23

4.6K 803 289
                                    

Vote coment atau gue bunuh? -sunghoon

.
.
.

Sunghoon mengendarai motornya dengan laju diatas rata-rata. Seolah-olah dialah penguasa jalan, dia tak segan-segan menabrak apapun dan siapapun yang menghalanginya dijalanan sepi ini.

Sunghoon semakin melajukan motornya guna meluapkan segala emosi yang menggebu-gebu. Dia bahkan hampir terjatuh karna motornya menyenggol tempat sampah yang diam dan tak berdosa.

Rahangnya mengeras, Sunghoon sangat marah. Terbilang lebay memang. entah kenapa anak itu sangat marah mengingat Kila sejak dulu sangat menyukai Renjun dan Kila kerap kali menceritakan tentang Renjun kepada Sunghoon dengan antusias, apakah sampai detik ini pun Kila masih menyukai Renjun? Senyum remeh terpatri dibibirnya mengingat Renjun hanyalah seorang ketua OSIS yang ketampanannya tidak ada apa-apanya dengan dirinya.

Tidak apa-apa Sunghoon, tinggal bunuh saja dia. Mudah bukan?

Mata Sunghoon tetap fokus kejalanan namun tidak dengan pikirannya. Hingga tanpa ia sadari, baru saja dia menabrak sesuatu. Sontak Sunghoon menghentikan motornya, lantas melepaskan helmnya. Menatap lurus didepan sana, terdapat seorang bocah laki-laki terkapar lemah tak jauh dengan posisi Sunghoon sekarang.

Dia baru saja menabrak anak itu.

"Minggir, jangan halangi jalan gue," katanya datar, menatap bocah laki-laki yang terkapar tak berdaya itu tanpa merasa berdosa sedikitpun.

"Bunda..." anak itu bersuara lirih memanggil ibunya dengan sisa-sisa kesadarannya.

Ini adalah pertama kalinya Sunghoon hampir membunuh seseorang dengan tidak disengaja. Menatap bocah laki-laki yang kini melemah, dan suaranya yang kian melirih membuat Sunghoon gemas karna anak itu tidak mati-mati.

Sungguh, tangannya sudah gatal ingin membunuh anak itu sekarang juga, menggunakan tangan kosong karna dia sekarang sama sekali tidak membawa pisau ataupun alat tajam lainnya.

Turun dari motornya, Sunghoon celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada yang mengawasinya sedari tadi.

Ini adalah jalan pintas, jarang sekali orang lewat disini. Jadi Sunghoon bisa dengan mudah menjalankan aksinya.

Bocah laki-laki itu sedari tadi merintih kesakitan memegangi kepalanya yang terbentur. Ia melihat Sunghoon yang berjalan kearahnya, dia kira Sunghoon akan bertanggung jawab dan membantunya mengantarkan dirinya kerumah sakit. Ternyata tidak,

Tanpa diduga, dengan tiba-tiba Sunghoon menerkamnya. Membuat anak itu melotot terkejut. Napasnya tercekat tatkala Sunghoon mencekiknya dengan tak berperasaan.

Anak itu berusaha melepaskan tangan Sunghoon dari lehernya dengan sisa tenaganya. Tenggorokannya tercekat, ingin berteriakpun sia-sia karna suaranya sama sekali tidak terdengar.

Sunghoon melepaskan cengkramannya dari leher anak laki-laki itu hingga anak itu terbatuk-batuk dan terus mengambil napas sebanyak-banyaknya, wajahnya merah padam.

"Bunda..." tangis anak itu seketika pecah, membuat Sunghoon panik setengah mati berharap tidak ada yang mendengar suara tangis itu. Sunghoon mengambil kayu yang berada didekatnya, memukul anak itu menggunakan kayu tepat dimulutnya.

"Diamm, lo mau mati?" Desisnya membuat bocah itu membungkam paksa mulutnya menggunakan kedua belah tangannya, kemudian terisak tanpa suara.

"Lo sudah terlanjur bikin gue marah," ucap Sunghoon dengan suara rendah, membuat anak laki-laki itu gugup setengah mati, menelan ludahnya susah payah.

Sunghoon meletakkan tangannya didada anak itu. Tanpa diduga, Sunghoon menancapkan jari-jari nya didada anak itu hingga berlubang menembus jaringan kulit, dengan sedikit kesusahan, namun tetap berhasil, Sunghoon merobek kulit bocah itu, kemudian memasukan tangannya lebih dalam lagi, hingga akhirnya anak itu mengeluarkan organ dalam bocah laki-laki itu.

Psychopath boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang