3; 𝗧𝘄𝗼𝑀𝑎𝑠𝑘

580 114 3
                                    

Juyeon—–yang berperilaku Minho itu menyeret mayat June ke sebuah bukit dekat rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juyeon—–yang berperilaku Minho itu menyeret mayat June ke sebuah bukit dekat rumahnya. Tangannya menarik kaki panjang June hingga punggung mayat lelaki itu terluka akibat gerakan keras dari tanah berliku dibawahnya. Banyak kerikil dan batu-batu yang berserakan saat itu, dan itu membuat suara pergerakannnya menjadi lebih kasar.

Usai menggali lubang besar dibawah dengan sekop, Juyeon melempar June dengan satu gerakan. Dia menendang, menyeret bahkan berdecih ketika mayat itu terperosok ke dalam tanah. Genangan darah akibat luka dibagian perut June disana membuat pemandangan 'lubang kematian' itu terasa lebih nyata.

Tanpa di duga Juyeon tersenyum tipis melihat kelakuannya sendiri.

ii

Yura masuk ke dalam rumah setelah dipersilahkan oleh pemiliknya.

Ternyata benar kata Jisoo, rumah ini cukup murah saat Yura menanyakan harganya. Mungkin harga rumah ini setara dengan empat kali gajinya selama menjadi guru les. Ini mungkin akan lebih dari cukup untuk Yura sendiri. Meskipun memang fasilitasnya tidak memasuki standar dan kualitas yang cukup bagus untuk dikatakan rumah idaman, namun setidaknya kini Yura bisa memiliki tempat tinggal.

"Mbak Yura baru pulang kerja, ya?" Melihat pakaian formal yang dipakai Yura saat ini, si pemilik rumah itu jadi penasaran.

"Ah iya bu, " Yura tersenyum tipis sambil menaruh gelas berisi teh ke meja setelah meminumnya. "Saya kerja di deket sini, masih di komplek ini juga.

"Ouh begitu, pantes aja." Ibu itu tersenyum. "Tapi kenapa tiba-tiba mau beli rumah sendiri kalau boleh tau? Mbak Yura mau menikah ya? Tapi kok gak bawa suaminya juga?"

Yura langsung gelagapan mendengarnya, "ah engga bu! Ibu salah paham! Sa-saya engga––...saya masih single."

Siibu terkekeh pelan saat melihat wajah Yura yang memerah tanpa alasan. "Oalah...kirain toh udah punya calonnya, makanya survei rumah kesini."

ii

Berpulanglah Yura dari rumah yang tadi menuju hotel, dia berjalan menelusuri jalan——memotong jalan agar lebih cepat berjalan menuju jalan besar.

Mengingat Green House adalah perumahan yang cukup luas, jalan terasa lebih panjang dari biasanya. Belum lagi suasana malam yang mencekam, dimana lampu disana-sini mati dengan tiba-tiba—–mereka memercikan sebuah percikan listrik sebelum akhirnya benar-benar padam. Sana-sini rumah terlihat sepi, jendela dan atap rumah mereka terasa dingin.

Ketika angin berhembus, semua suasana horor ini jadi lebih terasa. Yura merinding dalam sekejap.

"Eh Yura?" Seseorang memanggilnya dari arah samping, lebih tepatnya di gang belokan tepat Yura berdiri.

"Juyeon?"

Yang dipanggil mengernyit, " 'Juyeon?' " Pria itu menghampiri Yura dari kegelapan.

"Loh? Bukannya mas, emang mas Juyeon? Waktu itu kita ketemu bilangnya 'Juyeon'?"

2 Mask ┊ Lee Juyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang