Jatuh

1 1 0
                                    

Mr. Robert melihat napas Mars masih terengah-engah. Dadanya terus bergerak naik turun tak teratur.

Dan sekarang, kaki Mr. Robert terasa sangat lemas. Otot-ototnya tak sanggup digerakan dengan bebas. Dia benci sekali jatuh dari ketinggian. Dia paling benci ketika jantungnya terasa ingin jatuh ke perut.

Mr. Robert tidak begitu yakin kalau ia boleh merasa lega sekarang. Sky Cruiser berhenti hanya beberapa milidetik sebelum kendaraan ini nyaris jatuh ke jurang. Semuanya berkat Mars yang tetap keras kepala berusaha menghentikan kendaraan raksasa ini.

Dari kaca kokpit dia dapat melihat pemandangan hutan yang luas, yang berarti saat ini Sky Cruiser sedang berada di tepi jurang yang amat tinggi. Dia tidak mau lagi berurusan dengan ketinggian.

Sial, dengusnya pelan.

Dengan tangan yang gemetar, Mr. Robert berusaha melepas sabuk pengamannya. Tidak berhasil. Dia menggerutu. Pada saat-saat seperti ini hal sepele pun dapat menjadi pemantik amarah.

Venus membeku di kursinya, tak percaya dengan apa yang telah menimpa dirinya dan Sky Cruiser. Tidak ada sepatah kata pun yang sempat keluar dari mulutnya, begitu juga dengan Mars yang masih saja menegang dalam duduknya.

Kegaduhan mulai terdengar dari kabin penumpang.

Sial, gerutu Mr. Robert lagi. Segala jenis umpatan keluar dari mulutnya. Kepalanya terasa sakit sekali. Barangkali otaknya tak lama lagi akan keluar dari kepalanya sendiri.

Dengkulnya pun seakan telah kehilangan kemampuan untuk menopang tubuh. Mr. Robert kembali terduduk di kursinya.

Suara samar gemertak bagai ranting pohon yang patah terdengar dari suatu tempat sehingga membuat Mr. Robert harus diam agar dapat mendengarnya lebih jelas, takut-takut kalau suara itu cuma halusinasi belaka.

Mars berbalik menatapnya, menelan ludah dengan setengah gelisah. “Bos, sebaiknya kau dan para penumpang keluar sekarang juga.”

Alih-alih menanggapi peringatan Mars, Mr. Robert malah terdiam, ingin memastikan sendiri dari mana asal suara bergemeretak itu.

“Bos, apa kau tidak dengar?!” Mars berteriak dengan suara serak. Habis lah sudah semua rasa sabar yang dimilikinya.

Barulah setelah Mr. Robert menyadari sesuatu, gelisah kembali bergolak di dalam dirinya. Dia terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu, padahal Mars sudah memberitahunya.

Meskipun tenaga di otot-ototnya hanya tinggal sedikit, Mr. Robert memaksakan diri berlari menuju ke kabin penumpang. Semuanya tampak kacau! Barang-barang berserakan di lorong. Pecahan-pecahan botol bertebaran di sepanjang lantai kabin.

Orang-orang ketakutan, panik! Beberapa di antara mereka bahkan tak sadarkan diri. Sedangkan sisanya berwajah lebam, boleh jadi terhantam oleh barang-barang yang tak sengaja terbawa ke kabin penumpang.

Mr. Robert berteriak sekencang yang ia bisa, memerintahkan para penumpang dan awak kabin untuk segera keluar dari Sky Cruiser sekarang juga. Dia menyerahkan tugas pada Lenis untuk memandu mereka ke pintu darurat di kabin dasar.

Mereka tak habis pikir lagi sekarang, menurut dengan sukarela karena tak mau mati cepat. Bahkan, seseorang yang tergeletak di lantai lorong pun mereka injak-injak begitu saja. Orang itu sudah tewas, barangkali karena bandel tak mau memasang sabuk pengaman. Mr. Robert sedang tidak berniat untuk berbela sungkawa sekarang.

“Mr. Robert, istriku tidak sadarkan diri.” rengek seorang pria tua yang sudah renta.

“Tidak perlu khawatir, pak.” Krisan datang entah dari mana, seperti biasa bagai pahlawan kesiangan.

Sky Cruiser : After ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang