Black Rose
By : Yoora KinSenyuman cerah pria yang disapa Jaemin itu menyambut kedatangan gadis yang akhir-akhir ini selalu menemaninya menghabiskan waktu luangnya. Hingga dicibir pedofil oleh rekan kerjanya. Oh ayolah ! umur mereka tidak jauh. Salahkan dirinya bergaul dengan pria-pria tua dalam timnya.
"Wahhh sepertinya aku harus memikirkan cara menghabiskan semua ini !", seru Karina mendapati meja yang dipenuhi makanan.
"Yah, kalian berdua harus menghabiskan semuanya !", kata Yoona tersenyum hangat.
"Siap Ahjumma !", Karina menirukan polisi yang memberi hormat ke atasannya.
"Aigoo yah ! kau sangat menggemaskan", Yoona mencubit gemas pipi Karina.
Karina menikmati makan malam yang hangat membuatnya tiba-tiba teringat suasana familiar yang dulu pernah terjadi di kediaman keluarga Lee.
"Lee Jeno... ada banyak makanan di depanmu berhenti mencuri dari Karina !", omel Donghae melihat putranya itu terus meminta suapan dari kekasihnya.
"Cih, bilang saja kalau Ayah iri. Bunda, Ayah ingin disuapi juga !", ledek Jeno.
Karina tersenyum kecut karena masih menyimpan banyak hal di ingatannya. Dia yang membuang Lee Jeno tapi dia yang masih mengingat bahkan merindukan. Bagaimana dengan pria Lee itu ?apa dia sudah menemukan wanita lain ?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah makan malam, Jaemin membawa Karina ke ruangan yang sepertinya dijadikan gudang. Ada banyak tumpukan barang disana.
Jaemin mengambil sebuah box sedang dan menyerahkannya pada Karina membuat gadis itu menatapnya bingung.
Jaemin yang peka dengan ekspresi Karina membawanya kembali ke ruang tamu. Jaemin membuka box yang isinya beberapa barang yang Karina tidak tahu itu milik siapa.
"Ini milik Ayah dan Ibu mu", kata Jaemin membuat Karina terdiam.
Untuk apa Jaemin menyimpan dan bahkan memberinya barang-barang itu ? Karina bahkan tidak sudi menyentuh barang-barang itu.
Jaemin mengambil sebuah kertas lusuh yang terlipat. Membukanya dan menunjukkannya pada Karina.
"Sebelum kejadian itu, kau menghilang lebih dari seminggu. Ayah dan Ibu mu berkeliling sambil membagikan selebaran berharap ada yang tahu keberadaanmu", Yoona menjelaskan kertas yang di dalamnya ada potret seorang gadis kecil, nama dan nomor telepon orangtuanya.
Apa maksudnya ? untuk apa semua itu ? Ini berbeda dari yang dia tahu. Bukankah Ayahnya yang sudah menjualnya dan Changmin yang menyelamatkannya. Untuk apa mereka mencari putri yang mereka jual ?
"I...itu tidak mungkin", gumam Karina.
"Aku masih ingat bagaimana Ibumu terus menahan air mata menatap foto putrinya", sambung Yoona.
"Salah ! kalian salah !", kata Karina mulai histeris.
#flashback#
Gadis berusia 8 tahun meringkuk di sudut ruangan gelap. Tubuhnya dipenuhi luka dan memar. Air matanya tidak bisa berhenti keluar bahkan saat bernafas tubuhnya terasa sakit.
"Ayah, Ibu", gumamnya dalam tangisannya.
Kriettt...
Tubuhnya bergetar hebat mendengar suara pintu dibuka. Dia menutup matanya berharap tidak ada yang akan terjadi padanya.
Tap...
Tap...
Tap...Srak...
"Lepaskan aku ! aku mohon", dia memohon dengan wajah ketakutan dan penuh air mata.
Pria bertubuh besar dan dipenuhi tatto menyeramkan menyeretnya keluar dan menghempaskannya ke lantai di depan seorang pria dewasa.
Dia menunduk sambil menangis tidak berani mengangkat kepalanya barang sedikit. Entah dosa apa yang pernah dilakukan anak kecil sepertinya hingga harus mengalami hal ini.
Tak lama datang pria bertubuh besar lain dengan menyeret anak laki-laki yang lebih kecil darinya.
"Ini uangnya silahkan dihitung ! dan mereka berdua akan kubawa", kata pria dengan setelan jas di depan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Daddy ! siapa mereka ?", tanya remaja laki-laki berusia 13 tahun mendapati ada 2 orang asing di rumahnya duduk makan bersama mereka.
"Mulai sekarang mereka akan tinggal disini. Anggap saja mereka adikmu !", jawab Changmin datar.
Mark Lee. Anaknya itu memilih tidak bertanya lagi. Karena dia tahu itu hanya membuang waktu. Wajah dingin Ayahnya berarti tidak ada pertanyaan lagi.
Mark melirik dua bocah di depannya. Mereka terlihat menyukai makanannya tapi makan dengan waspada. Mereka bahkan tidak berani mengangkat kepala.
"Siapa nama kalian ?", tanya Mark.
Mereka berada di ruang tengah sedang mrnonton tv. Sedangkan Changmin sudah pergi.
"Ji... maksudku Karina", jawab Karina ragu.
"Ahjussi memberiku nama Andy tapi aku lebih menyukai namaku Jisung. Park Jisung", jawab bocah berusia 6 tahun dengan wajah polosnya.
"Aku Mark Lee dan aku yang tertua disini jadi panggil aku hyung, oppa !", katanya bangga sambil menatap Jisung dan Karina bergantian.
Mereka berdua tidak menjawab hanya mengangguk. Mungkin mereka masih takut.
"Kalian tidak usah takut. Aku dan daddy tidak akan menyakiti kalian", kata Mark tapi mereka lagi-lagi tidak bicara. "Mau menonton Kartun ?", tawar Mark.
"An... anna", cicit Jisung.
"Kau menyukai frozen ?", tanya Karina pelan dan diangguki Jisung. "Aku juga", kata Karina mulai bersemangat.
Mark tersenyum. Akhirnya dua bocah di hadapannya terlihat lebih hidup.
"Oke, ayo menonton frozen !"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.1 minggu berada di rumah Changmin Jisung dan Karina mulai terbiasa. Satu malam Jisung menangis mencari orangtuanya dan meskipun terlihat diam Karina juga sedang menahan air mata mendengar tangisan Jisung.
Dan akhirnya Changmin menjelaskan dan meyakinkan kedua anak itu. Bahwa mereka telah dibuang dan dijual orangtua mereka. Dan Changmin adalah orang yang menyelamatkan mereka. Seperti dicuci otak mereka berdua percaya. Sepertinya siksaan di tempat mengerikan itu memberi dua anak itu guncangan yang besar.
Keesokan harinya. Changmin membawa Karina pergi menemui orangtuanya meski Karina sudha menolak. Dan semuanya terjadi begitu cepat. Dengan kendali Changmin gadis polos berusia 8 tahun itu mengarahkan pistol yang terasa berat di tangan mungilnya ke kedua orangtuanya.
"Beri mereka hukuman ! Mereka yang membawamu ke tempat mengerikan itu", bisik Changmin.
Sepasang suami-istri berlutut dengan tangan terikat dan mulut ditutup menatap putri satu-satunya menodongkan senjata ke arah mereka.
Tatapan penuh kebencian dan amarah mengikuti 2 peluru yang keluar dan menancap di dahi pasangan itu.
"Good girl !", Changmin mengusap lembut pucuk kepala Karina.
#Flashback end#
Karina menatap box di jok sampingnya. Jaemin memaksanya untuk membawa barang-barang itu bersamanya. Ada keraguan besar dalam hatinya. Siapa yang benar dan salah ?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose (Complete) | Lee Jeno
FanficLee Jeno Wajah tampan yang selalu berhasil memikat banyak wanita. Tanpa tahu bahaya apa yang mengintai ketika terjerat dalam pesona seorang Lee Jeno. Karina Yoo Gadis cantik primadona sekolah yang tidak sedikit pun melirik Jeno. Membuat Jeno tertan...