Mereka mengintimidasi Yura dengan kata-katanya.
Mengikat dia yang notabenenya adalah seorang anak kecil.
Teriakan.
Ruang gelap.
Lelaki bejat.
Perampokan.
Diskriminasi.
Psikopat.
Mereka mengatainya, mencaci makinya, menutup matanya, dan...
... semenjak saat itu Yura berubah.
ii
Ketika matanya terbuka, semua terlihat jelas sekarang. Yura mendesak tangannya untuk keluar dari jeratan tali. Namun itu justru hanya sia-sia saja, Yura benar-benar terikat kuat oleh benda itu--bibirnya juga dibungkam.
Dengan panik Yura menatap sekitaran ruangan. Pupilnya melebar, nafasnya tersenggal, tangannya gemetar. Dia melirik wanita di sebelahnya yang berkondisikan sama dengannya--itu Joy.
Kedua wanita itu terlihat panik saat mendengar langkah kaki dari arah kejauhan sana. Gema ruangan itu begitu tajam, seperti mendengarkan musik yang syahdu—–hyper ; yang mendengarnya tidak bisa berhenti. Mereka akan terpaku dalam beberapa waktu, kemudian akan merinding untuk merasakan ketakutan yang menjalar.
Juyeon datang dengan langkah tegap, dia berpacu melewati beberapa media benda di kiri kanannya. Pria itu tersenyum lebar kemudian berjongkok, mencoba mendekatkan wajahnya ke Yura.
"Hai, cantik. Miss me?" dan kemudian, Yura akhirnya baru mengerti...itu bukan sosok Juyeon yang asli.
Yura terdiam, dia menundukan kepala dan mencoba berpaling dalam tatapan tajam itu.
"Hei, saya gak suka ya...kamu berpaling gitu." Juyeon bersuara dengan lembut, laki-laki itu membuat wajah Yura terangkat dengan tangannya. Kini tatapan mereka menjadi dalam saat itu terjadi. "I miss, all about you."
Yura mengeram dan menahan emosinya, dia kembali menunduk dan berusaha tidak marah.
Juyeon menatap sinis lalu berdiri, dia tersenyum miring kemudian menatap kedua wanita yang terikat itu sembari duduk di salah satu bangku. Pria itu menatap mereka dengan lamat, seolah sedang menikmati film dari kejauhan sana.
Drrt.
Juyeon melirik ke nakas di sebelahnya dan menemukan ponsel Yura berdering.
"Minho?" Juyeon mendengus sambil tertawa remeh saat melihat layar ponsel itu.
Juyeon mendekat lagi pada Yura, membuka penutup mulutnya dan mengisyaratkan Yura untuk bicara.
Juyeon mengangkat telphon itu, menyalakan pengeras suara, lalu mendekatkan benda tersebut tepat dibibir Yura. Tidak lupa, Juyeon juga mengarahkan sebuah cutter pada leher Yura sebagai bentuk ancaman kalau-kalau wanita itu berani berucap yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Mask ┊ Lee Juyeon✔
أدب الهواةLee Juyeon memiliki dua topeng, dia bisa berkamuflase sebagai pria yang baik dan sebagai pembunuh yang gila. 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒖 𝒔𝒖𝒌𝒂? ©Jstminegrint