#12 Yoo Jimin

797 117 1
                                    

Black Rose
By : YooraKin








Cahaya yang masuk dari cela-cela gorden mengganggu tidur Karina. Dia mulai mengumpulkan kesadarannya dan merasakan tangan kekar kekasihnya memeluk tubuhnya posesif.

Entah mengapa Jeno sangat posesif tadi malam. Dia terus meminta Karina tidak meninggalkannya. Jari lentik Karina bergerak membelai lembut wajah tampan Jeno.

Karina terkejut merasakan panas saat menyentuh kulit Jeno. Dia segera menempelkan tangganya di dahi Jeno memeriksa suhu tubuh Jeno.

Panas. Tubuh Jeno demam. Karina panik dan langsung mengubah posisi menjadi duduk.
Gerakan Karina di atas kasur membuat tidur Jeno terganggu.

"Kau sakit sweetie. Aku akan memanggil Bunda"

Karina akan turun dari kasur tapi Jeno menahannya. Mendekat kan dirinya dan memeluk pinggang Karina.

"Ayah-Bunda sedang tidak ada. Aku hanya butuh kau di sisi ku", kata Jeno memandang Karina sayu.

"Baiklah... tapi biarkan aku mengambil air untuk mengompres dan obat untuk mu"

"Sudah ku katakan... aku hanya butuh dirimu disini"

"Lee Jeno ! kau tidak akan sembuh hanya dengan berpelukan di kasur"

Karina terbawa emosi karena Jeno sangat keras kepala. Orang ini lebih keras kepala daripada Mark.

"Apa kau marah ? aku kan sedang sakit", katanya memelas.

"Aku marah karena aku khawatir. Aku tidak suka melihatmu sakit", kata Karina mengusap lembut kepala Jeno.

Setelah membujuk Jeno yang ternyata semakin keras kepala dan manja saat sakit. Karina menghubungi Bunda dan memberitahu kondisi Jeno.

Dengan arahan Bunda dan bantuan pelayan, Karina merawat Jeno.

"Satu sendok lagi... kau baru makan sedikit", bujuk Karina karena Jeno terus mengatupkan bibir nya.

"Sejak tadi kau terus mengatakan satu sendok lagi. Berapa banyak satu sendok mu ?", protes Jeno cemberut.

"Dasar bayi besar !", batin Karina.

Cup...

Karina mengecup bibir cemberut Jeno membuat ekspresi nya langsung berubah. Jeno tersenyum manja.

"Satu suapan untuk satu ciuman !", tawar Karina

"Aaa !"

Karina gemas melihat tingkah Jeno. Dia tiba-tiba membuka mulutnya lebar. Karina merasa seperti dijebak.

"Kau harus mengunyah sebelum menelannya"

Jeno cepat-cepat menelan makannya dan memajukan bibirnya minta jatah ciumannya. Seperti bocah yang menagih hadiahnya.

Di ciuman untuk suapan terakhir. Jeno menahan tengkuk Karina. Tidak membiarkan ciuman mereka terlepas. Jeno melumat bibir Karina dan tentu Karina membalasnya.

"Hahhh ! Kau sedang sakit tapi masih pandai berciuman", sindir Karina.

"Hehehe... bibir mu adalah obat terbaik untuk ku !", kata Jeno mengusap bibir Karina dengan ibu jarinya. Karena ulah nya bibir Karina jadi bengkak.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaemin turun dari mobil melihat sekitar. Tidak banyak yang berubah dari desa kecil itu. Banyak hal masih sama tetap di tempatnya membuatnya bernostalgia mengingat masa kecilnya.

Matanya menyipit melihat mobil yang tidak asing terparkir tak jauh dari mobilnya. Tak lama seorang gadis yang dikenalnya keluar dari mobil. Itu Karina. Entah apa yang dilakukan gadis itu disana.

Black Rose (Complete) | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang