🌻 9 🌻

761 82 7
                                    

Warning : Typo bertebaran
.
.
.

Selama dua hari ini dilewati Naruto dengan semangat, latihan-latihan yang dijalani membuatnya terus berusaha untuk mencapai apa yang dia inginkan, selain latihan sihir yang diberikan oleh sang paman Naruto juga melakukan latihan fisik seperti biasa yang dilakukan sejak berusia 2 tahun jika orang lain mengira bahwa dia adalah anak yang lemah maka semua orang salah pada nyatanya kekuatan fisiknya lebih besar daripada manusia normal bahkan mungkin kekuatan fisik Naruto setara dengan seorang Anbu yang melindungi tubuhnya dengan chakra atau seorang peringkat SSS-Paladin bisa juga King didunia sihir. Naruto sengaja merahasiakan kemampuan yang dia miliki agar tidak dipandang aneh, sejak dia mengetahui dia bisa menggunakan sihir di usia dua tahunnya dia selalu menggunakan beban yang dipasang dibeberapa bagian tubuhnya dan menyembunyikannya menggunakan sihir agar tidak diketahui oleh orang lain bahwa ia melakukan latihan fisik, pada awalnya dia kesulitan namun karena sudah terbiasa setiap kali dia menambahkan berat bebannya dia layaknya orang biasa yang melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa berat sedikitpun, bahkan dang paman tidak tau jika Naruto sudah latihan fisik sejak usia dini yang diketahuinya hanya belum lama ini.

Di hari ini latihan di hentikan sementara karena di hari ini mereka akan pergi ke kediaman keluarga Vizoria yang berada di dimensi lain.

"Baiklah Naru kita hentikan terlebih dahulu latihan ini, apakah sudah menyiapkan dirimu untuk bertemu dengan yang lain"

"Iya! Naru sudah sangat siap, tapi apakah paman yakin mereka akan menerima Naru" ucap Naruto sedikit ragu.

"Mereka menggumu Naru, jadi kau tidak perlu hawatir akan hal itu"

"Benarkah, tapi..!"

"Benar, segeralah berbenah sebelum malam kita akan langsung pergi meninggalkan mension karena kita harus sudah sampai dikediaman Vizoria sebelum makan malam" ucapnya lembut sambil mengingatkan.

"Baik! Tolong tunggu sebentar paman" ucap Naruto sambi berlari masuk kedalam kediaman. "AKU TIDAK AKAN LAMA..!" lanjut Naruto sambil berteriak.

"Hahaha..! Ada-ada saja anak itu" ucap Lian sambil menggelengkan kepalanya. Tak lama ia mengalihkan pandangannya ke arah langit biru yang indah.

'Ayah apa kau melihatnya, maaf terlambat membawa cucukmu untuk berada di sampingmu, maaf karena meyembunyikan apa yang dialaminya, tapi aku berjanji akan selalu berada disampingnya dan memberikan kasih sayang yang melimpah, bahkan adikmu paman Revaza selalu mendesakku agar segera membawa cucuk cantiknya kehadapannya agar ia bisa memanjakannya, hahahahah.. Itu yang ia katakan kepadaku, kau tenang saja disana dan tersenyum lah selalu untuk menghiasi hari-hari penuh makna milik cucukmu' batin Lian yang mengenang kebersamaannya dengan sang ayah yang diridukannya.

Karena terlalu asik melamun Lian tidak menyadari kehadiran Naru yang terus saja memanggil-manggil.

"Man.."

"....."

"Paman.."

"....."

"Paman.."

"....."

"PAMAN.." teriak Naruto tepat berada di samping sang paman yang sejak tadi mengabaikannya.

Lian yang terkejut karena teriakan cempreng Naruto yang tepat berada di sampingan membuatnya harus menutup telinga dan mundur beberapa langkah untuk menjauh menyelamatkan telinganya dari kehancuran.

"Ya ampun Naru, apa yang baru saja kau lakukan" ucap sang paman, masih menutupi telinganya yang terasa berdengung.

"Habisnya paman sejak tadi Naru panggil tidak ada sahutan sama sekali, memangnya apa yang paman pikirkan?" tanya Naruto pada sang paman.

My Sun AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang