"Udah nemuin rumah yang cocok, Ra?" tanya sesorang lewat telphon.
Yura menghela nafas dan terdengar murung, "belum kak. Ini udah hampir seminggu aku tinggal di hotel. Aku sempet bingung mau beli rumah sendiri atau sewa apartement lagi, masalahnya aku tuh mikirin pengeluarannya loh kak. Kak Jisoo tau kan, bulan depan aku harus lunasin sisa-sisa hutang mama? Mama mana sempet buat bayar coba, warisan almarhum papa juga baru lunasin sekitar setengahnya."
Mendengar itu, Jisoo di seberang sana menghela nafas. "Yaudah untuk sementara sewa apartement kecil dulu aja, atau gini aja deh... kamu beli rumah aja dulu, untuk lunasin hutang pinjem uang kakak. Gimana?"
"Ah engga deh kak, aku takut gak bisa bayarnya ntar. Lagian aku belum punya pekerjaan tetap." Kata Yura
"Yaampun Yura, kamu ini kaya lagi ke siapa aja bilang gitu. Gapapa kali, lagian kamu udah kakak anggap sebagai adik sendiri."
"Bukan masalah itu loh, kak." Yura terduduk disofa sambil menggaruk tengkuk, dia menatap cermin hotel di depannya. "Yura gak enak, selama ini ngerepotin Kak Jisoo terus. Takutnya malah ngebebanin dan keterusan buat pinjem. Lagian Kak Jisoo emang ada uang dimana? Tabungan kakak juga pasti belum terlalu banyak. Yura gak mau ngehalangin Kak Jisoo buat kuliah."
Jisoo itu yatim piatu sejak SMA, ibu dan ayahnya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Belum lagi Jisoo adalah anak satu-satunya seperti Yura, dia tinggal sendiri semenjak orang tuanya meninggal. Untuk pendidikan selama SMA, semuanya ditanggung oleh nenek Jisoo.
Karena berhubung sekarang Jisoo merasa sudah besar, dan merasa harus mandiri untuk masalah hal ini, Jisoo akhirnya memutuskan untuk tinggal dan mencari pekerjaan sendiri. Selain untuk membiayai dirinya sendiri, Jisoo juga menabung untuk biaya kuliahnya nanti.
Bertahun-tahun, Jisoo harus menunggu semua tabungannya terkumpul untuk kuliah yang ia idamkan selama ini. Bahkan Yura sudah melewati garisnya terdahulu untuk kuliah. Mana mungkin Yura tega untuk meminjam uang kepada Jisoo sekarang, kan?
"Gapapa pakai uang kakak aja dulu. Daripada kejadian yang buruk kejadian lagi kan? Uang itu gak lebih penting dari nyawa seseorang." Ucap Jisoo pelan.
Yura menghela nafas beberapa kali dan menatap sekitaran ruang. Pandangannya kabur, berimajinasi untuk membayangkan kejadian kemarin-kemarin.
Alasan legit kenapa Yura keluar dari apartementnya ialah karena waktu itu ada kasus pembunuhan disana. Yang lebih parah, alasan lain kenapa hal buruk itu bisa terjadi adalah karena sistem keamanan di dalam apartement yang tidak terlalu ketat membuat orang asing bisa masuk kapan saja tanpa di ketahui. Kunci pintu tiap apartement ternyata kurang mendukung stabilitas keamanan disana, dan itu membuat penyusup bisa masuk kapanpun.
Yura sebenarnya hanya takut sesuatu buruk terjadi, mengingat korban pembunuhan itu adalah tetangganya sendiri--diapartement saat itu. Dia masih syok, dan agak trauma. Maka dari itu Yura memutuskan untuk mencari tempat tinggal baru yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Mask ┊ Lee Juyeon✔
FanfictionLee Juyeon memiliki dua topeng, dia bisa berkamuflase sebagai pria yang baik dan sebagai pembunuh yang gila. 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒖 𝒔𝒖𝒌𝒂? ©Jstminegrint