6; you didn't better know

1K 202 31
                                    

Setelah kejadian pemaksaan penjemputan Jehan yang terbilang sedikit dramatis ditambah pengakuan yang mengejutkan dari Nana yang bilang kalau dirinya adalah kakak dari ketos galak, Nadira

Sungguh demage yang nggak main. menurut Ecan, Juna dan Raka. Jehan juga pas disana kaget saat mengetahui kalau Nadira adalah adik dari Nana

Hubungan Nadira dan Nana terbilang nggak baik. Pasalnya, saat ibu mereka meninggal, Nana memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal bersama neneknya

Nadira yang nggak mau banyak tingkah lebih memilih diam saja dirumah.

Ecan menghampiri Nadira yang sedang makan siomay sendirian di kantin. Ia berencana untuk menanyakan soal Nana.

Tapi dilihat dari raut wajah Nadira, bisa dibilang dirinya sedang tidak dalam mood yang baik.

Ecan meghampiri dan duduk dihadapan Nadira hati-hati. Ia menganggukkan kepalanya seraya tersenyum takut ke Nadira. Nadira yang lagi mengunyah siomay menatap Ecan masam

"Ngapain?!"

"Ih atuh jangan galak-galak. Sayang udah manis-manis nengnya... hahay"

"Pergi atau gue bilang ke Pak Tono soal kejadian kemaren?"

"Weh weh santuy atuih Neng Nad.." kata Ecan berusaha menghentikan Nadira

Nadira mengaduk siomaynya malas.

"Sendirian aja nih?"

"Ck! Lo mau ngapain sih? Nggak usah basa-basi!"

"Nggak! Gue nggak mau ngapa-ngapain ya Allah Neng Nad galak bener"

Nadira makin kesal dan terus mengaduk siomaynya sampai menimbulkan suara sendok yang lumayan keras

Ecan memperhatikan Nadira. Kalau dipikir-pikir, hampir setiap hari Nadira istirahat selalu makan sendiri. Nggak cuma istirahat, bahkan saat dia berangkat sekolah maupun pulang ia selalu sendiri

"Lo kenapa milih sendirian, Nad?"

Nadira mengerutkan dahinya, dan menatap bingung Ecan yang ada dihadapannya.

"Urusan lo apaan?"

"Kalau lo mau.. gue bisa nemenin lo pas istirahat" kata Ecan sambil mengangkat kedua alisnya

"Dih nggak sudi!"

"Kenapa siiiihhh ke gue teh jiga nu geuleuh bangeett??" Kata Ecan sok sok manja

"Aahh! Eneg banget guaa!!" Kata Nadira emosi

Ecan pun tertawa melihay reaksi Nadira yang sudah emosi dengan dirinya

"Jangan sendirian terus atuh... lebih enak bareng-bareng sama yang lain. Tapi gue serius, kalau lo mau ditemenin pas istirahat, gue siap" kata Ecan dengan nada agak serius

Nadira hanya diam menatap Ecan

"Eh Nad, anak-anak sekolah alam pada nanyain lo tuh!"

Nadira menatap Ecan. Sorot matanya terpancar rasa antusias yang membuat Ecan tersenyum melihatnya

"Serius??!"

Ecan mengangguk, "Katanya... mana teteh Nanad, A Ecan? Kangen pengen dengerin dongeng sama teteh Nanad"

"Pfftt!" Kata Nadira yang nggak tahan pengen ketawa karena saking senangnya namun ia langsung nenutup dan menahannya karena gengsi

Ecan tersenyum sambil ketawa, "Kunaon ih?"

Nadira menatap Ecan, "Nggak... seneng aja. Ternyata ada yang kangen sama orang yang nggak seru kayak gue ini"

Ecan diam, sembari menatap lekat Nadira. Ecan tersenyum tipis sambil memikirkan, Nadira kalau tersenyum seperti ini kesan galak, judesnya hilang seketika. Justru ia melihat Nadira yang sekarang adalah jiwa-jiwa yang kesepian

Matahari dan Malam • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang