19

5K 689 126
                                    

Cupp

Kila terkejut, lantas membelakkan matanya. Jungwon baru saja mengecup keningnya.

Tentu saja wajah Kila tengah memerah sekarang. Bagaimana bisa anak itu berani mencium nya disaat Kila sedang berduka seperti ini. Padahal anak itu sudah tahu bahwa Kila sudah memiliki seorang kekasih.

Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Sunghoon ada disana dan melihatnya.

Kila telah salah karna sudah mengira bahwa Jungwon itu polos dan lugu. Nyatanya anak itu sama saja dengan Sunghoon.

.
.
.


"Kak, ayo pulang." Ajak Jungwon. Hampir sejam Kila berada dipemakaman ibunya. Terus berlarut dalam kesedihan. Dan Jungwon tetap setia menunggu Kila disana, dan berusaha menenangkannya.

Kila menghela napas. Jungwon sangat keras kepala, padahal Kila sudah menyuruhnya untuk pergi meninggalkannya, namun Jungwon tetap kekeh untuk menunggunya. Akhirnya Kila mengangguk.

Sepanjang perjalanan suasana mobil itu senyap. Hanya ada suara musik yang dinyalakan dengan volume pelan, agar tidak terlalu canggung.

Menghela napas, Jungwon berharap Kila baik baik saja. Karna anak perempuan itu sedari tadi hanya diam menatap jalanan dengan tatapan kosong. Matanya memerah dan bengkak membuat Jungwon tidak tega.

Jungwon akhirnya berhenti didepan gerbang rumah Kila. Kemudian Kila keluar dari mobil nya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

***

"Kamu ikut aku ya..."

"Kamu pulang aja sana."

Entah sudah berapa kali dia diusir. Kila terus menyuruhnya pulang semenjak Sunghoon sampai dirumah Kila. Anak perempuan itu duduk diranjangnya sambil memeluk lututnya dan Sunghoon duduk disisi ranjang Kila. Dia tidak tahu dengan cara apalagi dia bisa membawa kekasihnya itu ke apartemennya. Dia bahkan sudah mengalahkan egonya, dan berusaha untuk berbicara selembut mungkin.

Sunghoon tidak akan membiarkan gadisnya tinggal sendiri.

"Kil," Sunghoon menatap gadis itu pilu.

"Aku bilang pergi, biarin aku sendiri dulu." Sunghoon menghela napas, akhirnya dia mengangguk. Dengan berat hati dia melangkahkan kaki, sebelum itu dia mecium pucuk kepala Kila terlebih dahulu.

"Gue pergi."

akan ada saat dimana seseorang perlu untuk sendiri, mengingat semua hal yang menyakitkan, dan meneteskan air mata.

Setelah kepergian Sunghoon. Kila kembali terisak. Tangisnya seketika pecah membelah kesunyian.

Gadis itu melihat ponselnya. Ratusan nontifikasi muncul dilayar ponselnya. Entah itu chat dari beberapa aplikasi, hingga panggilan yang tak terjawab. Semua itu pasti dari teman temannya, yang menanyakan kabarnya sekarang.

Kila melempar ponselnya sembarang. Kemudian merebahkan tubuhnya, membungkus tubuhnya dengan selimut. Hingga tanpa disadari air matanya kembali mengalir.

Drttt...ddrtt

Dengan malas Kila mengambil ponselnya tanpa melihat siapa penelpon tersebut, yang kini mengganggu ketenangannya.

"Sebelum tidur itu doa dulu, bukannya nangis dulu."

Dengan cepat Kila melihat siapa yang tengah menelponnya sekarang. Hanya untuk memastikan, benar kah suara yang baru saja dia dengar itu adalah suara...

Psychopath boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang