3

5.5K 433 24
                                    

Maaf banyak typo:(
.
.
.

Pemuda mungil itu mengerjapkan matanya pelan. Sakit kepala yang berlebihan menerpa kepala mungil nya.

"Arrgghhhh!!"

"Lele, kamu sudah sadar?"

"Papa! Kepala Lele sakit hikss."

Ceklek..

"Lele sudah sadar?, aku panggil kan dokter."

Dokter itupun masuk ke ruangan Chenle berada. Ia memeriksa setiap inci tubuh Chenle.

"Dia sudah melewati masa krisis nya, namun beberapa ingatan nya mungkin akan hilang. Tapi tidak perlu khawatir, itu tidak permanen."  Ujar sang dokter.

Dokter itu keluar kamar namun sebelum nya menyuntikkan obat bius ke Chenle.

"Ini semua salahmu, Hyunjin!!"

"Dia ingin menyelamatkan Papa nya, apa salahnya?"

"Karena kau anakku seperti ini."

"Aku siap menjadi ayahnya, dan biarkan Mark pergi dari hidupmu."

Hyunjin menarik nafasnya dalam, sungguh laki-laki di depannya sangat keras kepala.

"Sampai mati pun, tidak akan!! "

"Bahkan Mark, sudah mengangap mu mati!"

"Itu semua karena kau bodoh!!"

Hyunjin tertawa renyah saat mendengarkan bentakan dari objek di depannya.

.
.
.

Yuta berniat untuk mengumpulkan teman temannya. Ia ingin memulai suasana yang tenang, ia tak mau sahabat nya Mark berlarut dalam kesedihan.

"Winie. Bagaimana kalau kita mengadakan pesta?"

"Pestas dalam rangka?"

"Agar Mark, bisa memulai hari ini. Mungkin itu baik."

Winwin nampak menimang nimang, bukan nya ia tak suka namun ia takut Mark menolak.

"Aku takut. Nanti Mark tidak mau."

Yuta dapat melihat raut sendu dari wajah istrinya.

"Hey, bukankah ada aku. Jangan khawatir, aku akan memaksanya."

Winwin tersenyum cerah. Ia yakin pasti Mark akan menerima nya.

.
.
.

"Bahkan Haechan belum satu tahun meninggalkan ku, dan kau ingin aku berpesta?"

"Mark. Ayolah, aku ingin kau mempunyai suasana baru."

Mark menatap malas Yuta yang di depannya. Bahkan Haechan belom ada satu tahun pergi, dan Yuta ingin berpesta. Ia tahu bahwa niat Yuta baik, namun rasanya ia malas. Lebih baik ia berbicara pada foto foto Haechan.

"Tidak!"

"Baiklah. Jika tidak mau, tapi jangan pernah datang kalau ada masalah."

"Yakk!! Kau sahabat macam apa?! "

"Kau sendiri menolak ajakan ku, lalu kau sahabat macam apa?"

"Baiklah baiklah aku datang, tapi enggak jamin tepat waktu."

"Nah gitu kek dari tadi, kan nggak perlu drama."

Mark membuang nafasnya jengah.

Yuta segera menghubungi yang lain untuk acaranya. Nampaknya ajakan Yuta di terima baik oleh teman temannya.

.
.
.

Mark memasuki malas ke area bar yang sudah di pesan khusus oleh Yuta. Ia memang sangat malas, karena alasan yang cukup simpel yaitu tidak bisa memandang foto Haechan malam ini.

"Mark!!,Kau datang juga."

Lucas merangkul pundak Mark erat. Ia tahu bahwa Mark nampak malas.

"Jika tidak, mungkin Yuta akan membunuhku."

"Kau selalu menuduh ku ,Mark."

Yuta datang dan memeberikan segelas wine untuk Mark.

"Itu Hyunjin."

Lucas menunjuk ke arah Hyunjin.

Hyunjin yang baru saja menjadi sahabat mereka segera bergabung. Walau terpaut umur begitu jauh, namun nampaknya persahabatan mereka tidak rengang sedikit pun.

"Yuta~ aku dan jungwoo pergi saja. Ingin ke mall." Pamit Winwin tiba-tiba.

"Ini malam, By."

"Hey! Ini masih pukul delapan malam!" Teriak Jungwoo membenarkan.

"Uwu, jangan kasar. Lagian kamu ke mall beli apalagi?"

"Lucas! Kau tidur di luar!"

"Baiklah. Habis kan semua tabungan ku, asal jangan mengusir ku."

Jungwoo nampak tersenyum menang .

"Apa yang kalian debatkan?"

"Bukan sesuatu yang penting, Hyun." Sahut Hyunjin.

Jungwoo melewati Hyunjin untuk menarik tangan Winwin.

"Parfum mu ganti, Hyun?"

Itu bukan suara Jungwoo, namun suara Mark.

"Tidak. Memang kenapa?"

"Aku cukup familiar saja, dengan bau ini."

Yuta dan lucas menatap nanar ke arah Mark. Mereka yakin bahwa Mark sedang halusinasi.

"Hey. Ayo kita bahas tentang bisnis, atau apa saja." Ajak Lucas.

"Bagaimana dengan uke uke cantik. Selagi Jungwoo dan Winwin pergi." Ujar Yuta.

"Apa Winwin tidak cukup?"

"Ayolah Hyun, aku tidak munafik."

"Dasar gila." Gumamnya.

Mark hanya menatap bergantian teman teman nya yang membahas uke uke cantik. Ia tak berminat sedikit pun. Ia hanya berminat dengan berkas berkas kali ini, karena ia akan sedikit melupakan Haechan 20% saat berhadapan dengan berkas yang memusingkan.

Di sisi lain Jisung sedang bertemu dengan salah satu detektif yang ia sewa.

"Dery hyung, bagaimana?"

"Bukan kah ini cukup janggal?"

"Aku juga berpikir seperti itu. Tapi aku tidak ada bukti."

"Akan menyelidiki nya, ku harap akan membuahkan hasil."

"Terima kasih, hyung."

Hendery atau kerap di sapa Dery. Ia adalah salah satu detektif hebat yang kerap di sewa oleh pengusaha kelas atas.

.
.
.

TBC

Posesif Daddy (2) || MarkChan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang