Saat ini juga, dadanya terasa sangat sesak. Dia sedang dicekik oleh dirinya yang lain. Tekanan darahnya mungkin telah naik dengan drastis. Rasa sakit di kepala Hawk semakin menggila, seolah tempurung kepalanya sedang dihantam oleh benda tumpul dengan sangat keras.
Perasaan negatif itu belum juga reda. Kobaran amarah yang membakarnya belum juga padam.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Hawk telah gagal mengontrol dirinya sendiri. Kalau saja Mr. Robert tidak di sana untuk mendinginkan situasi, dia mungkin sudah melakukan hal yang sangat buruk. Dan jika saja sesuatu yang buruk itu memang terjadi, Hawk sama sekali tidak berencana untuk menyesalinya.
Sayangnya monster yang ada di dalam dirinya tidak sampai bangkit untuk mengamuk.
Keputusannya untuk meninggalkan aula mungkin adalah yang terbaik. Dia tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa untuk saat ini. Tiba-tiba saja Hawk menjadi sangat benci pada semua orang. Tiba-tiba saja warna gelap yang telah lama dikuburnya dalam-dalam kembali menyelimuti hatinya yang rapuh.
Hawk tidak bisa menangis, tidak pula bersedih. Dia dilahirkan tanpa air mata sehingga hanya amarah yang tersisa.
Hawk sangat frustrasi. Dia terduduk di hadapan dinding kaca yang sangat besar. Matanya yang mengarah ke langit gelap tampak kosong, seakan-akan keinginannya untuk hidup telah sirna dilahap dengki. Rambutnya yang semula disisir dengan rapi kini menjadi tak beraturan. Kulit putihnya terasa panas sampai-sampai keringat membanjiri keningnya.
Bisa jadi suatu saat dia akan berakhir dengan melakukan bunuh diri. Siapa pun yang melihatnya saat ini pasti meyakini hal tersebut. Siapa yang benar-benar tahu soal hati manusia?
Hawk adalah lelaki yang biasanya selalu tenang dalam keadaan apapun. Sebisa mungkin dia selalu menghindari segala bentuk emosi yang barangkali bisa membuatnya akal sehatnya hilang. Dia tak pernah sampai hati menyimpan dendam pada orang-orang yang merendahkan dirinya. Hawk bukan pula tipe manusia yang akan dengan mudahnya terprovokasi jika mendapat penghinaan.
Semua itu dilakukannya jika memang berkaitan dengan diri Hawk. Tapi dia akan berubah menjadi Hawk yang benar-benar berbeda ketika seseorang telah melakukan penghinaan kepada keluarga dan orang-orang tersayangnya.
Jika saat-saat seperti itu terjadi lagi, kiranya dia tak akan pernah setengah hati membiarkan iblis merasuki dirinya.
Saat ini juga, dia ingin sekali memeluk wanita kesayangannya itu. Hawk tidak pernah memedulikan perkataan orang-orang tentang Melissa, karena baginya Melissa adalah wanita tercantik yang pernah ada di hidupnya.
Hatinya kembali terasa sangat sakit. Mulut kotor pria itu bagaikan pisau tajam yang dengan kejamnya mengiris perasaan yang dimiliki Hawk. Dia sama sekali tidak berniat untuk memaafkan siapa pun yang pernah menghina Lissa, tidak pula pria yang namanya tidak ingin disebutkannya itu.
Jika saja dia punya kesempatan untuk bisa membungkam orang-orang yang pernah menghina Lissa, Hawk tak akan pernah ragu untuk melakukannya dengan cara yang paling buruk.
Apa yang sedang dilakukan Lissa sekarang? Hawk terus teringat wanita itu. Dia merindukannya. Dia merindukan aroma khas rambut Lissa yang membuatnya nyaman. Dia merindukan ucapan-ucapan lembut Lissa yang selalu bisa menenangkan hatinya. Andai Lissa ada di sampingnya sekarang, mungkin Hawk tidak perlu mengalami rasa sesak ini.
Hawk berusaha keras untuk mengendalikan emosinya, dia harus kembali menjadi Hawk yang biasanya. Hawk mencoba untuk mengalihkan pikirannya pada anak-anak, pada Lily, pada Noya, pada Io, pada Liz, dan semua anak-anak yang pernah diajarnya. Anak-anak biasanya selalu bisa menyembuhkan suasana hati yang suram, terutama jika teringat senyum polos di wajah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Cruiser : After Apocalypse
Ciencia FicciónSembilan puluh delapan persen teknologi yang pernah dibuat manusia telah musnah, termasuk kendaraan laut dan kendaraan terbang yang sekarang hanyalah sebuah dongeng yang dikisahkan guru sejarah. Manusia menjadi makhluk bumi yang langka. Semuanya ter...