Untuk kesekian harinya, Yura pulang dengan kondisi yang terbilang terpuruk. Dan itu berlaku hingga tatapannya mengarah pada lelaki di hadapannya.
Juyeon sepertinya baru pulang dari suatu tempat, dia berdiri tepat di depan pagar rumahnya sendiri--laki-laki itu berusaha untuk acuh pada Yura.
"Juyeon." ucap Yura saat pria yang disebut namanya itu akan membuka pagar rumah. Juyeon bergeming, dia mencoba tidak berbalik.
"Gue udah bilang'kan, sebelumnya." kata Juyeon, "jangan bicara sama gue lagi mulai sekarang."
"Juy, lo bisa gak sih berhenti buat bersikap seperti ini? Lo cuman coba sakitin diri lo sendiri aja!" seru Yuta sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat, "yang jahat disini itu Minho bukan lo."
Juyeon menatap Yura dengan tatapan yang sulit diartikan, pria itu berjalan mendekat--sorot matanya terlihat tajam. "Lo gaakan pernah ngerti cara memahami ini, Yura. Lo gak pernah paham gimana rasanya mencoba ingat, sesuatu hal yang sebelumnya lo gapernah punya. Lo gak pernah mengerti rasanya sakit untuk nahan semua ini, dan mengiyakan kenyataan dimana lo adalah monster sebenarnya! Lo bukanlah gue, dan lo gak berhak untuk ikut campur."
"Lalu apakah gue hanya bisa diam lihat lo seperti ini--tersiksa dalam kenyataan pahit dan menghindari gue selamanya? Haruskah gue berperilaku seperti itu di depan lo? Iya?!" Yura marah, benar-benar marah.
"Lo mau hidup dengan pemerkosa seperti gue?" Juyeon menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan, begitu tajam dan menusuk--Yura benar-benar bingung untuk bicara seperti apa. "Lo mau hidup dengan kriminal seperti gue ini? Yang punya penyakit mental-yang bahkan mungkin harus ditanggung SEUMUR HIDUP tanpa cuma-cuma." matanya memerah, "gue bahkan gak pernah tau hal keji apa lagi yang gue lakuin selama orang itu berkuasa penuh. Gue bahkan gak berhak untuk hidup setelah mengingat semuanya."
"Juyeon-"
"Lo harusnya benci gue, Yura. Gue udah lecehin lo, gue udah merusak kehormatan lo dengan cuma-cuma, gue bahkan dengan teganya melukai lo sampai seperti ini. Lo harusnya marah-"
"Gue gak berhak marah atas itu! Lo mengerti?" teriak Yura sambil terisak.
"Gue mungkin aja bakal ngebunuh lo, saat itu juga." ucap Juyeon dengan nada berat.
"Gue gak pernah merasa keberatan untuk mati ditangan lo saat itu juga." sahut Yura dengan tatapan menyalak.
"Gue akan mencoba lupa, dan akan membenci lo, sebagaimana hal itu harus terjadi." ucap Juyeon penuh penekanan.
"Dan gue akan selalu ada untuk lo, apapun itu juga."
"Gue gaakan pernah menerima lo lagi, Yura."
"Gue juga gaakan pernah menyerah untuk mencegat lo masuk ke dalam zona yang seharusnya gak terjadi."
"Kang Yura gue akan membenci lo!" seru Juyeon, "mulai detik ini juga...saat lo berani melewati batas diantara kita lagi. Gue gaakan menganggap lo ada." kata Juyeon yang lalu beranjak dari sana, memasuki rumah dengan emosi yang meluap-luap.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Mask ┊ Lee Juyeon✔
FanfictionLee Juyeon memiliki dua topeng, dia bisa berkamuflase sebagai pria yang baik dan sebagai pembunuh yang gila. 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒖 𝒔𝒖𝒌𝒂? ©Jstminegrint