#17 Peringatan

641 105 1
                                    

Black Rose
By : Yoora Kin





Mark terus menatap tajam Karina. Sedangkan yang ditatap tidak peduli dan lebih tertarik dengan sarapannya. Jisung ? dia sibuk dengan game di HP nya sambil sesekali menyuap sereal.

"Wajah ku tidak akan berubah meski kau menatap ku sampai besok", kata Karina membalas tatapan Mark. Dia sudah selesai sarapan.

"Kau tidak pulang semalam ? kau tidur di rumah pria asing ?", omel Mark.

"Oh ayolah ! aku tinggal dengan 3 pria asing", balas Karina.

"Tapi..."

"Berhenti berdebat dan cepat berangkat ! Jisung habiskan sarapan mu ! Dan kau Karina... jangan melewati batas. Kau tahu kan maksud ku ?", Changmin memotong perdebatan mereka.

"Tidak usah khawatir ! aku hanya bermain dengannya", kata Karina datar sedangkan serigai muncul di wajah Mark mendengar jawaban Karina.

"Baguslah kalau kau tahu batasannya !"

Mereka akhirnya berangkat sekolah. Jisung yang tidak ingin diomeli lagi akhirnya membawa mangkuk yang masih terisi setengah sereal nya ke mobil. Tapi, malah Karina yang mengomelinya sekarang.

"Park Jisung ! kau mau mengotori mobilku ?", omel Karina.

"Aku tidak akan menjatuhkan sedikit pun. Lagi pula mobil ini dibeli dengan uangku"

"Hei, siapa yang memberikan mobil ke orang lain ?"

"Orang lain itu sekarang adalah pacar noona. Aku jadi curiga kalian sengaja ingin memerasku kan ?", kesal Jisung.

"Kenapa malah kau yang mengomeliku ? Awas saja sampai ada sereal atau susu yang jatuh !", ancam Karina.

"Cih !", cibir Jisung.

Mood Karina sudah terlanjur rusak karena peringatan dari Changmin pagi ini.

"Jadi sekarang waktunya berhenti ?", batin Karina.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno duduk di kursi penonton mengawasi Karina yang sedang berlatih bersama anggota cheers. Mata sipitnya menatap tajam gadisnya.

"Bukan kah baju itu terlalu sexy ?", sinis Jeno.

"Justru itu daya tariknya. Kau tidak lihat itu !", Haechan menunjuk anggota tim basket yang juga berlatih di lapangan yang sama malah sibuk menonton anggota cheers.

"Dan itu !", kali ini Renjun yang menunjuk kursi penonton yang didominasi murid laki-laki. "Apa kau yakin mereka benar-benar kemari untuk melihat tim basket ?", tambah Renjun.

"Shit !", umpat Jeno tidak rela miliknya menjadi konsumsi publik.

Karina ? dia tidak peduli sedikit pun. Dia bahkan tidak sadar dengan tatapan tajam kekasihnya.

"Oke kita lanjut besok !", Karina menyudahi latihan hari itu.

Cup...

Karina terkejut tiba-tiba seseorang memeluk pinggang rampingnya dan mencium pipi nya. Siapa lagi yang berani menyentuhnya ? tentu Lee Jeno.

"Apa yang kau lakukan ? apa kau sudah gila ?", Karina risih karena kini mereka menjadi pusat perhatian semua orang di lapangan indoor itu.

"Hmmm aku gila karenamu !", jawab Jeno, meletakan dagunya di pundak Karina.

Jeno melemparkan tatapan tajam ke pria-pria yang berani menikmati pemandangan tubuh kekasihnya membuat mereka seketika menciut dan mengalihkan padangannya.

Black Rose (Complete) | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang