naha kok bisa tau aku disini?!"
"Kenapa kamu di UKS?"
"Eh? Eng, anu Rey itu-"
"Kata siapa kamu boleh sakit?!"
"Rey..." Ecan menatap sedih Rey
"Kenapa nggak bilang kalo kamu sakit?"
"Maaf.."
Rey duduk ditepi kasur dan menempelkan tangannya di dahi Ecan. Ecan kaget dan menatap Rey senyum
"Panas.." kata Rey
"Maafin aku, Rey"
Rey menatap Ecan.
"Iya"
Ecan tersenyum ke arah Rey. Rey pun sama membalas senyuman Ecan.
Nadira yang entah alasanya apa memilih menguping dan menyaksikan semua kejadian antara Rey dan Ecan sore itu.
Ia menyenderkan tubuhnya di tembok depan ruang UKS.
Nadira menatap kosong langit sore itu. Ada perasaan aneh di dadanya. Perasaan sesak dan sakit, yang entah kenapa itu semua muncul di dadanya. Nadira bingung, perasaan apa ini?
Nggak lama, Raka muncul sedang berjalan di koridor sana. Raka melihat Nadira di depan UKS.
Nadira pun sama menatap Raka. Awalnya, Nadira kaget, tapi yasudahlah, ia memilih untuk pergi dari sana tanpa memperdulikan kedatangan Raka.
"Nad?" Sapa Raka
Nadira menoleh ke belakang dan menatap Raka
"Gue anterin pulang, ya?"
Nadira diam sejenak
"Boleh.."
Di dalam mobil, belum ada yang memulai pembicaraan. Raka daritadi melirik ke Nadira. Ia merasa kikuk dan bingung harus memulai obrolan apa dengan Nadira
Sebetulnya, Raka penasaran dengan keadaan Nadira saat ini. Ditambah Raka melibat Nadira berdiri didepan UKS yang dimana terdapat Ecan dan Rey disana.
"Nad, gue laper" kata Raka tiba-tiba
Nadira mengerutkan dahinya bingung, "ya makan?"
Raka tertawa dengan respon dinginnya Nadira, "Temenin ya? Kita ke mekdi dulu?" Senyum Raka
Nadira mengehela napasnya, "Yaudah deh"
Raka menyalakan mobilnya dengan senyuman. Mereka pun pergi ke tempat makan sebelum pulang ke rumah
"Euy, duaan wae" kata Juna yang langsung masuk kedalam UKS
"Lho, sorangan maneh, Jun? Raka kemana?" Tanya Ecan
"Lah, ceunah dia nggak bisa kesini, ada urusan. Tau dah nggak jelas."
Ecan hanya menganggukkan kepalanya
"Aing bawa mobil ayah kok, jadi bisa anter Rey dulu"
"Siap"
Rey pun membantu Ecan untuk berdiri.
Mereka bertiga pun masuk kedalam mobil Juna. Ecan dan Rey memilih duduk di bangku belekang
"Udah kayak sopir grab aing"
"Hahahaha, yah gimana gue mau bareng ayang gue"
"Nying teh" kata Juna sambil menancap gas
Rey yang sedang memainkan ponselnya tiba-tiba berhenti di salah satu snapgramnya Raka
"Lho, Raka lagi sama Nadira ya?" Celetuk Rey
Juna yang sedang menyetir melirik kebelakang
Sedangkan Ecan ikut melihat kelayar ponsel Rey. Ia bisa melihat foto Nadira dengan pemandangan langit di tempat makan sambil meminum softdrink
Ecan hanya diam dan setia melihat foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari dan Malam • Lee Haechan
FanfictionHanya tentang planet-planet yang mengitari matahari. Jadi, ini bercerita tentang Haikal si Cowok sebebas matahari dan teman-temannya