#1

2K 172 0
                                    

Black Rose
by : Yoorakin




"Hikss kumohon lepaskan aku !", wanita itu sangat berantakan. Banyak luka lebam dan sayatan di tubuhnya.

Bau amis darah memenuhi ruangan gelap itu.

"Terus memohon! Siapa tahu aku tersentuh"

Srak...

"Aaaakh!"

Satu gerakan dan luka sayatan bertambah mengeluarkan darah segar.

"Hiks sakit! tolong jangan bunuh aku! hiks!"

"Hmmm..."

Pria itu tampak berpikir sambil memutar-mutar memainkan pisau di tangannya. Ekspresinya benar-benar seorang psikopat.

"Kumohon..."

"Apa yang kudapat dengan melepaskan mu, hmm?"

"Semuanya!"

"Semuanya?", smirk licik langsung menghiasi wajah rupawan pria itu.

"Iya aku beri semuanya!"

"Kalau begitu, aku ingin nyawa mu! Hahahaha"

Mata bengkak wanita itu melotot dan tubuh nya semakin bergetar ketakutan. Inikah akhir hidupnya?

Tak...

Pria itu menyalahkan korek api silver dan menjatuhkan nya. Segera api menjalar ke arah wanita cantik yang duduk terikat.

"Ahhh panas! lepaskan aku!"

Pria itu menarik kursi, duduk didepan wanita cantik yang sedang terbakar. Dia menutup matanya dan bersandar menikmati jeritan menuju kematian yang sangat disukai nya. Layaknya mendengarkan musik klasik yang mengalun indah memanjakan pendengaran nya.

......

"Lee Donghae!!! apa kau sudah tidak waras?", omel si Nyonya rumah.

"Berhenti mengatai suamimu, Iren Lee!"

"Aku pasti sudah gila menikah dengan psyco sepertimu. Kapan kau akan berhenti?"

"Ayolah sayang! Aku tidak pernah ingkar janji"

Iren yang kesal mengambil remote dan menganti siaran tinju ke siaran berita.

Breaking News

Ditemukan jasad seorang wanita mati dibakar. Polisi akhirnya buka suara bahwa ini adalah yang kedua dalam tahun ini.

"Bukan aku sayang! Aku selalu berada disisi mu. Aku tidak punya waktu melakukan itu. Lagipula, kita sudah membayar mahal konsultasi Leeteuk", Lee Donghae menarik istrinya ke pelukannya.

"Lalu siapa?", tanya Iren menatap selidik suaminya.

"Peniru maybe?", jawab Donghae membelai pipi istrinya lembut.

"Ekhemmm!"

Pasangan suami istri itu menoleh ke meja makan. Di sana sang putra sedang menikmati makan malamnya.

"Ingat kan? Aku tidak ingin punya adik!", sinis putra mereka satu-satunya.

Jeno meneguk habis minumannya lalu beranjak ke kamarnya meninggalkan kedua orangtuanya yang diam mengamati gerak-gerik putra mereka. Dia selalu sinis saat melihat kedua orangtuanya bertingkah romantis. Itu membuatnya jijik.

......

"Kau yang melakukannya?", tanya Donghae menyusul Jeno.

"Hmmm"

"Sudah berapa kali Ayah katakan jangan meninggalkan jejak!", omel sang Ayah.

"Aku lelah hari itu, Yah! jalang itu membawaku berkeliling seharian. Aku malas membersihkannya"

Black Rose (Complete) | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang