Amarah

0 0 0
                                    

Dapur yang disesaki dengan berbagai macam makanan aneh cukup untuk menarik perhatian Frade. Ada berbagai macam olahan daging, buah-buahan segar sampai minuman-minuman manis berwarna-warni yang hanya dijual di pertokoan Kota. Mencicipi satu per satu dari semua makanan ini tak cukup waktu seharian saja. Jika dihitung dengan seksama, isi dapur ini barangkali cukup untuk persediaan makan tiga-kali-sehari dengan porsi penuh selama setengah tahun ke depan.

Hawk dan dua pria lainnya tampak sedang berada dalam obrolan yang begitu mendalam. Frade yang tadinya berniat untuk menyapa Hawk, kini harus membatalkannya. Mr. Robert ada di sana, Frade sama sekali tak punya keberanian untuk bertatap muka dengan orang hebat seperti beliau. Frade tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia berada di antara mereka bertiga. Pemuda bernama Hawk itu kelihatannya adalah pria yang pintar, kalau tidak, mungkin Mr. Robert tidak akan betah berlama-lama mengobrol dengannya.

Rumor mengatakan kalau Mr. Robert hanya akan merelakan waktunya jika menemukan orang yang memiliki rentang frekuensi otak yang sama dengannya.

Lalu pemuda satunya lagi –pemuda kota yang namanya bahkan tidak bisa diingat Frade, sepertinya memang bukan orang bodoh yang selama ini ia kira. Masyarakat kelas atas memang benar-benar berada di tingkatan yang sangat berbeda. Lihatlah badannya yang gempal itu, dia pasti tidak pernah merasa kesulitan menemukan bahan makanan. Pria itu juga memiliki bau yang asing di hidung Frade. Dia sendiri merasa aneh dengan bau cokelat yang berasal dari cairan yang ia semprotkan dengan asal.

Di sisi lain aula, sekumpulan wanita dengan gaun-gaun yang berkilauan tampak sibuk memerhatikan ketiga pria itu. Gaun-gaun itu tampaknya disulam dari cahaya-cahaya bintang sehingga kilauan cantiknya tak ada beda dengan kelap-kelip bintang di malam musim panas.

Mulanya Frade tidak begitu peduli, tetapi isi obrolan wanita kota telah berhasil menumbuhkan rasa penasarannya, sama seperti rasa gatal yang tak bisa untuk tak digaruk. Dia sengaja mendekatkan diri hanya untuk tahu seperti apa topik pembicaraan orang-orang kaya.

Dengan pakaian yang dikenakan Frade sekarang, para wanita itu telah lupa kalau Frade adalah seorang masyarakat miskin yang pernah mereka pandangi secara rendah.

“Dia berasal dari kalangan masyarakat menengah.” tutur seorang wanita yang memakai gaun berwarna keperakan. Rambut merah wanita itu diikat dengan sangat rapi. Bibirnya berwarna merah mecolok, lalu di leher dan pergelangan tangannya terdapat banyak perhiasan yang sangat berkilau.

Frade tidak begitu paham mengapa wanita suka sekali memberikan warna-warna yang aneh di wajah dan bibir mereka.

“Sayang sekali, padahal dia cukup menawan.” balas temannya yang memakai gaun berwarna merah muda.

Senyum lebar menghiasi wajah wanita-wanita yang berwajah cantik ini. Kulit para wanita itu terlihat sangat mulus dan kencang seolah mereka tidak akan pernah mengalami penuaan dan dapat hidup abadi. Bisa jadi sudah ratusan ribu uni mereka habiskan hanya untuk memperelok tubuh. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa kecantikan mereka memang berada di tingkat yang jelas-jelas berbeda dengan masyarakat biasa.

“Apa yang akan terjadi jika aku menggodanya?” celatuk wanita satunya lagi. Wanita itu memakai pakaian ungu yang sangat terbuka sehingga menampakan belahan dada dan pahanya. Dia seolah ingin memamerkan kulitnya yang putih bersih itu.

Mereka bertiga lalu mengeluarkan tawa pelan, tawa yang sengaja ditahan untuk mempertahankan kesan anggun. Orang-orang kaya itu memang tolol, mereka rela menghilangkan identitas asli diri mereka hanya untuk mendapat pujian semu dari orang lain.

Frade meringis memikirkannya.

“Coba saja. Tidak ada satu pun pria yang akan menolak wanita tercantik seperti dirimu, Jasmine.” kata perempuan bergaun perak.

Sky Cruiser : After ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang