Black Rose (Complete) | Lee Jeno

#25 Rose (END)

Black Rose
By : Yoora Kin

Seorang wanita sekuat tenaga berlari dengan kaki telanjang. Penampilannya sangat berantakan. Hanya mengenakan gaun peach tipis di tengah hutan. Bajunya dipenuhi noda darah. Angin malam seakan tak berpengaruh lagi padanya. Kulitnya mati rasa. Lebam dan luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya membuatnya sesekali mengerang kesakitan. Tapi tidak sedetik pun dia berpikir untuk berhenti. Dia harus berlari. Jangan sampai monster itu menangkapnya !

Perlahan kesadarannya menurun tapi dia berusaha menggelengkan kepalanya mencoba bertahan. Hingga secercah harapan ketika dia berhasil keluar dari hutan.

Dia terus berjalan dan berjalan. Hingga kakinya mati rasa. Tubuhnya ambruk di atas aspal dan mulai kehilangan kesadaran.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Rose ? are you okay ?", ketika membuka matanya. Hatinya menghangat melihat orang-orang yang dikenalnya.

"Cepat panggil dokter !", keempat pria di hadapannya panik. Mereka jelas sangat mengkhawatirkan wanita yang disapa Rose itu.

"Oppa berjanji akan membuat psikopat itu membayar segalanya !", kata Pria berseragam polisi bernama Na Yunho.

"Dan aku pasti membantunya !", pria lain yang juga berseragam polisi bernama Yoo Suho.

"Cih, sejak awal aku sudah tidak menyukai si brengsek itu", sambung pria lain bernama Park Chanyeol.

"Diamlah kalian berisik !", cibir Changmin.

"Kalian sangat menggemaskan. Yunho-ya bukankah kau harus menjaga Yoona ? Dia baru saja melahirkan. Dan kau Park Chanyeol, tidak usah berlebihan aku tidak perlu kamar VVIP. Dan..."

"Sstss Rose ! apa gunanya kau memiliki kami ? memanfaatkan sedikit tidak masalah", potong Chanyeol.

"Cih, dasar kalian ini !"

Rose, wanita itu menjadi korban pertama seorang psikopat. Polisi terus menyelidiki kasus pemerkosaan dan penyerangan yang menimpa gadis itu. Hari-hari berlalu tapi tidak kunjung menemukan titik terang. Justru korban terus berjatuhan. Rose yang mengira dirinya sial bertemu dengan psikopat itu kini merasa beruntung berhasil melarikan diri. Korban lainnya tak ada yang selamat.

1 tahun berlalu...

Kasus ditutup tanpa ada pelaku. Keluarga korban melakukan banyak aksi protes.

Rose. Wanita itu terbaring lemah di tempat tidurnya. Tubuhnya semakin melemah setelah melahirkan. Melahirkan anak psikopat itu.

"Bagaimana kalian bisa menyerah ? kalian tidak kasihan dengan Rose ? dimana janji kalian ?", Changmin marah. Sangat marah karena sahabat-sahabatnya menyerah. "Suho, Yunho ? kalian menyebut diri kalian polisi ? dan kau Chanyeol. Bukankah ayahmu anggota parlemen ? Tidak bisakah kalian membagi keberuntungan itu untuk Rose ?"

"Maaf Changmin ! pangkat kami terlalu rendah. Kami tidak punya banyak kekuatan untuk itu", jawab Suho.

"Aku ingin membantu. Tapi, aku tidak mau membuat masalah untuk Ayahku. Itu akan menganggu posisinya", sambung Chanyeol.

"Aku kecewa pada kalian"

Itu hari terakhir mereka saling bertemu. Changmin menikahi Rose dan membawanya pergi. Yunho dan Suho pindah tugas ke pedesaan jauh dari Seoul. Kasus itu ditutup tanpa ada penyelesaian menanamkan dendam besar di hati keluarga para korban.

3 tahun kemudian...

Rose meninggal karena tubuhnya sangat lemah. Changmin membawa Mark anak Rose ke Canada dan menghilang tanpa jejak.

Tapi bukan berarti dia lupa dendam itu. Dia membangun kekuatannya sendiri di Canada. Dia sudah bertekad akan membalas semua orang yang membuat Rose-nya sengsara.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Changmin kembali ke Korea membawa Mark yang sudah memasuki usia remaja. Dia sudah menyusun rapi rencana balas dendamnya.

Pria itu mengawasi seorang anak kecil yang turun dari mobil mewah dan digandeng Ayahnya masuk ke TK.

Serigai licik muncul di wajahnya. "Chanyeolie, kau memanfaatkan jabatan Ayahmu dengan baik. Kira-kira bagaimana kalau putramu yang lucu itu menghianatimu ?", gumamnya licik.

Beberapa hari kemudian, mobilnya memasuki daerah pedesaan. Melirik gadis kecil yang sedang bermain bersama seorang remaja. "Bagaimana ini ? mereka akrab seperti ayah mereka. Hmmm sepertinya akan menyenangkan memisahkan mereka", serigainya kembali terukir di wajahnya.

Puas mengawasi situasi. Dia memulai misi balas dendamnya. "Kalian harus membalas kematian Rose !", gumamnya menonton anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa dua pria bertubuh besar.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dari balkonnya. Pria dengan serigai licik itu menyesap wine sambil menonton 3 orang anak itu bermain di halaman belakang. "Aku akan menjadikan mereka mesin pembunuh dan membalaskan dendam semua orang", gumamnya licik.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hahahaha ! Yunho-ya, Suho-ya, lama tak bertemu", katanya mengangkat dagu sahabatnya dengan ujung pistolnya.

"Untuk apa kau melakukan ini Lee Changmin ?", teriak Yunho yang terikat tak berdaya.

"Tentu saja untuk Rose kita ! anggap dirimu beruntung karena anak istrimu sedang tidak ada", sinis Changmin.

"Bagaimana Suho ? istrimu terlalu setia hingga ingin menemanimu mati hahahahaha !", tawanya sinis menatap istri sahabatnya yang tidak bisa berhenti menangis. "Jangan khawatir, aku akan mengijinkan kalian bertemu gadis manis itu sebelum mati. Aku murah hati bukan ?"

"Kau ? kau yang menculik anakku ?", Suho menatap sahabatnya penuh amarah.

"Hmmm seperti itu !", jawab Changmin santai. "Okay kita mulai dari kau Yunho !"

"Kau pikir Rose akan senang melihatmu begini ? dasar bodoh !", kata-kata terakhir sebelum suara tembakan mengakhiri hidup sahabatnya itu.

"Hahahaha...... setidaknya kau masih mengingat Rose disaat terakhir", Changmin beralih menatap sepasang suami-istri yang bungkam tak percaya dengan apa yang dilakukan Changmin. "Untuk kalian, aku punya event khusus. Tutup mulut mereka !"

Changmin berjalan keluar dan tak lama kembali dengan seorang gadis kecil digendongannya.

"Bagaimana ? Kalian menyukai kejutan dariku ?", sinisnya.

Hari itu menjadi awal mula kelompok pembunuh bayaran yang menamai diri mereka Black Rose. Mesin pembunuh untuk membalaskan dendam seseorang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

END