Aula

0 0 0
                                    

Mr. Robert bersama asistennya sirna dari pandangan. Semua orang sudah bersiap dengan sabuk pengaman yang terikat kuat. Hawk memilih kursi dekat jendela pada bagian kanan belakang kabin. Tidak ada orang lain yang duduk di sampingnya.

Dari kaca jendela ini tidak ada pemandangan Bailena yang dapat dilihat karena kabin ini berada di bagian paling atas sehingga pemandangan yang menghalangi mata hanyalah langit dan permukaan sayap pesawat yang gelapnya lebih pekat dari malam.

Kursi di bagian belakang diisi oleh tiga orang. Hawk di sisi kanan, Frade di bagian kiri, sedangkan kursi di bagian tengah diduduki oleh seorang anak perempuan berambut pendek. Pada saat para petugas berpakaian kuning datang, Hawk mendapati anak itu hampir saja menolak ketika diminta untuk memberikan koper besarnya, tapi masalah itu dapat teratasi ketika Krisan menekankan soal peraturan Mr. Robert.

Sejak barang pribadinya tidak lagi di tangannya, gadis itu menjadi murung dan terlihat tidak tenang. Kadang-kadang ia mengepalkan kedua tangannya secara bersamaan, sebuah gerakan yang biasa digunakan untuk menenangkan diri sendiri.

Suara gemeresik muncul dari alat mirip radio yang tertanam di bagian atas kabin. Radio bulat itu adalah pengeras suara yang sengaja diletakkan di bagian atas setiap kursi penumpang, tepatnya di samping tombol yang berwarna biru.

“Bersiaplah!” suara parau itu milik Mr. Robert. “Kalian akan merasakan sensasi terbang yang belum pernah terbayangkan. Tapi aku dapat menjamin kita tidak akan mengalami guncangan apapun.”

Suara Mr. Robert lalu lenyap begitu saja. Beberapa detik kemudian, baling-baling pada kedua sayap Sky Cruiser mulai bergerak, berputar cepat sehingga nyaris terdengar seperti suara angin kencang kala badai melanda.

Hawk merasakan hentakan yang tiba-tiba, seolah dirinya sedang ditarik ke pusat gravitasi saat ini juga. Hukum ketiga Newton sedang bekerja. Ada sensasi gelitik di perut Hawk. Otot-otot tubuhnya tiba-tiba menjadi sangat tegang dan jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Tangannya sedikit bergetar untuk sesaat.

Jadi, seperti inilah rasanya terbang. Hawk rasa ini cukup menyenangkan. Selama hidupnya, sensasi seperti ini baru pertama kali ia rasakan.

Setelah beberapa menit merasakan sensasi tarikan gravitasi itu, semuanya kembali normal.

Ini benar-benar di luar dugaan. Kehebatan Sky Cruiser sanggup meredam segala bentuk getaran dan turbulensi padahal kendaraan ini sedang terbang rendah, hanya duapuluh ribu kaki!

Hawk membuka buku catatannya yang sudah ia keluarkan dari tas sebelum para petugas mengambilnya. Ia menggambar dan menulis sesuatu di lembar pertama dengan menggunakan pena bertinta biru yang Lily berikan padanya beberapa hari lalu.

Lily menyukai warna biru. Menurut gadis itu, warna biru memberinya rasa ketenangan, terutama ketika dapat melihat langit biru di musim panas.

Selagi Hawk sibuk dengan tangannya, orang-orang mulai melepas sabuk pengaman dan berjalan mengantri ke bagian belakang kabin. Fokus Hawk tak bisa dicuri, sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa Mr. Robert telah menginstruksikan para penumpang untuk dapat melepas sabuk pengaman dan pergi ke kabin di lantai bagian tengah.

Kalau saja Krisan tidak datang untuk mengingatkannya, Hawk mungkin akan menghabiskan semalaman penuh di kursi yang nyaman ini.

Selepas memenuhi halaman pertama bukunya, Hawk bersiap untuk mengeksplorasi bagian lain Sky Cruiser. Sekilas dia kembali menatap pemandangan di luar kaca jendela yang berukuran kecil itu, Hawk merasakan hatinya terpesona menatap langit malam di musim panas. Ia benar-benar tak sabar untuk menceritakan semua hal luar biasa ini pada anak-anak.

Krisan masih menunggunya dengan sabar.

“Maaf telah membuatmu menunggu.” Ucap Hawk dengan halus.

Sky Cruiser : After ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang