Cori tengah tertidur nikmat sambil menghayati pemandangan badai salju yang mengerikan. Mengerikan bagi Cori bisa berubah arti menjadi menyenangkan. Dan makna menyenangkan dalam kamus Cori adalah sesuatu yang dapat memacu adrenalin. Tantangan akan terus menerus menumbuhkan ketakutan dalam dirinya sampai dia jadi terbiasa dan ketakutan itu takluk olehnya.
Mengalahkan rasa takut akan menjadi kepuasan tersendiri bagi Cori.
Sebuah arloji tua berwarna keperakan yang mengelilingi pergelangan tangan kanan Cori diliriknya. Pukul lima pagi, terlalu dini untuk menikmati badai pagi.
Kalau biasanya orang-orang mengenakan arloji di tangan kiri, Cori malah sebaliknya dan dia dianggap aneh karena hal sepele macam itu.
Sebuah getaran merayapi kaki-kaki tempat tidur usangnya. Cori mengabaikannya seperti seekor lalat yang terbang melewatinya begitu saja. Gedung sialan ini memang terlalu tua untuk ditinggali. Kalau bukan karena tinggi gedung yang mengalahkan gedung-gedung lainnya, Cori sudah dari dulu berpindah tempat.
Pukul lima adalah waktu yang terlalu cepat untuk menuangkan air panas ke dalam cangkir kopi miliknya. Cori tidak terbiasa menikmati kopi panas di waktu subuh yang gelap.
Kaca jendela tiba-tiba ikut bergetar, mengeluarkan suara yang tidak nyaman di telinga. Cori jengkel sejadi-jadinya, dia mengumpat pelan. Hari ini amukan badai lebih ganas dari biasanya, sampai-sampai Cori harus mengenakan jaket yang tebalnya dua kali lipat dari jaket yang biasa dia pakai. Tudung jaketnya pun berbulu. Bah, dia paling tidak suka dengan bulu-bulu lembut yang menurutnya cukup menggelikan itu. Cori jadi terlihat seperti wanita tua yang kebanyakan makan. Yah, meskipun sebetulnya itu memang benar –kalau Cori punya hobi makan. Tapi kalori yang masuk ke dalam tubuhnya akan menguap cepat ketika dia bergerak.
Cori adalah tipe manusia yang akan merasa gatal jika cuma berdiam diri saja.
“Hei, Mal. Aku bosan.” Cori berkata melalui radio. Selama beberapa menit menunggu jawaban, Malaka tak kunjung bicara. Padahal Cori tahu betul lelaki itu ada di suatu tempat, dengan mata dan telinga yang siap siaga setiap waktu menanti laporan Cori.
Malaka pastinya tak mau repot-repot menanggapi keluhan Cori. Lelaki itu kapok betul. Dulu, saat mereka sedang menunggu ‘buruan’ di kota, Malaka cemas bukan main ketika Cori menghubunginya lewat radio dengan dalih ‘pesan darurat’.
Alih-alih darurat, nyatanya Cori cuma bosan dan iseng mengerjai Malaka sampai-sampai Mal–panggilan akrabnya– tidak mau bicara padanya hingga satu minggu kemudian.
Bisa dibilang, Cori dan Malaka adalah partner terburuk sepanjang sejarah. Satunya tukang berisik sedangkan satu lagi adalah lelaki yang irit bicara. Cori seringkali mengejeknya dengan sebutan si gigi kuning karena mengira Malaka pelit bicara akibat giginya yang jarang digosok. Cori pikir Malaka mungkin merasa malu.
Cori membentangkan tubuhnya, menikmati sensasi dingin dalam tidur singkatnya. Belum sempat dia menyelami dunia mimpi, Mal –dengan setengah berteriak membangunkannya lewat radio. Lelaki itu jelas-jelas melakukannya dengan sengaja, dia selalu tiba-tiba berteriak ketika tahu Cori mulai terlelap. Dan Cori yakin sekali kalau Mal tak akan berhenti membangunkannya dengan cara yang menyebalkan, kecuali kalau dendam-dendamnya pada Cori telah dibayar tuntas.
“Aku tidak tuli, Mal.” Cori balas berteriak, tapi Malaka pasti sudah mengantisipasi pembalasan semacam itu.
“Burung raksasa.” seru Malaka, terdengar tenang seperti biasanya. Terakhir kali dia panik adalah ketika Cori berpura-pura tenggelam ke sungai beku, dan sejak saat itu kepanikan tidak pernah sedikitpun berani menyentuh Mal.
“Apa-apaan kau ini,” Cori menguap, ingin sekali mengumpat. “Kalau cuma burung tak perlu sampai berteriak seperti itu, Mal. Aku tahu kau memang ingin sekali balas dendam tapi tidak saat aku sedang tertidur.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Cruiser : After Apocalypse
Science FictionSembilan puluh delapan persen teknologi yang pernah dibuat manusia telah musnah, termasuk kendaraan laut dan kendaraan terbang yang sekarang hanyalah sebuah dongeng yang dikisahkan guru sejarah. Manusia menjadi makhluk bumi yang langka. Semuanya ter...