Aku sedang menghisap cerutu di tepian Sungai Han ketika suara itu muncul di kepalaku.
— Halo sayang.
Suara yang pernah ku dengar sebelumnya, ia datang setiap kali jiwa yang lainnya sedang kalut. Lalu apakah aku kalut sekarang? Aku tidak yakin.
— Kenapa kau muncul sekarang?
— Karena alam bawah sadarmu membawaku kemari.Aku berdecih.
— Kau memang suka ikut campur urusan orang ya?
— Kau dan aku bukan sesuatu yang terpisah, sayangku.
— Bisa kau berhenti memanggilku seperti itu? Aku muak di panggil sayang.
— Oke, Spencer.Kemudian suara itu hilang, terdiam dan sepi. Aku melanjutkan hisapan demi hisapan cerutu dengan rasa kopi tersebut, jenis cerutu bagus yang tidak menyisakan rasa pada asapnya. Aku akan membelinya lagi lain kali. Sejenak aku merasa sunyi, sesuatu di dalam diriku seperti ingin memanggil suara yang hilang tadi.
— Apa kau masih di sana?
— Aku selalu di sini, Spencer.Aku diam lagi. Terlalu banyak hal yang berkecamuk di dalam kepalaku saat ini hingga aku tidak merasa yakin dengan apa yang ingin aku tanyakan, sampai di detik dimana aku merasa aku perlu bertanya soal..
— Menurutmu, apa yang perlu aku lakukan?
Pertanyaan retoris dan bodoh, aku sudah melukai harga diriku sendiri dengan bertanya seperti ini. Aku Spencer Lee! Aku tidak pernah bimbang atas keputusanku, tapi jujur saja, saat ini aku benar-benar kebingungan.
— Kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan, Spencer. Kau hanya masih ketakutan.
— Yaa! Aku bukan penakut!Berani-beraninya suara jelek itu menuduhku takut.
— Kau ketakutan, Spencer. Aku mengenalmu begitu baik. Dan saat ini yang kau takutkan adalah perihal Jisung, bukan?
Ya, kau benar. Itu ketakutan terbesarku hingga jantungku gemetar membayangkannya.
— Satu hal yang perlu kau tahu, Spencer. Ketika kau melakukan penggabungan, kau tidak lenyap, kau hanya melebur dengan dirimu yang lain dan merasakan dunia menjadi semakin nyata.
— Kau mau bilang bahwa Hyukjae dan mereka semua adalah aku yang lain? Omong kosong macam apa itu?
— Kau adalah satu-satunya yang paling menyadari bahwa kalian adalah satu, Spencer.Kalimat itu menamparku. Benar, aku tahu aku dan yang lainnya adalah satu, aku hanya selalu menyangkal fakta itu karena aku selalu percaya akulah yang paling kuat di antara mereka.
Lalu bayangan Jisung kembali lewat ketika sedetik aku tercenung.
— Kau sangat mencintai anakmu, ya?
— Aku rela mati untuknya.Suara itu kemudian terkikik gemas.
— Aku sangat menyukai dirimu, Spencer. Kau adalah yang paling pemberontak di antara yang lainnya, tapi kau juga yang punya sisi keayahan paling kuat di banding yang lainnya. Kau pasti ayah yang sangat baik.
— Aku akan menjadi apapun untuk Jisung.
— Aku tahu. Dan kau berhasil melakukannya sejauh ini.Aku sudah ribuan kali mempertanyakan hal ini kepada diriku sendiri, namun ku rasa aku benar-benar butuh jawaban dari seseorang. Dengan takut-takut dan ragu, aku melontarkannya.
— Apa aku akan tetap bertemu Jisung jika aku melakukan penggabungan?
— Tentu saja, bukankah justru itu akan menjadi jalan yang lebih mudah? Kau bisa dinyatakan sembuh dan mungkin saja bisa mendapatkan sedikit hak asuhmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. D and Fourth Lee [ HaeHyuk ]
FanfictionLee Hyukjae-bercerai dari suaminya, karena sang suami menganggap ia pembohong dan penyakitan, ia memutuskan untuk berobat ke psikiater ketika mulai menyadari ada yang salah terhadap dirinya. Setelah di diagnosa, ternyata ia mengidap gangguan multi k...