8; 𝗧𝘄𝗼𝑀𝑎𝑠𝑘

433 99 3
                                    

"Kalau saya boleh tau, kenapa Juyeon bisa menjadi seorang detektif polisi?" tanya Joy setelah beberapa hari kemudian menyelesaikan konseling bersama Juyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau saya boleh tau, kenapa Juyeon bisa menjadi seorang detektif polisi?" tanya Joy setelah beberapa hari kemudian menyelesaikan konseling bersama Juyeon. Kini dia sedang berbincang dengan Minho.

Mereka memang sudah merencanakan perjanjian ini dari jauh-jauh hari, jadi tidak usah dianggap heran lokasi yang mereka pilih terbilang cukup tepat.

Minho mengerutkan dahi saat mendengar pertanyaan yang dilempar Joy, dia menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Maksudnya?"

Joy menghela nafas kemudian memainkan cangkir tehnya, latar suasana kafe yang ramai membuat fokus kedua insan itu terbagi-bagi secara tidak langsung.

"Setau saya syarat untuk menjadi polisi ialah ; dia harus di uji baik mental maupun fisik. Kalau dia tau soal hal ini, soal dia memiliki sebuah gangguan kepribadian yang merubah mentalnya, kenapa dia bisa lolos begitu saja dari syarat ini?"

Minho menatap Joy lamat, dia terdiam sebelum menjawab. "itu karena Juyeon dulu gak pernah tahu ...dia punya kepribadiannya yang lain. Dia bahkan gak pernah ingat setiap adegan ketika tubuhnya di kuasai oleh 'Minho' itu."

Joy melirik pria dihadapanya. "Lalu, kenapa dia malah mengakui namanya, Minho? Kenapa dia malah men-duplicate Pak Lee?"

Minho menggenggam kedua tangannya lalu kembali berucap, "psikolog yang pernah menangani ini bilang bahwa Juyeon itu memiliki gangguan dimana dia 'lupa terhadap diri sendiri'. Tentu Bu Joy tahu betul kami berdua ini kembar, bukan?"

Joy mengangguk, dia mencoba mendengarkan.

"Mungkin hal itulah yang membuat Juyeon bingung tentang mengenai jati diri dia sebenarnya. Karena kami berdua itu sering bareng, dan melakukan aktivitas yang sama...mungkin dia berfikir kalau dia itu adalah saya. Namun yang janggal, kalau memang Juyeon itu meniru saya—sampai membentuk kepribadiannya yang lain seperti sekarang, harusnya dia punya sifat yang sama dengan saya. Tapi untuk kali ini, saya engga menemukan apapun. Malahan kepribadiannya itu membentuk lagi sifat baru, yang jauh sangat berbeda dari saya atau Juyeon sendiri."

Joy mengambil teh di atas meja, otaknya terus berputar memikirkan setiap detail ucapan Minho saat ini.

Wanita jangkung itu menaruh cangkir setelah minum, kemudian bersuara. "Kalau boleh tahu...trauma apa yang pernah ia hadapi sebelum kepribadiannya muncul?"

Minho menyenderkan punggungnya kemudian berfikir, "saya gak tau pasti sih, tapi kayanya...Juyeon berubah semenjak ayah kami meninggal dunia."

ii




Di dibalik kaca itu Juyeon bisa mendengar setiap pertanyaan dan jawaban yang di ajukan oleh pihak di dalam. Juyeon saat ini masih ditempat kerjanya, dia dan yang lain sedang menyelidiki salah satu kasus besar—pembunuhan berantai—kasus yang sama seperti kemarin. Juyeon dan teman-temannya kini sedang mencoba mengintrogasi orang yang sekarang menjadi tersangka utama dalam kasus ini. Changmin bertugas untuk mengajukan pertanyaan untuk dibuat laporan—sebagai bentuk bukti untuk persidangan nanti, sementara Lee Juyeon memantau mereka dibalik pintu, pria itu hanya menatap mereka diluar ruangan—lebih tepatnya melihat dibalik kaca besar di depan.

2 Mask ┊ Lee Juyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang