Dr. D and Fourth Lee [ HaeHyuk ]

𝐕

Hyukjae linglung mendapati dirinya di daerah yang jarang ia kunjungi.

Ponselnya berdering. Itu Donghae.

"Halo, Dokter?"

"Segera ke tempat praktek-ku, Hyukjae."

"Kita tidak punya janji hari ini."

"Akan ku beritahu setelah kau sampai ke sini, sekarang cepat kemari."

Hyukjae hampir tidak ingin menyetujuinya, tapi ia merasa perlu mengetahui sesuatu.

🎲

"Eunhyuk meneleponku dengan panik, mengatakan kalau Spencer hampir membunuh anak kecil."

Penjelasan singkat Donghae bagai dentuman meriam di kepala Hyukjae. Belum ada suara darinya sejak ia sampai di ruangan Donghae, ia terus menunduk, sulit menerima kenyataan, segalanya terasa seperti mimpi buruk. Ingin mati saja, tapi ia juga ingin hidup.

"Lakukan sesuatu, Dokter." lirih Hyukjae.

"Sepertinya kita memang harus memulai proses penyembuhan. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengetahui sejak kapan mereka—kepribadian di dalam dirimu—tercipta. Di mulai dari yang paling baru diciptakan."

Hyukjae menggeleng frustasi. "Aku tidak tahu siapa yang diciptakan paling baru, Dokter."

Donghae tersenyum menenangkan. "Kita punya metode hipnotis, Hyukjae. Semua akan baik-baik saja, oke?"

Pria malang itu hanya mengangguk lemah.

𝐃𝐫.𝐃 𝐚𝐧𝐝 𝐅𝐨𝐮𝐫𝐭𝐡 𝐋𝐞𝐞

🎭
HaeHyuk • BxB

Romance | Psychological Fiction | Angst

"Sebelum jauh ke metode penyembuhan. Aku ingin memanggil Eunhyuk keluar dulu, minta penjelasan detail soal Spencer. Seperti biasa, jika kau mendengar aku berkata kembali menuju gelap dan keluar menembus cahaya, Eunhyuk akan keluar." tegas Donghae.

Hyukjae mengangguk paham.

"Kembali menuju gelap dan keluar menembus cahaya."

Aku sudah berada di luar, seketika.

"Dokter D.." lirihku.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Eunhyuk?"

"Spencer mendadak marah karena Sara—salah satu teman Hyukki—melecehkan Hyukki. Wanita itu memang sudah binal sejak dulu, Spencer sangat membencinya. Tapi kali ini parah, Spencer merusak dua lukisan karya Sara, belum selesai di sana, Spencer dengan emosinya yang sedang membumbung tinggi mencekik anak kecil, itu terjadi karena ia melihat anak kecil tersebut melempari anak lainnya batu krikil." Tiba-tiba setetes air mata mengalir di sudut mataku. "Oh, apa ini? Kau tidak pernah menangis sebelumnya." Aku mengelap air mataku.

"Mungkin itu rasa ketakutan dari alam bawah sadarmu."

Donghae menatapku lama, bukan tatapan emosional, seperti berpikir keras. "Apa.. Apa kau sudah siap untuk metode penyembuhan?"

"I-itu, kurasa kau harusnya bertanya pada Hyukjae."

"Ajak dia keluar."

Aku membawa Hyukjae keluar bersamaku. "Apa kau siap untuk penyembuhan, Hyukjae?"

"Apa yang harus ku lakukan untuk penyembuhan?" tanya Hyukjae ragu.

"Ikuti saja prosesnya, kau hanya perlu menurutiku." Donghae menghela nafas berat. "Kalian dalam bahaya, Spencer semakin tak terkendali karena tahu Hyukjae sudah menyadari keberadaannya, menurutku ia berpikir itu adalah ancaman untuknya. Jadi, jika kita membuat Hyukjae lebih kuat, mungkin Hyukjae bisa melawan Spencer."